Viral Terpopuler: Kisah Becak Listrik dari Prabowo Ditarik Paksa oleh BUMDes - Gedung Polsek Dibakar
December 22, 2025 03:14 PM

 

Mulai dari becak listrik dari Prabowo ditarik paksa di tengah jalan.

Hingga kronologi warga bakar Polsek.

Baca juga: Akhir Kasus Becak Bantuan Prabowo Ditarik Lagi dari Daklan sang Penerima, 2 Orang Lain Bernasib Beda

Becak dari Prabowo ditarik paksa oleh BUMDes

Daklan (57), tukang becak di Desa Padakaton, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah mengaku kecewa soal bantuan becak listrik yang sebelumnya ia terima dari Presiden Prabowo Subianto.

Pasalnya, becak itu ditarik paksa di tengah jalan, padahal ia akan membawanya pulang.

Atas peristiwa ini, Ketua BUMDes Mekar Jaya mengungkap alasannya.

Ia khawatir ada kecemburuan.

Baca juga: Ratusan Becak Listrik Prabowo Disalurkan untuk Lansia di Jember

Melansir dari TribunBanyumas, peristiwa penarikan becak listrik dialami Daklan pada 6 Desember 2025.

Seharusnya, hari itu menjadi hari paling membahagiakan baginya.

Ia terpilih menjadi salah satu penerima bantuan becak listrik langsung dari Presiden Prabowo Subianto.

Namun, euforia itu hanya bertahan seumur jagung.

Kebahagiaan Daklan meredup seketika saat hadiah yang sudah di depan mata itu "diambil paksa" untuk disimpan oleh pihak Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mekar Jaya.

Kronologi Kejadian

Daklan menuturkan kronologi yang membuatnya bingung.

Awalnya, ia diundang oleh Ketua BUMDes, Suherman, untuk mengambil unit becak tersebut di Pendopo Brebes.

"Saya awalnya yang mengundang Pak Herman Ketua BUMDes, terus saya dapat becak listrik dari Islamic Centre ke pendopo," kenang Daklan, Kamis (18/12/2025).

Setelah seremonial selesai, dengan hati berbunga-bunga, Daklan mencoba mengendarai becak listrik barunya pulang. Namun, di tengah perjalanan, ia dihentikan.

Becak canggih itu diminta berhenti dan dinaikkan ke mobil pengangkut.

"Terus saya naiki, sampai di tengah jalan ternyata saya suruh berhenti dan becak di naikan mobil sama Pak Daklan," ujarnya dengan nada kecewa.


Sesampainya di desa, becak tersebut tidak diantar ke rumah Daklan, melainkan dimasukkan ke kantor BUMDes.

Alasannya membuat Daklan tak berkutik: becak itu diklaim sebagai aset milik BUMDes.

"Setelah sampai di desa kemudian masukan, alasannya karena becak milik BUMDes. Yang bilang Pak Herman," tuturnya.

Kini, becak listrik itu tersimpan rapi di gudang TPS 3R bersama dua unit lainnya milik penerima lain, Muhtadi (55) dan Sudrajat (65).

Daklan yang hanya rakyat kecil mengaku takut untuk sekadar bertanya nasib haknya tersebut.

"Becaknya sampai saat ini masih di kantor BUMDes, saya takut gak berani menanyakan. Alasannya gaboleh," ucapnya lirih.

Kekecewaan Daklan begitu mendalam.

Ia merasa dipermainkan.

"Kalau tahu becak itu bukan untuk saya, saya tidak mau meskipun dikasih seratus ribu rupiah," tandasnya.

Penjelasan BUMDes

Merespons polemik ini, Ketua BUMDes Mekar Jaya, Suherman (44), menampik tuduhan bahwa pihaknya mengambil hak warga.

Menurutnya, ini hanyalah masalah penitipan sementara demi menjaga kondusivitas desa.

"Diterima BUMDes itu tidak. Saat ini posisinya ada di gedung TPS 3R karena lokasinya bisa untuk garasi, untuk transit sementara," dalih Herman.

Ia menjelaskan bahwa proses pembagian bantuan yang serba mendadak dikhawatirkan memicu kecemburuan sosial di masyarakat jika becak tersebut langsung dibawa pulang penerima tanpa sosialisasi.

"Malam ditelpon, paginya harus berangkat ke sana. Setelah dibawa pulang, langsung ramai. Tidak ada woro-woro kalau ada bantuan ini," ungkapnya.

Herman menegaskan bahwa becak-becak tersebut masih aman di gudang dan belum ada warga yang datang memintanya. Pihaknya berjanji akan menyerahkan unit tersebut jika situasi dinilai sudah aman.

"Sampai hari ini, becak listrik masih di gudang. Tidak ada satupun yang datang ke saya untuk meminta itu. Secepatnya kami akan meyerahkan becak listrik bantuan tersebut ke masyarakat, melihat kondusifitas ditengah masyarakat," pungkasnya.

Baca juga: Hamidi Tukang Becak di Jombang Semringah Dapat Bantuan Becak Listrik dari Presiden Prabowo

Sementara itu selain Daklan, Takril (65), juga menjadi satu dari 100 penerima manfaat yang mendapatkan bantuan becak listrik dari Prabowo Subianto. 

==> Baca selengkapnya

Sosok Fadli Zon, Menteri Kebudayaan yang dituding lecehkan adat

Sosok Fadli Zon, Menteri Kebudayaan yang dituding melakukan pelecehan adat.

