Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Peringatan Hari Ibu Plt Bupati Ponorogo Lisdyarita sudah bersiap-siap di rumah dinasnya, Jalan Trunojoyo, Kelurahan Tambakbayan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim, Senin (22/12/2025) ini.
Bunda Lisdyarita—sapaan akrab—Plt Bupati Ponorogo Lisdyarita harus bersiap lebih pagi.
Lantaran akan mengawali hari dengan upacara Hari Ibu ke 97 di halaman Pendopo Pemkab Ponorogo. Namun, sebelum bersiap-siap, terlihat tetap mempersiapkan semua keperluan sang anak yang masih bersekolah.
Disempatkan untuk sarapan bersama, bercerita bersama sebelum mengawali hari.
Di balik padatnya agenda pemerintahan dan tanggung jawab besar sebagai Plt Bupati Ponorogo, Lisdyarita tetap menempatkan satu peran yang tak pernah dia lepaskan: seorang ibu.
Baca juga: Nuansa Hari Ibu ke-97 di Ponorogo, dari Pemimpin Upacara hingga Pemecut Jaran Thik Semuanya Wanita
Dia menjalani hari-harinya dengan dua dunia yang berjalan beriringan—mengabdi untuk masyarakat sekaligus merawat keluarga.
Momentum Hari Ibu, 22 Desember, menjadi ruang refleksi baginya, tentang makna keseimbangan peran perempuan.
“Saya memang Plt Bupati, namun tidak lantas menghapus kewajiban sebagai ibu di rumah,” ungkap Bunda Lisdyarita—sapaan akrab—Plt Bupati Ponorogo, Lisdyarita.
Baca juga: 20 Pesan Manis dalam Bahasa Inggris untuk Ucapan Selamat Hari Ibu 2025, Lengkap dengan Terjemahannya
Dengan dua anak, salah satunya masih duduk di bangku SMA, Bunda Lisdyarita mengaku tetap menyediakan waktu untuk mendengar cerita, menjadi tempat curhat, dan memastikan kehadirannya dirasakan oleh keluarga.
“Memang tidak mudah, tetapi di sela kesibukan saya kerap menyempatkan pulang ke rumah sekadar makan bersama. Atau malam hari sebelum tidur mendengar cerita anak,” kisahnya
Menurutnya, kualitas waktu jauh lebih penting daripada lamanya kebersamaan. Sebagai sesama perempuan, Bunda Lisdyarita memahami betul beban ganda yang kerap dipikul kaum ibu.
“Bahwa bahwa peran ibu tidak sebatas urusan domestik. Ibu adalah tiang utama keluarga—penentu arah, penjaga keharmonisan, sekaligus sumber kekuatan,” tambahnya.
Bunda Lisdyarita memandang peran ibu sangat strategis dalam menyiapkan generasi masa depan Ponorogo. Mulai dari memastikan kesehatan dan kecukupan gizi anak, hingga menjaga ketahanan mental keluarga. Ibu juga menjadi garda terdepan dalam mencegah stunting dan membentuk karakter anak sejak dini.
“Hari Ibu pun menjadi pengingat bahwa sebesar apa pun peran di ruang publik, kehadiran seorang ibu di tengah keluarga tetap tak tergantikan,” pungkasnya.
Profil Bunda Lisdyarita
Bunda Lisdyarita awalnya seorang pengusaha sebelum terjun di politik. Masa kecilnya di Jakarta dimanfaatkan untuk berjualan.
Selepas kuliah, dia berkarier di dunia perbankan.Tercatat Bunda Lisdyarita bekerja di Bank Mashil sebagai Head Teller dan di Bank BII atau Maybank sebagai Account Officer.
Kemudian berjodoh dengan suaminya, Agus Kholik. Keduanya mengembangkan usaha bidang penjualan daging.Lalu diminta untuk kembali ke Ponorogo oleh mertua.
Di bumi reog, usahanya semakin berkembang.
Dia dan suami kemudian membuat Rumah Potong Hewan (RPH) yang menjadikan RPH terbesar di Ponorogo.
Hingga, ada permintaan dari sang mertua untuk mengikuti jejaknya menjadi anggota legislatif. Saat mengawali karir, Bunda Lisdyarita sebagai Ketua DPD Partai Perindo Ponorogo.
Saat Pileg 2019 lalu, Bunda Lisdyarita maju mencalonkan sebagai anggota DPR RI Dapil VII. Namun perolehan suara partai yang mengusungnya ini tidak memenuhi persyaratan sehingga Lisdyarita gagal melaju ke Senayan.
Gagal bertarung dalam Pileg, Bunda Lisdyarita kemudian dipinang oleh PDI Perjuangan.
Kemudian digandengkan dengan Sugiri Sancoko maju dalam kontestasi Pilkada 2020.
Keinginannya untuk membawa Ponorogo lebih baik lagi sangat kuat.
Pasangan Sugiri Sancoko-Lisdyarita pun melanjutkan kepimpinanya pada 2025 ini. Hanya saja Sugiri Sancoko terjaring OTT KPK, dan membawa Lisdyarita sebagai Plt Bupati Ponorogo.