BANJARMASINPOST.CO.ID - Curahan hati seorang wanita asal Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo jadi sorotan.
Dia mengaku diusir suami yang baru saja dilantik sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Bahkan, setelah 10 tahun bertahan demi anak, wanita bernama Siti Hindrawati tersebut akhirnya meninggalkan rumah.
Siti meninggalkan rumah yang ditinggali bersama suami di Desa Dunggala.
Kisah ini viral di media sosial setelah Siti mengunggah sebuah video berdurasi sekitar 45 detik di akun Facebook miliknya pada Senin (22/12/2025).
Dalam video tersebut, tampak seorang pria mengenakan pakaian hitam putih mondar-mandir keluar masuk rumah.
Baca juga: Banjir Rezeki Dialami Melda Safitri Usai Ditalak Suami yang Lolos PPPK, Dapat Uang Bergepok-gepok
Sementara Siti merekam dengan suara bergetar menahan tangis.
Di halaman rumah terlihat tumpukan barang dan sejumlah perabotan yang telah dikeluarkan, memperkuat dugaan bahwa terjadi pengusiran.
Dengan suara lirih penuh emosi, Siti mengucapkan kalimat yang kemudian memantik simpati netizen.
"Mentang-mentang sudah PPPK, kasihan," ucapnya dalam video tersebut, melansir Tribun Gorontalo.
Siti mengaku sudah lama diperlakukan seperti itu oleh suaminya.
"Sudah lama saya sering diperlakukan seperti ini," ujar Siti kepada wartawan pada Selasa (23/12/2025).
"Saya bertahan demi anak, tapi kemarin sudah sampai pada puncaknya," imbuhnya.
Ia mengaku telah mempertahankan rumah tangganya selama hampir satu dekade demi anak yang kini berusia delapan tahun.
Menurutnya, tekanan dalam rumah tangga semakin terasa setelah suaminya resmi dilantik sebagai PPPK.
Ia merasa sikap suaminya berubah sejak saat itu.
Siti mengungkapkan bahwa sang suami kerap melontarkan ucapan yang membuatnya merasa tidak dihargai dan tertekan secara psikologis.
"Salah satu yang membuat saya tertekan adalah ucapannya yang sering bilang saya takut kehilangan dia karena dia sudah jadi PPPK," ungkap dia.
Ia menambahkan bahwa persoalan rumah tangga mereka sebenarnya sudah beberapa kali diupayakan untuk diselesaikan secara kekeluargaan.
Musyawarah antara kedua belah pihak keluarga bahkan sempat dilakukan.
Lengkap dengan kesepakatan yang disetujui oleh orang tua masing-masing.
Namun, menurut Siti, kesepakatan tersebut kembali dilanggar oleh sang suami.
"Sudah berkali-kali saya disuruh keluar dari rumah. Pernah dijemput dan sudah ada perjanjian antar orang tua, tapi dia langgar lagi," jelasnya.
Merasa tidak lagi sanggup bertahan, Siti akhirnya memilih meninggalkan rumah dan kini tinggal sementara di rumah ibunya di Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo.
"Saya sedang menenangkan diri," tuturnya lirih.
Ia juga mengungkapkan bahwa sejak kejadian tersebut, suaminya belum pernah menghubunginya sama sekali.
Suami Siti diketahui bekerja di salah satu instansi pemerintah di Gorontalo.
Sementara itu, Camat Tibawa, Abdul Azis Pakaya, yang dikonfirmasi melalui WhatsApp belum memberikan tanggapan terkait kasus ini.
"Saya masih di acara, chat saja," ujar Abdul Azis Pakaya saat ditelepon oleh tim redaksi, Selasa (23/12/2025) pagi.
Masih ingat sosok Melda Safitri yang dicampakkan suaminya, JS, usai dilantik menjadi PPPK?
Melda Safitri sempat menghadiri mediasi dirinya dengan sang suami, JS.
Mediasi dilakukan di kantor Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Aceh Singkil, Kamis (20/11/2025).
Namun mediasi tersebut batal digelar.
Diketahui, Melda Safitri kembali datang ke Kabupaten Aceh Singkil bersama Gerakan Masyarakat Peduli Anak dan Perempuan (Germas PPA).
Diceritakan Melda Safitri, tujuan kedatangannya meminta tolong Germas PPA mempertemukan dirinya dengan sang suami untuk meluruskan permasalahan rumah tangganya.
Namun sesampainya di Aceh Singkil, rupanya pertemuan tersebut batal karena pihak suami tidak ada.
Momen ini dibagikan lewat Facebook Ricka Parlina, Kamis (22/11/2025).
"Tujuan saya datang ke Aceh Singkil ini meminta tolong dari pihak Germas PPA, saya ingin bertemu dengan mantan suami, ingin menjelaskan meluruskan segalanya agar tidak terlarut terlalu panjang, tapi setelah sampai di sini kami tidak ada orangnya," kata Melda Safitri.
Sementara, Wakil Ketua Germas PPA, Rica Parlina mengungkapkan kekecewaanya kepada pemerintah Aceh Singkil yang tidak mengindahkan pertemuan Melda Safitri dengan suaminya.
Padahal dirinya sudah jauh-jauh datang dari Jakarta ke Aceh Singkil demi untuk membantu kasus Melda dan suami.
Namun nyatanya saat di Aceh Singkil, pihaknya kecewa karena pemerintah tidak menepati janji dalam pertemuan tersebut.
"Kemarin kita sudah bertemu dengan asisten dua Bupati dan kita sudah menjadwalkan untuk pertemuan ditemukan dengan pihak suaminya dan dinas PPA terkait dan Satpol PP juga."
"Ternyata kita sudah kemari tidak ada satu pun orangnya dan kami disuruh ke BKSDM enggak ada juga sama sekali, jadi kami ini seperti dioper-oper," kata Rica Parlina.
"Jadi mungkin langkah berikutnya tidak ada lagi pertemuan-pertemuan karena kita sudah jauh-jauh datang tidak dihargai sama sekali, biasanya pemerintah komitmen dalam pertemuan, ternyata tidak ada pertemuan sama sekali."
"Dan tujuan kita sebenarnya bagus agar tidak ada lagi pikiran negatif di media sosial karena ini masalah keluarga," sambungnya.
Kendati begitu, Rica Parlina menegaskan langkah selanjutnya yang akan dilakukan Melda Safitri untuk mengurus surat penceraiannya terhadap sang suami JS.
Ia pun menegaskan bahwa Melda Safitri tegas tidak akan rujuk dengan suaminya.
Melda Safitri kini akan fokus membesarkan anaknya dan karier.
"Jadi ke depannya Melda fokus untuk mengurus perceraiannya dan fokus untuk karier dan anak-anaknya."
"Kalau bapaknya ingin melihat diperbolehkan, dan juga sebagai suami memberikan nafkah kepada anak," kata Rica.
"Tidak ada lagi kata rujuk karena Melda akan mengurus surat penceraiannya," imbuhnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Tribun-gorontalo.com)