Tudingan itu disampaikan oleh Penghageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta Pakubuwono XIV Purboyo, GKR Panembahan Timoer Rumbai.

Menurut GKR Timoer, Fadli Zon melakukan pelecehan adat karena menaiki tempat sakral yang bernama Panggung Songgo Buwono.

Tempat itu dinaiki oleh Fadli Zon dan sejumlah orang lainnya.

Baca juga: Sosok GKR Timoer, Anak Sulung Pakubuwono XIII yang Menolak Penobatan KGPH Hangabehi Jadi Raja Solo

Menurut GKR Timoer, tidak semua orang bisa naik ke panggung tersebut.

Tidak semua orang bisa naik ke Panggung Songgo Buwono.

Hanya raja Keraton Surakarta dan orang-orang tertentu saja.

“Setahu kami itu tempat sakral, yang dipergunakan hanya untuk raja dan orang-orang yang sudah disumpah raja untuk melakukan upacara adat,” katanya, dikutip dari TribunSolo.com, Minggu (21/12/2025).

Perlu diketahui, Fadli Zon naik ke Panggung Songgo Buwono usai peresmian revitalisasi di Keraton Kasunanan Surakarta, Selasa (16/12/2025) malam lalu.

GKR Timoer mengaku, pihaknya tidak diajak diskusi perihal acara itu.

“Kalau yang Songgo Buwono kami tidak diajak rembugan. Mereka akan naik. Menurut saya itu pelecehan. Pelecehan adat," tegasnya.

Pernyataan berbeda disampaikan Pakubuwono XIV Hangabehi.

Ia menegaskan, kehadiran Fadli Zon di Panggung Songgo Buwono, sudah sesuai aturan.

Sinuhun Hangabehi juga memastikan sudah ada izin dari pihak Keraton Solo.

"Nggak ada pelecehan adat. Itu sudah ada sumpahnya dulu. Waktu pembangunan juga ada wilujengan izin ke atas,” tuturnya, dikutip dari TribunSolo.com.

Profil Fadli Zon

Dirangkum dari fadli-zon.com, Fadli Zon lahir di  Jakarta, 1 Juni 1971 silam. Ia kini berusia 54 tahun.

Meski lahir di Ibu Kota, anak pasangan Zon Harjo dan Ellyda Yatim dibesarkan di Desa Cisarua, Bogor, Jawa Barat.

Jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Fadli Zon tempuh di Bogor.

Sementara Sekolah Menengah Akhir (SMA) dan kuliah S1, dirinya merantau ke Jakarta.

Fadli Zon juga pernah mencicipi pendidikan di luar negeri.

Berikut riwayat pendidikan lengkapnya:

SD Cibeureum, Cisarua, Bogor

SMP di Gadog, Bogor dan Jakarta 

SMA Negeri 31, Jakarta Timur 

Ia kemudian mendapat beasiswa dari AFS (American Field Service) ke San Antonio, Texas, Amerika Serikat.

Program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) 

Master of Science (M.Sc) Development Studies dari The London School of Economics and Political Science (LSE) Inggris 

S3 di Program Studi Sejarah FIB UI

Karier dari Jurnalis hingga Wakil Rakyat

Fadli Zon mengawali kariernya sebagai seorang aktivis saat masih kuliah di era 1990-an.

==> Baca selengkapnya

Warga bakar polsek

Peristiwa berubah ricuh setelah massa datang ke Polsek Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara kemudian meluapkan kemarahan.

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (20/12/2025) siang.

Warga yang marah kemudian membakar gedung Polsek.

Kebakaran itu berasal dari sepeda motor yang dibakar warga menjulur hingga mengenai sebagian atap gedung polsek.

Baca juga: Alasan Rahman Masuk Polsek Cari Maling Motornya, Singgung Kesulitan Polisi Mengungkap Kasus

Dikutip dari Tribun Medan (Tribun Network), pembakaran tersebut diawali dari aksi sweeping yang dilakukan oleh warga, mayoritas ibu-ibu, di Desa Singkuang pada Jumat (19/12/2025).

Warga mencurigai adanya peredaran narkoba di wilayah tersebut dan menangkap seorang pria yang diduga sebagai bandar narkoba.

Pria tersebut kemudian diserahkan ke Polsek Muara Batang Gadis oleh warga.

Namun, kabar beredar bahwa pria tersebut dilepaskan oleh pihak kepolisian. 

Kabar tersebut akhirnya memicu kemarahan dan kekecewaan warga.

Warga sempat memblokir jalan penghubung Singkuang–Natal, sebelum kejadian pembakaran sepeda motor di Polsek Muara Batang Gadis.

Selain itu, mobil dinas polisi juga digulingkan oleh massa.

Polres Mandailing Natal (Madina) melakukan langkah penanganan situasi serta evaluasi menyeluruh menyusul terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Polsek Muara Batang Gadis, pada Sabtu (20/12/2025).

Penjelasan Polisi

Peristiwa tersebut bermula dari kesalahpahaman di tengah masyarakat Desa Singkuang I dan Desa Singkuang II terkait informasi penanganan seorang warga bernama Romadon, yang sebelumnya diamankan dalam dugaan tindak pidana narkotika jenis sabu sabu. 

Berdasarkan fakta, yang bersangkutan diamankan pada hari Jumat (19/12/2025) sekitar pukul 16.30 WIB dan selanjutnya tidak berada di tempat penahanan sehingga dilakukan upaya pencarian oleh jajaran kepolisian.

==> Baca selengkapnya

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.