Baluran Cross Aquathlon 2025 Angkat Pantai Bilik Sijile Situbondo Jadi Destinasi Sport Tourism Baru
December 22, 2025 11:32 PM

 

SURYA.co.id, SURABAYA - Pantai Bilik Sijile, kawasan Baluran Barat, Situbondo, Jawa Timur, menjadi spot wisata baru untuk sport tourism olahraga lintas alam melalui Baluran Cross Aquathlon Situbondo 2025, pada 20 dan 21 Desember 2025 lalu.

Wakil Bupati Situbondo, Ulfiyah (Mbak Ulfi), menyebut Baluran Barat dipilih bukan tanpa alasan.

Baca juga: Pastikan Keamanan Libur Nataru, Ditpamobvit Polda Jatim Beri Asistensi Objek Wisata di Situbondo

Selama ini, wajah Baluran yang dikenal wisatawan lebih banyak berada di sisi timur, Savana Bekol hingga Pantai Bama.

"Sementara sisi baratnya menyimpan potensi yang belum tergarap," ujar Mbak Ulfi melalui keterangan yang diterima SURYA.co.id, Senin (22/12/2025).

Ulfi menambahkan bahwa kegiatan ini ditujukan untuk mendorong sport tourism dan menyiapkan Baluran Barat sebagai venue triathlon dan cross triathlon.

Destinasi yang dinilai layak untuk kejuaraan dari level regional hingga internasional.

“Keberadaan Baluran harus memberi manfaat ekonomi nyata bagi masyarakat sekitar,” kata Ulfi.

Ia memaparkan kekayaan Baluran Barat yang kerap luput dari promosi.

Dari laut, gugusan terumbu karang membentang lebih dari 5 kilometer, mulai dari Sidodadi, Desa Sumberwaru, hingga Pantai Bilik Sijile.

"Kawasan Jedding sampai Pantai Kakapa juga masih terjaga, potensial dikembangkan sebagai wisata minat khusus berbasis ekowisata bahari," imbuhnya.

Di darat, lanjunya, wisata jeep menyusuri savana dan hutan Baluran Barat menawarkan sensasi berbeda.

Pantai Bilik sendiri telah dilengkapi camping ground, glamping, hingga area campervan.

"Malam hari, wisatawan disuguhi panorama milky way, bahkan fenomena sosial ribuan sapi berbaris di pesisir Dusun Merak," bebernya.

Pengembangan Olahraga Berbasis Alam

Sementara Ketua KONI Situbondo, Armand Van Kempen, menilai ajang ini sebagai momentum strategis pengembangan olahraga prestasi berbasis alam.

Karakter alam Baluran Barat, kata Arman, sangat ideal untuk cross triathlon dan cabang olahraga berbasis alam lain.

Ia menuturkan, ketika olahraga, pariwisata, dan partisipasi masyarakat berjalan beriringan maka dapat menggerakan perekonomian lokal.

“Ini bukan sekadar lomba. Ini proses jangka panjang menjadikan Situbondo destinasi sport tourism dan venue triathlon yang kompetitif,” ujarnya.

Keterlibatan federasi nasional menandakan Situbondo mulai diperhitungkan secara teknis.

Peserta Lintas Daerah

Sementara itu Ketua Federasi Triathlon Indonesia (FTI) Jawa Timur, Anastasia Kirana, mencatat antusiasme peserta datang dari lintas daerah.

Ia menyebut, sebanyak 136 atlet masuk starting list dari 145 pendaftar.

Mereka datang dari berbagai wilayah—Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Kalimantan Timur.

“Target kami memperkenalkan Pantai Sijile. Pantainya aman dan cantik, dengan latar gunung yang khas,” ujar Anastasia.

Ia menilai pantai Sijile memiliki jalur lari steril, arus laut landai, dan lintasan yang mendukung keselamatan.

Ajang ini bahkan disebut sebagai cross aquathlon pertama di Indonesia karena segmen larinya tidak menggunakan aspal, melainkan lintasan alam.

Di luar kompetisi, federasi juga menyiapkan agenda pembinaan atlet usia dini.

Anak-anak usia sembilan hingga 10 tahun diproyeksikan menjadi bagian dari pembibitan jangka panjang.

“Pada empat tahun lagi mereka akan berusia 14–15 tahun, usia ideal menuju Youth Olympic Games 2030,” kata Anastasia.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.