TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kasus tewasnya anak petinggi PKS di Cilegon, Banten masih menyisakan tanda tanya.
Eks Kabareskrim Komjen Pol (Purn) Susno Dudji mengungkap dugaan motif di balik pembunuhan tersebut.
Arah penyelidikan menguat pada dugaan dendam terhadap keluarga korban.
Baca juga: Fakta Baru Kasus Dosen Untag Semarang Tewas, AKBP Basuki Tersangka, Hasil Autopsi Masih Misteri
22 luka tusukan menjadi petunjuk bagi eks Kabareskrim Komjen Pol (Purn) Susno Dudji dalam membaca motif di balik pembunuhan MAHM alias A (9), putra petinggi PKS Cilegon, Maman Suherman.
Seperti diketahui, A tewas mengenaskan di rumah mewah Perumahan Bukit Baja Sejahtera (BBS), Kota Cilegon, Banten, Selasa (16/12/2025).
Kasi Humas Polres Cilegon AKP Sigit Darmawan mengatakan ada total 22 luka di tubuh A.
Polisi belum menemukan barang hilang dalam peristiwa pembunuhan di rumah mewah itu.
"Saya menyimpulkan bahwa itu ada semacam dendam ya," kata Susno dikutip dari tayangan Youtube Kompas.TV, Sabtu (20/12/2025).
Susno menuturkan bila pelaku hanya ingin membunuh korban maka tidak perlu banyak melukai.
Namun, melihat banyaknya tusukan dan luka di tubuh korban maka Jenderal Bintang Tiga itu menilai adanya dendam yang besar.
"Dilakukan terhadap anak-anak ini berarti dendam yang sedemikian besar kepada pihak keluarganya. Kalau anak itu kita tidak tahu gitu," kata Susno.
Tetapi, Susno juga meminta polisi untuk mengungkap kepribadian korban antara lain rekan-rekan korban.
Mengenai dugaan orang dekat, menurut Susno segala kemungkinan bisa saja terjadi.
Pelaku, kata Susno, bisa orang dekat atau tidak. Polri, lanjutnya, harus dapat mengungkap latar belakang, keluarga, orangtua hingga asisten rumah tangga (ART).
"Itu harus diungkap semua. Jadi kita baru bisa menyimpulkan bisa saja ini misalnya orang terdekat gitu latar belakangnya ya dendam apa atau sakit hati apa untuk apa," kata Susno.
"Tapi tidak boleh langsung diungkapkan wah ini orang terdekat. Jangan. Karena Polri wajib menyidik dengan mengumpulkan alat bukti. Alat bukti itulah yang akan menyimpulkan pada pada suatu kesimpulan," sambungnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Advokasi PKS Nurul Amalia mengaku belum bisa menyampaikan secara mendetail mengenai kronologi kasus tersebut.
"Jadi selama ini juga pihak kepolisian belum menyampaikan ya motifnya dan lain-lain. Jadi saya pikir saya belum bisa menyampaikan terkait fakta-fakta itu," katanya.
Sosok A sendiri, sebagai murid, dikenal berperilaku baik, ceria, mudah bergaul, dan aktif mengikuti kegiatan sekolah.
“Kesehariannya itu, alhamdulillah Ananda itu termasuk alim ya, perilakunya juga bagus, akhlaknya bagus, kemudian ceria, kemudian main bersama dengan teman-temannya,” ujar Kepala SD tempat A bersekolah, Ridwan Arifin, Kamis (18/12/2025).
Ia menyebut A aktif dalam kegiatan Pramuka dan selalu menunjukkan antusiasme tinggi.
“Setelah Pesta Siaga dan Pesta Penggalang, dia bilang ke pelatihnya, ‘Kak, ada Pramuka lagi kapan? Saya sudah siap nih untuk ikut lagi,’” katanya.
Dalam bidang akademik, A juga tergolong berprestasi.
“Ananda itu di kelas termasuk peringkat 10 besar. Disukai teman-temannya karena sering berbagi,” ungkap Ridwan.
Selain itu, A sempat menyampaikan keinginan mengikuti les musik, meski belum sempat terwujud.
“Dia bilang mau ikut les drum atau piano,” tuturnya.
(TribunNewsmaker.com/TribunJakarta.com)