TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Mata sepet, perih, dan lelah sering dirasakan oleh masyarakat, terutama yang sering berada di ruangan ber-AC atau menatap layar komputer dalam waktu yang lama.
Dokter di Sedayu General Hospital, dr. Rachmadsyah Ramadhan mengatakan kondisi mata perih dan sepet merupakan gejala mata kering atau dry eyes syndrome.
Kondisi ini tidak bisa dibiarkan terus, pasalnya dapat menyebabkan mata rentan mengalami infeksi.
"Kemudian mata jadi lebih terluka, bisa sampai abrasi bagian lapisan matanya, sehingga bisa mengganggu penglihatan. Ketika gangguan penglihatannya berkurang, otomatis akan mengurangi kualitas hidup dari orang tersebut," katanya saat melakukan pemeriksaan mata gratis di booth Insto Dry Eyes di Sleman City Hall, Minggu (21/12/2025).
Pihaknya memeriksa hampir 100 pasien per hari dalam acara pemeriksaan gratis tersebut. Sekitar 50 persen pasien yang memeriksakan diri mengalami gejala mata kering.
Mengingat tingginya risiko mata kering yang dialami masyarakat, ia menilai edukasi sangat diperlukan, agar masyarakat dapat melakukan langkah preventif.
"Dengan adanya event Insto ini bisa memberikan edukasi, men-screening masyarakat sekitar. Supaya nanti masyarakat bisa melakukan langkah-langkah preventif," ujarnya.
Ia juga memberikan tips untuk menghindari gejala mata kering, seperti menggunakan kacamata saat berkendara atau di daerah berpasir.
Masyarakat juga menerapkan aturan 20:20:20, yaitu menatap layar komputer atau gawai 20 menit, kemudian istirahat 20 detik, dan menatap jarak jauh sejauh 20 kaki atau 6 meter.
Sementara itu, pasien pemeriksaan mata Insto, Noviana (27) mengaku sering mengalami mata perih dan sepet. Itulah sebabnya ia tertarik melakukan pemeriksaan mata.
"Secara umum kondisi matanya baik. Mata perih dan sepet karena memang sering menatap komputer, karena urusan pekerjaan. Terus aku kan pakai maskara, nah maskaranya itu ada yang jatuh ke bawah (masuk ke mata) jadi harus dibersihin biar tidak menimbulkan penyumbatan," imbuhnya. (maw)