SURYA.CO.ID, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur memastikan Jawa Timur siap menyambut 8,5 juta wisatawan yang dipredikasi akan berkunjung pada 1.464 destinasi wisata yang ada di Jatim selama momen liburan natal dan tahun baru 2026.
Kesiapan itu dipastikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur Evy Afianasari dalam wawancara eksklusif bersama Harian Surya, Minggu (21/12/2025).
Ia menjelaskan bahwa saat ini Jawa Timur memiliki 1.464 Daya Tarik Wisata (DTW). Yang terdiri dari 610 daya tarik wisata alam, 473 daya tarik wisata buatan, dan 381 daya tarik wisata budaya.
Baca juga: Terminal Purabaya Cek Keselamatan Armada Bus Jelang Libur Natal dan Tahun Baru
Sejauh ini kunjungan wisatawan ke Provinsi Jawa Timur pada tahun 2025 berdasarkan data BPS sementara sampai dengan Oktober Mobile Positioning Data (MPD) mencapai 181.018.613 Juta pergerakan. Angka ini dikatakan Evy menjadi angka kunjungan wisatawan tertinggi di Indonesia.
“Kalau dari rapat terakhir bersama Dinas Perhubungan dan Polda Jatim, jumlah warga Jatim yang bergerak masuk ke Jatim ada 16 juta. Namun prediksinya yang akan berwisata ke destinasi wisata ada sekitar 8,5 juta,” tegasnya.
“Inilah yang harus kita antisipasi bersama. Bahwa wisatawan yang berwisata ke Jatim harus aman, nyaman dan berkesan,” imbuhnya.
Karenanya, menyambut libur natal dan tahun baru 2026, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah menerbitkan Surat Edaran No 500.13.2/4269/118.5/2025 untuk menyiapkan penyelenggaraan kegiatan pariwisata di masa libur natal 2025 dan tahun 2026.
Surat edaran itu sudah diikirimkan pada seluruh Bupati dan Wali Kota Se Jawa Timur serta pada seluruh Ketua Asosiasi Usaha Pariwisata dan Pelaku Usaha pariwisata Se-Jawa Timur.
Baca juga: Penumpang KA Mojokerto Naik Awal Libur Nataru, Tercatat 3.901 Selama 18-21 Desember 2025
Bahwa seluruh elemen tersebut berkewajiban untuk memberikan jaminan kegiatan wisata yang ditawarkan harus aman, tertib, bersih, dan nyaman bagi wisatawan.
“Dalam SE yang kita sebarnya tersebut, Ibu Gubernur memberikan imbauan bahwa memang liburan nataru ini berbarengan jelang puncak musim hujan. Bahwa keamanan dan kenyamanan wisatawan tidak hanya menjadi tanggung jawab pelaku usaha pariwisata, tapi semua elemen,” tegasnya.
“Sehingga perlu ada kesadaran kolektif untuk menjadikan aspek keselamatan sebagai standar dan aturan yang menjadi acuan bagi pelaku usaha pariwisata maupun bagi wisatawan saat berwisata,” imbuh Evy.
Guna mewujudkan kegiatan wisata yang aman, nyaman dan menyenangkan pada libur nataru kali ini maka Bupati, dan Walikota dihimbau agar mereka memastikan penerapan standar cleanliness, health, safety, dan environment sustainability Nomor 9042 Tahun 2021 pada destinasi pariwisata, usaha pariwisata, penyediaan akomodasi, makan dan minum, cendera mata, penyelenggara kegiatan dan usaha lainnya yang mendukung kegiatan berwisata.
Mereka juga diminta untuk memastikan penerapan Standar Usaha Pariwisata Berbasis Risiko sesuai dengan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 6 Tahun 2025 tentang Standar Kegiatan Usaha, Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan, dan Sanksi Administratif pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Pariwisata.
Serta diimbau melakukan persiapan koordinasi dengan pihak terkait di daerah masing-masing seperti pengelola destinasi pariwisata, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), rumah sakit, Palang Merah Indonesia (PMI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
“Pengamanan dan perencanaan mitigasi bencana di lokasi wisata harus diperketat. Dan di setiap destinasi wisata harus disertakan informasi yang jelas terkait risiko aktivitas wisata yang akan dilakukan. Arus evakuasi dan lain-lain harus jelas disampaikan lewat pusat-pusat informasi,” tegasnya.
Di sisi lain, Evy juga menjelaskan bahwa peningkatan kunjungan wisatawan diperkirakan akan dimulai sejak libur nasional/cuti bersama yang bersambung dengan akhir pekan pada tanggal 25-28 Desember 2025.
“Puncak kunjungan wisatawan diprediksi terjadi pada tanggal 1 Januari 2026 seperti halnya tahun lalu,” kata Evy.
“Pergerakan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara dalam jumlah besar di momen libur nataru ini kita harapkan berdampak positif pada meningkatnya okupansi pada akomodasi seperti, hotel, resort, homestay, dan penginapan lainnya di daerah,” ujarnya.
UMKM, restoran, cafe dan lainnya tentunya juga akan terdampak dengan adanya peningkatan jumlah wisatawan. Uang yang dibelanjakan wisatawan ini akan berputar dan mendongkran pertumbuhan ekonomi daerah.
“Seluruh upaya pengawasan terus kita lakukan dan saya juga terus keliling ini untuk meninjau destinasi-destinasi di Jatim. Untuk memastikan seluruh wisatawan yang liburan di Jatim, aman, nyaman dan juga berkesan,” pungkas Evy.