Empat Jenazah Korban Bus Kecelakaan di Tol Krapyak Dipulangkan, Mayoritas ke Boyolali
December 22, 2025 03:50 PM

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Duka akibat kecelakaan bus di Tol Krapyak tak hanya menyelimuti Suratno dan putrinya, Lufi.

Musibah yang sama juga menimpa keluarga besar mereka dari Boyolali.


Yayan Nur Prasetyo (26), warga Banyudono, Boyolali, mengaku baru mengetahui kabar kecelakaan tersebut pada Senin pagi, sekitar pukul 07.00 WIB.


“Kemungkinan jam tujuh lebih, Sekitar jam tujuh pagi itu baru dikabari sama saudara,” ujar Yayan saat ditemui di RSUP dr. Kariadi, Senin (22/12/2025).


Yayan datang dari Boyolali setelah mendengar kabar bus terguling di wilayah Semarang. 


Kabar itu langsung membuatnya dan keluarga gelisah, sebab paman dan sepupunya diketahui tengah dalam perjalanan pulang dari Karawang.


“Keluarga yang jadi korban itu Pak lek (paman) saya, namanya Sugimo, sama anaknya, Anis,” katanya.

Baca juga: Kecelakaan Bus Cahaya Trans di Tol Krapyak, Jasa Raharja Pastikan Santunan Korban Rp50 Juta

Baca juga: Berikut Ini Daftar Lengkap 16 Korban Meninggal Dunia dan 17 Selamat Kecelakaan Maut di Tol Krapyak

Baca juga: "Sopirnya Masih Muda, Orang Padang" Begini Kondisi Sopir Bus Kecelakaan Maut di Tol Krapyak Semarang

Baca juga: Cerita Korban Selamat Bus Cahaya Trans di Tol Krapyak Semarang, Belokan Malah Tambah Kencang


Menurut Yayan, Sugimo dan Anis sebelumnya pergi ke Karawang bersama dengan istri dari Suranto untuk menjenguk ponakan yang baru melahirkan. 


Mereka berada di Jakarta sekitar dua hari sebelum akhirnya memutuskan pulang ke kampung halaman.


“Rencananya ke Jakarta, mau jenguk ponakan yang lahiran. Habis itu pulang,” jelasnya.


Namun sejak sebelum subuh, keluarga kehilangan kontak. Padahal, menurut Yayan, jika perjalanan lancar, bus seharusnya sudah mendekati Semarang saat waktu subuh.


“Sebelum subuhan itu sudah enggak ada kabar. Harusnya kalau sampai sini (Semarang) ya kurang lebih pas subuh,” ungkapnya.


Tidak ada pesan lanjutan, tidak ada telepon masuk. Hingga akhirnya kabar kecelakaan bus di Tol Krapyak tersebar. 


Sejak itu, Yayan dan keluarga mulai mencari informasi dan mendatangi rumah sakit.


Kontak terakhir yang diterima keluarga hanyalah pesan suara atau voice note yang dikirim Sugimo kepada anak pertamanya.


“Cuma notif suara saja. VN. Isinya intinya mau perjalanan pulang,” kata Yayan lirih.


Yayan juga mengungkapkan bahwa dirinya masih memiliki hubungan keluarga dengan Suratno dan Lufi, yang lebih dulu datang ke RS Kariadi.


“Itu masih saudara juga. Saudara jauh,” katanya.


Musibah ini pun menjadi pukulan berlapis bagi keluarga besar. 


Selain kehilangan Sugimo dan Anis, Yayan menyebut kecelakaan tersebut menimpa saudara besarnya sekaligus.


Sementara itu, Staf Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Dhofar, memastikan total korban meninggal dunia dalam kecelakaan bus tersebut mencapai 16 orang.


“Satu korban meninggal di RSUD dr. Adhyatma Tugurejo dan 15 korban meninggal di RSUP dr. Kariadi,” jelasnya.


Ia menyebutkan, hingga Senin siang, empat jenazah telah diproses dan diantar ke rumah duka, termasuk korban asal Boyolali.


“Yang sudah diantar ada empat orang. Bapak Sriwono dari Klaten, Ibu Ngatiyem dari Boyolali, Bapak Sugimo dari Boyolali, dan Anis Munandar dari Boyolali yang merupakan anak dari Sugimo,” katanya.


Pihak rumah sakit dan forensik menargetkan seluruh proses identifikasi dan pemulangan jenazah rampung hari ini.


“Target hari ini bisa selesai semua dan diantar ke rumah duka masing-masing,” pungkasnya. (Rad)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.