Keterampilan teknologi menjadi modal penting di era kecerdasan buatan atau AI untuk menuai kesuksesan. Hal ini ditunjukkan oleh seorang remaja yang berhasil mendirikan perusahaan pada usianya yang masih sangat muda.
Remaja tersebut bernama Zach Yadegari, yang mendirikan sebuah perusahaan pada 2024 saat usianya masih 17 tahun. Ia menjadi salah satu pendiri dan CEO "Cal AI", sebuah aplikasi seluler pelacak kalori berbasis artificial intelligence (AI).
Dengan aplikasi tersebut, pengguna cukup mengunggah foto makanan dan aplikasi akan menampilkan perkiraan total kalorinya. Akurasi perkiraan aplikasi ini diklaim mencapai 90 persen, demikian melansir CNBC.
Belajar Coding dari Usia 7 Tahun
Apa yang dicapai oleh Yadegari, bukan hal instan. Ia telah dimasukkan ke dalam perkemahan musim panas oleh ibunya untuk belajar pemrograman perangkat lunak pada usia 7 tahun.
Sejak itu, Yadegari terpicu rasa penasarannya dan mulai menonton YouTube secara intensif. Ia terus belajar tentang berbagai jenis pemrograman dan mengirim pesan kepada programmer yang ditemui online untuk meminta tips.
Sampai saat kelas satu SMA, ia berhasil membuat web game bernama "Totally Science". Game ini membantu siswa bermain game online di jaringan WiFi sekolah mereka, melewati protokol pemblokiran internet.
Seiring waktu, idenya kemudian dilirik oleh perusahaan dan Yadegari menjual webnya pada Februari 2024 senilai Rp 1,68 miliar. Dengan pencapaiannya pada usia muda, ia pun bermimpi ingin berkarier di bidang kewirausahaan.
"Menurut saya, kewirausahaan itu sangat keren karena pada akhirnya, usia tidak terlalu menjadi masalah. Anda memang jago atau tidak jago dalam apa yang Anda lakukan, dan kemudian pasar akan menentukan hasilnya," ujar remaja asal New York tersebut, dikutip dari CNBC Make It.
Membuat Aplikasi yang Mudah Digunakan Banyak Orang
Tak puas sampai di situ, Yadegari kemudian mendapat ide baru. Ia ingin membuat aplikasi yang bermula dari persoalan teman-teman di sekitarnya.
Ia menemukan sebuah aplikasi pelacak kalori dan melihat celah. Menurutnya, aplikasi yang dia coba, merepotkan karena harus memasukkan semua makanan secara manual untuk bisa melacak kalori.
Dia pun berdiskusi dengan temannya Henry Langmack, sesama programmer, dan dua teman sejawat lainnya. Mereka kemudian mempelajari aplikasi pelacak kalori dengan model AI.
Hasilnya, mereka berhasil membuat kode aplikasi baru. Setelah mendapat pendanaan, aplikasi yang dinamai "Cal AI" kemudian diluncurkan.
Pada bulan pertama, Cal AI berhasil meraih pendapatan lebih dari Rp 470 juta dan pada bulan berikutnya mencapai Rp 1,9 miliar. Pada Juli 2024, Yadegari dan temannya lalu mulai merekrut karyawan.
Aplikasi startup mereka telah diunduh sebanyak 8,3 juta kali per Juli. Lalu per September 2025, Cal AI sudah 30 karyawan, dan menghasilkan laba kotor sekitar USD 1,4 juta per bulan atau sekitar Rp 23 miliar (dalam Kurs Rp Rp 16.774).
Sambil Berkuliah
Kini, di tengah-tengah membangun perusahaan dan menjadi CEO pada usia 18 tahun, Yadegari sambil memulai kuliah di sekolah bisnis Universitas Miami. Namun, ia berencana untuk tidak bertahan sampai waktu lama di kampus.
Yadegari dan timnya kemudian melakukan lebih banyak perekrutan, pengeluaran pemasaran, dan peluncuran fitur-fitur baru. Meski begitu, ia hanya berencana untuk menjalankan Cal AI selama dua tahun lagi.
Setelah itu, Yadegari ingin menjualnya atau menyerahkan kendali kepada CEO lain sehingga ia dapat memulai perusahaan baru, katanya. Ke depan, ia berharap bisa mendedikasikan sebagian besar sisa hidupnya untuk dunia karier yang berkaitan dengan AI.
"Idealnya, (apa yang saya lakukan) ini benar-benar membentuk masa depan dan merupakan bagian dari warisan saya," kata Yadegari.







