Renungan Harian Katolik Rabu 24 Desember 2025, Hati yang Membisu Mulai Bernyanyi
December 23, 2025 11:17 AM

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Rabu 24 Desember 2025.

Tema renungan harian Katolik “Benedictus: Ketika Hati Lama yang Membisu Mulai Bernyanyi”.

Rabu 24 Desember 2025 merupakan hari Rabu biasa Khusus Adven, Adam dan Hawa Manusia Pertama, dengan warna liturgi ungu.

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Rabu 24 Desember 2025 adalah sebagai berikut:

Baca juga: Teks Ibadah Sabda Rabu 24 Desember 2025, Perayaan Malam Natal

Bacaan Pertama 2 Samuel 7:1-5,8b-12,16

"Kerajaan Daud akan kokoh untuk selama-lamanya dihadapan Tuhan."

Pada masa itu Raja Daud telah menetap di rumahnya, dan Tuhan telah mengaruniakan kepadanya keamanan terhadap semua musuh di sekeliling.

Maka berkatalah Raja Daud kepada Nabi Natan, “Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda.” 

Lalu berkatalah Natan kepada raja, “Baik, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab Tuhan menyertai engkau.” Tetapi pada malam itu juga datanglah firman Tuhan kepada Natan,

“Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Masakan engkau yang mendirikan rumah untuk Kudiami? 

Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika engkau menggiring kambing domba! Engkau Kuambil untuk Kujadikan raja atas umat-Ku Israel. Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani, dan telah melenyapkan semua musuh dari hadapanmu. 

Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi. Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya,

sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan ataupun ditindas oleh orang-orang lalim seperti dahulu sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. 

Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya.

Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 89:2-3,4-5,27,29

Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.

Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.

Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-temurun."

Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku." Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya.

O Tuhan, Cahaya abadi dan Surya keadilan, datanglah, dan terangilah mereka yang duduk dalam kegelapan dan bayangan maut.

Bacaan Injil Lukas 1:67-79

"Allah mengunjungi kita laksana fajar cemerlang."

Zakharia, ayah Yohanes, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya, “Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia telah mengunjungi umat-Nya dan membawa kelepasan baginya;

Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya, seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala lewat mulut nabi-nabi-Nya yang kudus,

untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita; untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita, dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus,

yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita, supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut,

dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita. Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya,

untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka, oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan mengunjungi kita: Surya pagi dari tempat yang tinggi,

untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan naungan maut, untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera.”.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus. 

Renungan Harian Katolik

“Benedictus: Ketika Hati Lama yang Membisu Mulai Bernyanyi”

Hari ini Gereja mengajak kita merenungkan salah satu nyanyian paling indah dalam Kitab Suci, yaitu Kidung Zakharia—Benedictus. Setelah berbulan-bulan membisu karena ketidakpercayaannya, Zakharia akhirnya kembali dapat berbicara. Dan kata pertama yang keluar dari mulutnya bukanlah keluhan, bukan pula pembelaan diri, melainkan pujian kepada Allah.

Di malam Vigili Natal ini, ketika dunia bersiap menyambut kelahiran Yesus, bacaan ini hadir sebagai jembatan rohani: dari sunyi menuju pujian, dari penantian menuju penggenapan, dari gelap menuju terang.

1. Zakharia: Dari Kebisuan Menuju Pewartaan

Zakharia membisu bukan karena Tuhan ingin menghukumnya, tetapi untuk membentuknya. Kebisuan itu seperti “ruang retret” dalam batin Zakharia—tempat di mana ia belajar kembali percaya, belajar diam, belajar mendengarkan.

"Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya..." (Luk. 1:68)
Bagi kita, masa Adven sering terasa seperti masa yang penuh kebisingan: keramaian toko, persiapan pesta, aktivitas keluarga, dan kalender yang penuh. Tapi Zakharia mengingatkan kita: Tuhan sering berbicara justru ketika kita memilih diam.

Mungkin kita juga perlu “membisu sejenak”—menutup layar ponsel, berhenti membandingkan hidup, berhenti mengeluh—supaya Tuhan bisa berbicara.

2. Benedictus: Pujian yang Membuka Masa Baru

Nyanyian Zakharia bukan sekadar lagu. Ia adalah deklarasi iman yang membuka babak baru dalam sejarah keselamatan. Ada beberapa tema besar dalam Benedictus:

a. Allah yang mengunjungi umat-Nya

Zakharia menyadari bahwa Allah tidak tinggal diam. Ia datang, Ia hadir, Ia terlibat.

Natal adalah tanda bahwa Allah melangkah masuk ke dalam sejarah manusia—ke dalam kekacauan dunia dan kekusutan hati kita.

b. Allah menggenapi janji-Nya

Janji yang pernah diucapkan kepada Abraham, Ishak, dan Yakub kini menjadi nyata. Kesetiaan Allah mengalahkan waktu.

Apa pun yang kita doakan hari ini—meski belum terjawab—dibingkai oleh kebenaran ini:

Allah tidak lupa. Allah tidak ingkar. Allah menepati.

c. Cahaya bagi mereka yang diam dalam kegelapan

Inilah salah satu kalimat paling kuat dari Benedictus:

"...untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan…"
Kegelapan itu bisa berupa:

kelelahan hidup
kecemasan masa depan
luka batin yang belum pulih
kegagalan yang mematahkan diri
kesendirian yang tak terucap
dosa yang sulit kita lepaskan
Kristus datang bukan hanya sebagai bayi yang lucu di palungan, melainkan Cahaya Allah yang menerangi kegelapan terdalam manusia.

3. Yohanes Pembaptis: Sang Pembuka Jalan

Zakharia lalu berbicara tentang anaknya, Yohanes:

"Engkau, anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi…"
Yohanes ditugaskan menyiapkan jalan, bukan menjadi jalan itu sendiri. Ia mengarahkan orang kepada Kristus.

Ini pelajaran besar bagi kita:

Kita dipanggil bukan untuk menjadi pusat perhatian.
Kita dipanggil untuk membawa orang kepada Yesus.
Kita dipanggil menjadi saksi yang mempersiapkan hati orang lain.
Di keluarga, pekerjaan, komunitas, dan media sosial—apakah hidup kita sudah menjadi “pembuka jalan” bagi kehadiran Tuhan?

4. Terang Natal yang Menyapa Kegelapan Kita

Di malam 24 Desember ini, bacaan ini mempersiapkan kita untuk menyambut Kelahiran Tuhan dengan hati yang murni:

Bukan sekadar merayakan pesta, tetapi membuka ruang bagi terang Kristus.
Bukan sekadar mengulang tradisi, tetapi mengizinkan Injil mengubah diri.
Bukan sekadar menerima kedatangan Yesus secara liturgis, tetapi secara pribadi.
Kristus datang untuk damai sejahtera, bukan hanya untuk dunia secara umum, tetapi bagi kedalaman hati kita masing-masing.

Jika ada area hidup yang terasa gelap, kusut, buntu, atau berat—Kristus ingin masuk ke sana.

Jika ada relasi yang perlu disembuhkan, Kristus ingin hadir di situ.

Jika ada masa depan yang menakutkan, Kristus datang membawa kepastian kasih Allah.

Pesan Penutup

Pada malam menjelang Natal ini, semoga kita belajar seperti Zakharia:

belajar diam agar dapat mendengar,
belajar percaya meski lama menunggu,
belajar memuji ketika melihat karya Tuhan,
dan belajar menyambut Terang yang datang untuk dunia.
Kiranya Benedictus menjadi nyanyian hati kita hari ini: pujian, pengharapan, dan syukur. (sumber the katolik.com/kgg).

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.