Breaking News: Polisi Tangkap 9 Pelaku Pembunuhan di PETI Ratatotok Mitra, Masih Ada yang Dikejar
December 22, 2025 09:12 PM

TRIBUNMANADO.CO.ID, RATAHAN - Polres Minahasa Tenggara (Mitra), akhirnya menangkap sembilan pelaku kasus pembunuhan di pertambangan emas tanpa izin (PETI), Kebun Raya, Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Mitra.

Meskipun sudah ditetapkan sebagai tersangka, namun Polres Mitra masih bungkam soal identitas para tersangka.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Sulawesi Utara (Sulut) AKBP Suryadi mengatakan ada 12 terduga pelaku yang ditangkap.

Namun dari 12 terduga pelaku tersebut, sembilan orang yang ditetapkan sebagai tersangka.

"Jadi sudah ada sembilan tersangka yang kami tetapkan," ungkapnya, Senin 22 Desember 2025.

Meski demikian, ia menegaskan masih ada beberapa pelaku yang dalam pengejaran.

"Masih ada yang kami kejar.

Jadi tetap akan diusut tuntas," ungkapnya.

Sementara itu, identitas dari para tersangka belum dibeberkan oleh Polres Mitra.

Kasat Reskrim Polres Mitra AKP Lutfi Arinugraha Pratama mengatakan belum bisa membeberkan identitas para pelaku.

"Jangan dulu, karena masih pengembangan," tegasnya.

Sebelumnya diketahui, Kericuhan terjadi lagi di lokasi PETI Kebun Raya, Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Mitra, 

Bahkan, tiga orang penambang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut. 

Ketiga korban terinformasi berasal dari Kecamatan Belang dan Ratatotok.

Kasat Samaptha Polres Mitra Iptu Ferry Salu ketika dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut.

Ia menyebutkan ketiga korban saat ini sudah dievakuasi ke rumah sakit.

Dirinya menuturkan, saat patroli mereka mendapatkan informasi terkait kericuhan tersebut.

"Saat kami patroli, ada info kalau kericuhan terjadi di lokasi pertambangan Kebun Raya Megawati," ungkapnya.

"Ketika kami tiba, sudah ada tiga orang korban," tuturnya.

Perwira dua balok tersebut menuturkan ia dan anggotanya langsung membantu upaya evakuasi.

Polda Sulut dan Polres Mitra sempat melakukan penertiban aktivitas PETI di Kebun Raya Ratatotok.

Namun meski sudah dilakukan penertiban, aktivitas PETI masih terus berlangsung secara diam-diam.

Bahkan alat berat yang sempat diturunkan kembali dinaikkan ke Kebun Raya Ratatotok Mitra.

Aktivitas pertambangan di Ratatotok memang sudah tak terbendung.

Kecamatan yang jaraknya sekitar 96 kilometer dari kota Manado sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Ratatotok memang dikenal dengan daerah penghasil emas di Sulut. 

60 persen warga di Kabupaten Mitra bekerja sebagai penambang di tambang Ratatotok.

Kesaksian Yamin

Yamin coba bersikap tabah. 

Tapi sesekali pertahanan emosinya jebol. 

Matanya berkaca - kaca. 

Pria asal Belang, Kabupaten Mitra, provinsi Sulut ini, baru saja beroleh ujian berat. 

Ia diserang oleh sekelompok orang dengan senapan di lokasi pertambangan kebun raya Ratatotok, Mitra, Sabtu (20/12/2025). 

Sebanyak tiga orang tewas. Semuanya adalah kerabatnya. 

Sang istri Anisa Mamonto mengalami luka di kaki dan dagu. 

Sang istri kini dirawat di RS Kandou Manado. 

"Sekarang lagi tunggu operasi," kata dia kepada Tribun manado di lobi RS Prof Kandou di Kelurahan Malalayang, Kecamatan Malalayang, kota Manado, provinsi Sulut, Minggu (21/12/2025). 

Ia berharap operasi tersebut sukses dan sang istri sembuh. 

Yamin menceritakan kronologis penembakan itu. 

Ia mengaku sudah dapat ancaman sehari sebelumnya. 

"Ada yang katakan nanti ada kado," katanya. 

Dia bercerita, Sabtu siang, datang sekelompok orang menyerang daseng tempat mereka. 

Melihat tembakan deras, ia sempat keluar dan mengangkat tangan. 

"Saya katakan di sini ada perempuan," kata dia. 

Tapi tembakan terus berdatangan. Saat tengah berlindung, dirinya mendengar suara seorang rekannya. 

"Dia katakan saya kena, dan dia akhirnya wafat," kata dia. 

Sibuk mengurus rekannya, Yamin belakangan sadar sang istri tertembak. Dibekapnya sang istri.

"Saya lantas teriak, istri saya kena dan mereka pun teriak bawa saja," katanya. 

Hujan turun tak berapa lama setelah serangan itu. 

Dia pun menggendong sang istri yang  sudah terluka di tengah hujan deras. 

Mengenai para penyerang, ia melihat ada di antara mereka bawa semacam tabung dan benda mirip teleskop. 

Ia mengaku juga tertembak di dada.

"Tapi tak luka serius," kata dia. 

Ia mengatakan, Bupati Mitra membantu biaya pengobatan istrinya. 

"Dari pak Bupati membantu biaya pengobatan istri saya," katanya. 

Dirinya berharap para pelaku penembakan dapat ditangkap untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka. 

Anisa Mamonto (57), warga Belang, Kabupaten Mitra, provinsi Sulut, salah satu korban penembakan di lokasi Kebun Raya Ratatotok, Mitra, jalani perawatan intensif di RS Prof Kandou, Manado, Minggu (21/12/2025). 

Korban sebelumnya dirawat di RS Ratarotok, Buyat. 

Namun luka yang ia alami cukup serius hingga musti  dirujuk di RS Prof Kandou.

Tribun manado berjumpa dengan Nuraini, adik ipar dari Anisa di lobi IGD RS  Kandou, Minggu (21/12/2025) sore.

Ia berada disana karena pengunjung dibatasi. 

Tampak raut wajahnya menunjukkan kecemasan. 

Sering kali ia menengok ke pintu UGD yang tertutup  dan dijaga Satpam. 

"Rencananya Anisa akan dioperasi sore ini, tapi ini belum juga dimulai," katanya. 

Ia menuturkan, Anisa mengalami dua luka tembak. 

Satu di kaki dan satu di dagu. 

"Yang di dagu itulah yang cukup parah," katanya.

Ungkap dia, Anisa dirujuk ke RS Kandou sejak Minggu subuh. 

Begitu mendapat kabar penembakan itu, ia langsung bergegas ke rumah sakit. 

"Saya sampai totofore," kata dia. 

Ia mengaku melihat Anisa dalam keadaan yang prihatin. 

Dia sering menahan sakit. 

"Ia tampak kesakitan," katanya. 

Dirinya berharap operasi bisa berjalan lancar dan Anisa dapat sembuh. 

Ia bercerita, Anisa sudah menambang sekitar empat tahun.

Profesinya sebelum menambang adalah jualan kue di pasar. 

"Mungkin tertarik mengubah hidup, ia lantas jadi penambang," katanya. 

Menariknya, tak hanya Anisa seorang keluarga Nuraini yang jadi korban. 

Sang kakak juga terkena tembakan. 

"Tapi ia tak apa apa," katanya.

(TribunManado.co.id/Nie)

WhatsApp TribunManado.co.id : KLIK

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.