TRIBUNJATENG.COM - Jenazah dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai pekerja migran Indonesia (PMI) dan menjadi korban kebakaran apartemen Wang Fuk Court, Tai Po, Hong Kong, dijadwalkan tiba di Tanah Air pada Selasa, 23 Desember 2025.
Kedua korban merupakan warga Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Korban pertama diketahui bernama Erawati (37), warga Kelurahan Dampit, Kecamatan Dampit.
Sementara korban kedua adalah Siti Khotimah (40), warga Desa Palaan, Kecamatan Ngajum.
Keduanya meninggal dunia akibat insiden kebakaran yang terjadi lebih dari satu bulan lalu.
Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang, Tri Darmawan, menyampaikan bahwa proses pemulangan jenazah difasilitasi oleh Pemerintah Hong Kong.
Jenazah akan diterbangkan langsung menuju Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya.
Baca juga: Diduga Sopir Bus Cahaya Trans Kecelakaan Maut di Tol Krapyak Minim Jam Terbang, Ini Kata Polisi
Baca juga: "Jantung dan Paru-paru Penuh Darah" Begini Hasil Autopsi Lengkap Kematian Dosen Untag Semarang Levi
Baca juga: Terstruktur Rapi, Begini Cara Kerja Sindikat Penipuan Rental Mobil di Jateng Dijual ke Kalimantan
"Estimasi sampai pada pukul 18.20 WIB, dan tiba di runah perkiraan pukul 22.20 WIB," kata Tri Darmawan melalui pesan singkat, Selasa (23/12/2025).
Ia menjelaskan, kepastian kepulangan jenazah ini menjadi kabar yang dinanti keluarga korban setelah cukup lama menunggu tanpa kejelasan.
Selama lebih dari sebulan, pihak keluarga belum memperoleh informasi resmi terkait jadwal pemulangan.
"Sebelumnya, kami pun tidak mendapatkan info pasti kapan kepulangannya.
Baru kali ini kami mendapat info resmi," ujar Tri Darmawan.
Pemerintah daerah berharap proses pemulangan berjalan lancar sehingga kedua korban dapat segera dimakamkan oleh keluarga di kampung halaman masing-masing.
Keduanya adalah Siti Khotimah (40) warga Desa Palaan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, dan Erawati (37) warga Kelurahan Dampit, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.
Tri Darmawan sebelumnya mengatakan, korban Siti Khotimah bekerja sebagai perawat lansia di Hong Kong, sementara korban Erawati menjadi perawat anak.
Erawati sempat menuai empati publik karena panggilan video dengan suaminya saat kebakaran terjadi.
Di tengah kepulan asap, dia menggenggong anak majikannya.
"Bahkan pada detik-detik sebelum meninggal, di tengah kepulan asap, Erawati menggendong anak majikannya," kata Tri Darmawan.
Dari 140 WNI itu, sembilan orang terkonfirmasi tewas, 35 tidak diketahui keberadaannya, satu orang dirawat di rumah sakit, sedangkan 95 lainnya selamat.
"Status pemantauan WNI, estimasi jumlah WNI yang tinggal di kompleks apartemen adalah 140 orang.
Sebanyak 95 selamat, 9 terverifikasi meninggal dunia, 1 dirawat di RS, 35 unknown whereabouts," tulis KJRI Hong Kong dalam keterangannya pada 1 Desember 2025.