Minta "Kamar Baru": Isyarat Terakhir Korban Kecelakaan Maut Bus PO Cahaya di Tol Krapyak Semarang
December 23, 2025 12:50 AM

TRIBUNJATENG.COM, BOGOR – Terungkap firasat anak sebelum kehilangan kedua orang tuanya Anih Purwaningsih dan Saguh, dalam kecelakaan maut bus Cahaya Trans di ruas Tol Krapyak Semarang.

Firasat itu dialami Nurwidia, Kepala Desa Parung, Kabupaten Bogor sebelum terjadinya kecelakaan.

Belum genap sebulan, kedua orang tuanya meminta sebuah "kamar baru".

Baca juga: Korban Kecelakaan Tunggal Bus Bisa Klaim Jasa Raharja? Simak Aturan dan Prosedur Lengkapnya

“Enggak ada pesan sih. Cuma bicara dengan adik saya mau tinggal di sini ah sekarang, bikinin kamar baru itu aja. Ada dua minggu yang lalu,” kata Nurwidia kepada wartawan di rumah duka, Jalan Raya Bogor-Parung, Senin (22/12/2025).

 Nurwidia mengenang permintaan sederhana ibundanya itu sebagai isyarat sebelum musibah terjadi.

Ia tak menyangka keinginan sang ibu untuk memiliki kamar baru menjadi komunikasi terakhir yang disampaikan melalui adik bungsunya. 

“Itu mungkin pesan terakhir dia, beliau mau berangkat menghadap Allah mungkin ya. Itu pesannya kepada adik saya, adik saya menyampaikan,” sambung Nurwidia dengan nada lirih.

Ia menambahkan ibunya baru dua kali menggunakan jasa bus untuk mengunjungi keluarga suaminya di wilayah Yogyakarta.

Biasanya, kedua orangtuanya lebih memilih menggunakan mobil pribadi untuk perjalanan jauh.

“Biasanya bawa mobil pribadi. Sekali dia pakai bus, mungkin merasa nyaman enggak capek yang kedua kali naik bus lagi,” ungkap Nurwidia.

Hingga Senin malam, para pelayat terus berdatangan ke rumah duka yang berlokasi di Jalan Raya Bogor-Parung.

Mereka datang untuk menyampaikan belasungkawa kepada keluarga atas musibah kecelakaan bus Cahaya Trans tersebut.

Kedua jenazah saat ini sedang dalam perjalanan menuju Bogor.

Pihak keluarga berencana untuk segera melaksanakan prosesi pemakaman setibanya jenazah di rumah duka.

“Sedang dalam perjalanan, insya Allah malam ini juga dimakamkan,” kata Nurwidia. 

Sopir Ditangkap 

Sopir bus PO Cahaya Trans ditangkap polisi setelah kecelakaan maut di Exit Tol Krapyak, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (22/12/2025) dini hari.

Peristiwa tragis ini merenggut nyawa 16 penumpang dan melukai 17 lainnya.

Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ribut Hari Wibowo mengatakan, pengemudi bus tersebut merupakan sopir cadangan yang selamat dari kecelakaan.

"Saat ini pengemudi telah diamankan petugas untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut," kata Ribut saat dikonfirmasi.

Seluruh korban meninggal dunia saat ini masih dalam proses pemulasaraan jenazah dan identifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Biddokkes Polda Jawa Tengah di kamar jenazah RSUD dr Kariadi.

Sementara itu, 17 korban luka dirawat di tiga rumah sakit berbeda, yakni RS Tugu, RS Colombia, dan RS Elisabeth Semarang.

"Kami turut berduka cita atas meninggalnya korban dalam peristiwa kecelakaan tersebut. Peristiwa ini menjadi keprihatinan bersama," ujar Ribut. 

TERBARING - Robi Sugianto (51), kernet bus PO Cahaya Trans, terbaring dengan kaki dan kepala diperban di IGD RSUD Tugurejo Semarang, Senin (22/12/2025). Robi menjadi saksi hidup kecelakaan tunggal bus di Simpang Susun Krapyak, Tol Dalam Kota Semarang, yang terjadi Selasa dini hari dan mengakibatkan 16 orang meninggal setelah bus tiba-tiba miring lalu menabrak pembatas jalan.
TERBARING - Robi Sugianto (51), kernet bus PO Cahaya Trans, terbaring dengan kaki dan kepala diperban di IGD RSUD Tugurejo Semarang, Senin (22/12/2025). Robi menjadi saksi hidup kecelakaan tunggal bus di Simpang Susun Krapyak, Tol Dalam Kota Semarang, yang terjadi Selasa dini hari dan mengakibatkan 16 orang meninggal setelah bus tiba-tiba miring lalu menabrak pembatas jalan. (TRIBUN JATENG/Reza Gustav Pradana)

Penyebab Kecelakaan 

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari petugas di lapangan, kecelakaan tunggal ini dialami bus PO Cahaya Trans yang sedang dalam perjalanan dari Bogor menuju Yogyakarta.

"Sementara penyebab pasti kecelakaan masih dalam proses penyelidikan oleh kepolisian," tambah Ribut.

Tim DVI Polda Jawa Tengah telah mendirikan posko pelayanan bagi keluarga korban meninggal dunia di RSUD dr Kariadi.

Posko ini berfungsi sebagai pusat informasi dan pendampingan selama proses identifikasi berlangsung. 

"Saat ini Tim DVI sedang melakukan proses identifikasi secara menyeluruh melalui metode post mortem dan ante mortem secara cermat dan profesional. Hal ini untuk memastikan ketepatan identitas sebelum jenazah diserahkan kepada pihak keluarga," jelasnya.

Baca juga: 4 Warga Klaten Korban Tewas Kecelakaan Bus di Tol Krapyak Semarang, Ini Daftarnya

Korban meninggal dunia berjumlah 16 orang, yaitu:

  1. Sadimin (laki-laki, 1968), buruh
  2. Srihono (laki-laki, 1972), buruh
  3. Listiana (perempuan, 1981), buruh
  4. Sugimo (laki-laki, 1963), wiraswasta
  5. Haryadin (laki-laki, 1982), swasta
  6. Mutiara (perempuan, 2006), mahasiswa
  7. Saguh (laki-laki, 1963), wiraswasta
  8. Wahyu (laki-laki, 1999), mahasiswa N
  9. gatiyem (perempuan, 1977), ibu rumah tangga
  10. Erna (perempuan, 1972), swasta
  11. Yanto (laki-laki, 1978), buruh 
  12. Anis (laki-laki, 1989), swasta
  13. Noviani (perempuan, 1994), ibu rumah tangga 
  14. Anih (perempuan, 1969), ibu rumah tangga
  15. Dwi (perempuan, 1978), ibu rumah tangga 
  16. Endah (perempuan, 1977), petani

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.