TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Kecelakaan tunggal bus PO Cahaya Trans dari Bogor menuju Yogyakarta, Senin (22/12/2025) dini hari, menabrak pagar pembatas jalan di Simpang Susun Krapyak, cukup mengejutkan.
Pasalnya, dalam peristiwa itu, setidaknya 16 orang tewas.
Rinciannya, 15 penumpang meninggal dunia di lokasi kejadian, sementara satu korban meninggal saat menjalani perawatan medis di RS Tugu Semarang.
Di sisi lain, fakta baru terungkap dari kecelakaan tersebut.
Di mana, sopir bus PO Cahaya Trans masih tergolong baru, karena baru dua kali melakukan perjalanan pulang-pergi (PP) rute Bogor–Yogyakarta sebelum peristiwa nahas terjadi.
Hal itu disampaikan Robi Sugianto (51), kernet bus asal Bumiayu, Brebes, yang kini masih menjalani perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. Adhyatma MPH (Tugurejo), Kota Semarang.
“Sopirnya baru dua kali PP. Tadinya kan sudah reyen empat hari, terus jalan baru dua PP ini kecelakaan,” ujar Robi dengan suara pelan sambil menahan nyeri.
Menurut Robi, sopir yang mengemudikan bus tersebut masih muda dan berasal dari Padang.
Baca juga: BREAKING NEWS- 15 Penumpang Bus PO Cahaya Trans Tewas di Tol Krapyak Semarang akibat Bus Terguling
Dalam kecelakaan itu, sopir hanya mengalami luka ringan.
“Sopirnya cuma lecet-lecet, sekarang di kantor polisi. Sopirnya masih muda, orang Padang,” imbuh dia.
Robi juga menuturkan, selama perjalanan dia tidak merasakan bus melaju dengan kecepatan tinggi.
“Kalau ngebut sepertinya tidak. Sepertinya jalan biasa,” ungkap dia.
Sementara Robi menyampaikan kesaksiannya, suasana IGD RSUD dr. Adhyatma MPH pada Senin (22/12/2025) masih dipenuhi aktivitas penanganan korban kecelakaan bus maut tersebut.
Tangis keluarga, langkah cepat tenaga medis, dan aroma obat-obatan bercampur menjadi satu.
Sebanyak sembilan korban luka dirawat di RSUD dr. Adhyatma MPH.
Mereka merupakan bagian dari 17 korban luka, sementara 16 penumpang lainnya meninggal dunia dalam kecelakaan tunggal yang terjadi pada Senin dini hari pukul 00.45 WIB di Simpang Susun Krapyak, ruas Tol Kota Semarang.
Di satu di antara bed IGD, Robi terbaring lemas dengan kaki kanan bengkak dan diperban tebal akibat patah tulang.
Kepalanya juga dibalut perban.
Meski menahan nyeri, kesadarannya masih penuh.
Dia ditemani keluarga yang menunggu di dekatnya, dengan wajah cemas dan penuh harap.
Baca juga: Bus Cahya Trans Hantam Pembatas Tol Semarang di Krapyak Hingga Bikin Purwoko Salto, Istri Tewas
Dengan suara terputus-putus, Robi kembali mengingat detik-detik sebelum kecelakaan terjadi.
“Busnya tiba-tiba miring ke kanan.
Saya nemenin sopir, saya kernetnya.
Duduk di paling depan,” tuturnya.
Dalam hitungan detik, bus menghantam pembatas jalan.
Robi mengaku sempat sadar sejenak sebelum akhirnya tergeletak di tengah jalan dengan rasa sakit hebat di kaki.
Saat membuka mata kembali, ia sudah berada di rumah sakit.
Sebanyak 15 penumpang meninggal dunia di lokasi kejadian, sementara satu korban meninggal saat menjalani perawatan medis di RS Tugu.
Kapolda Jawa Tengahc Irjen Pol Ribut Hari Wibowo menyampaikan duka cita mendalam atas peristiwa tersebut.
Dia memastikan seluruh korban mendapatkan penanganan maksimal dan profesional.
“Seluruh korban, baik meninggal maupun luka-luka, kami pastikan mendapatkan pelayanan yang maksimal,” kata Kapolda.
Kapolda menjelaskan bahwa pengemudi bus merupakan sopir cadangan dan saat ini telah diamankan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Penyebab pasti kecelakaan masih dalam proses penyelidikan oleh kepolisian.
Sementara itu, Plt Direktur RSUD dr. Adhyatma MPH, Kinetika Sinantri menegaskan pihaknya akan terus memberikan penanganan terbaik bagi para korban luka yang masih dirawat.
“Kami turut berduka cita bagi keluarga korban yang meninggal dunia.
Untuk korban luka, tim medis bekerja maksimal sesuai prosedur,” pungkas dia. (rez)