Pilu Kades di Bogor Peringati Hari Ibu Malah Dapat Kabar Duka Soal Ibu, Petugas Jasa Raharja Kaget
December 23, 2025 10:55 AM

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Nurwidia tak menyangka orang tuanya turut menjadi salah satu korban tewas dalam kecelakaan bus di Tol Krapyak, Kota Semarang.

Petugas Jasa Raharja pun ikut terkejut tak menyangka saat berupaya mengkonfirmasi identitas korban asal dari Bogor diantara 16 korban tewas itu.

Nurwidia adalah Kepala Desa Parung, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor.

Tak ada yang menyangka, Nurwidia justru mendapat kabar duka soal ibunya ketika sedang memperingati Hari Ibu.

Dia pertama kali mendapat kabar duka itu ketika dia sedang mengikuti upacara peringatan Hari Ibu di Kantor Kecamatan Parung.

Dia pertama kali mendapat kabar ibunya menjadi salah satu korban justru dari petugas Jasa Raharja.

"Saya pertama kali dapat kabar dari Jasa Raharja, Kang Novi, langsung ke saya," kata Nurwidia kepada TribunnewsBogor.com, Senin (22/12/2025) malam.

"Posisi saya sedang upacara Hari Ibu di kecamatan, saya tahunya dari beliau jam 08.30 WIB pagi," sambung Nurwidia.

Dia menceritakan bahwa awalnya petugas Jasa Raharja itu menghubungi Nurwidia yang seorang Kades ini untuk memastikan alamat korban kecelakaan di Semarang asal desanya.

Namun informasi dari Jasa Raharja saat itu alamat korban masih belum lengkap, hanya menyebut nama kampung.

"Awalnya sih cuma nanyain wilayah Kampung Lebak Wangi dan Kampung Jati wilayah Desa Parung," kata Nurwidia.

Petugas Jasa Raharja itu juga membeberkan informasi awal kecelakaan bus Cahaya Trans di Exit Tol Krapyak.

Setelah mendengar informasi nama kampung asal korban di Desa Parung, Nurwidia mengkonfirmasinya.

"Pas dia ngabarin ada kecelakaan mobil rombongan, dia perkirakan mobil rombongan padahal bis umum, kecelakaan di Semarang, 12 orang meninggal, itu update sementara waktu itu dari Jasa Raharja sana ke Bogor. Saya bilang, iya betul wilayah saya," terangnya.

Petugas Jasa Raharja itu tak menyangka kalau nama korban langsung dikenali Nurwidia.

Yaitu atas nama Anih (56) dan Saguh (62) yang merupakan warga Desa Parung yang ternyata merupakan ibu kandung dan ayah sambung Nurwidia.

Khususnya ketika Nurwidia mendengar nama Anih Purwaningsih yang langsung membuatnya Nurwidia kaget begitu pun petugas Jasa Raharja tersebut.

"Pas dia sebut nama orang tua saya, dan dia juga belum tahu posisi alamat jelas RT RW berapa, cuma dia nyebut nama Hj Anih, saya bilang Hj Anih mah ibu saya," katanya.

"Dia juga gak nyangka kalau itu orang tua saya yang jadi korban," sambung Nurwidia.

Untuk memastikan kembali keberadaan ibunya, Nurwidia mengkonfirmasi kembali ke adiknya.

"Terus saya panggil adek saya, posisi mama dimana karena saya gak tahu dia ke Jawa, cuma bilang ke adek saya, ya mama di Jawa. Saya ceritain kronologis dari Jasa Raharjanya
Pas fix di kantor desa, cari-cari info valid, baru," ungkapnya.

Nurwidia mengatakan bahwa ibunya mengalami musibah itu ketika hendak silaturahmi ke keluarganya di Gunung Kidul bersama suaminya.

Kunjungan silaturahmi ke Gunung Kidul ini, kata Nurwidia, termasuk sering dilakukan oleh korban.

Setelah mendapat kabar duka itu, seketika kediaman keluarga Nurwidia di Desa Parung ramai didatangi pelayat.

Pantauan TribunnewsBogor.com, raut wajah Nurwidia tampak berusaha tegar ketika menerima satu per satu pelayat yang datang.

Selain para pelayat, karangan bunga ucapan belasungkawa juga ramai berdatangan.

Termasuk diantaranya karangan bunga duka cita dari Bupati Bogor Rudy Susmanto.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.