BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Sejumlah penyakit biasanya lebih mudah menyerang saat musim penghujan, di antaranya diare.
Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), kasus diare sepanjang 2025 mencapai ribuan, terlebih adanya peningkatan memasuki musim hujan sejak tiga bulan lalu.
Salah seorang warga Kelayan B Banjarmasin, Riska mengaku anaknya sempat terserang diare pekan lalu. Putrinya yang berusia 10 tahun itu diare selama 2 hari.
Ia pun membawa anaknya ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan.
"Dikasih oralit dan obat tablet, beberapa jam setelah minum obat itu tidak lagi BAB terus-terusan, keesokan harinya sudah segar lagi," ujarnya kepada Banjarmasinpost.co.id.
Baca juga: Video Asusila Sesama Jenis Selebgram Balangan Diduga Ada Direkam di Banjarmasin, Ini Kata Pengamat
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Muhammad Ramadhan memaparkan kasus diare di Banjarmasin per Januari-November 2025 mencapai 8.671 kasus.
Rentang usia balita ditemukan 2.424 kasus, sementara di atas lima tahun berjumlah 6.247 kasus.
Berdasarkan data tersebut, kelompok usia di atas lima tahun memiliki kasus diare tertinggi sekitar 72 persen, dari seluruh kasus diare di Kota Seribu Sungai.
"Meskipun jumlah kasus pada balita lebih rendah dibandingkan kelompok usia lainnya, balita tetap menjadi kelompok rentan karena memiliki risiko lebih tinggi terhadap dehidrasi dan komplikasi akibat diare," kata Ramadhan, Selasa (23/12/2025).
Ditambahkannya, penyakit diare merupakan penyakit berbasis lingkungan yang cenderung meningkat pada musim hujan akibat penurunan kualitas air dan sanitasi.
Penanganan untuk menekan laju pertambahan diare, pihak Dinkes Banjarmasin melakukan penguatan surveilans dan kewaspadaan dini.
Kemudian, menjamin ketersediaan dan ketepatan tatalaksana diare melalui penyediaan oralit dan zinc di fasilitas pelayanan kesehatan.
Baca juga: Ratusan Jemaah Haul Guru Sekumpul dari Luar Kalsel Tiba di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin
Serta meningkatkan kegiatan promosi dan edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
"Upaya pencegahan juga didukung melalui koordinasi lintas sector dalam Peningkatan akses air bersih dan sanitasi layak," imbuhnya.
Demi mencegah diare, masyarakat diimbau untuk menerapkan PHBS, menjaga kebersihan lingkungan, serta segera mengakses pelayanan kesehatan apabila mengalami diare, khususnya pada kelompok balita. (Banjarmasinpost.co.id/Mariana)