TRIBUNJATIM.COM - Camat Krayan Selatan, Kalimantan Utara, Oktafianus Ramli menceritakan penderitaan masyarakat yang tinggal di Krayan Selatan, Kalimantan Utara, setelah beberapa minggu terkendala cuaca dan masalah teknis.
Masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia di dataran tinggi Krayan ternyata hanya bisa merasakan listrik selama 12 jam dalam satu hari.
Puncak nyala listrik pada pukul 18.00-20.00 WITA lalu listrik kembali padam karena tegangannya yang kurang.
Petugas PLN akhirnya mulai menggeser Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) untuk masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia di dataran tinggi Krayan, Kalimantan Utara, setelah beberapa minggu terkendala cuaca dan masalah teknis.
"Kemarin, mesin PLTD untuk listrik warga Krayan Selatan sudah digeser ke Long Layu," ujar Camat Krayan Selatan, Oktafianus Ramli, saat dihubungi pada Senin (22/12/2025).
Oktafianus mengatakan, sudah lama masyarakat Krayan mengeluhkan kondisi kelistrikan. Sebab, selama ini, mereka hanya menikmati listrik selama 12 jam.
Apalagi, menurut dia, listrik selama ini hanya bersumber dari PLTD dengan kapasitas 80 Kwh. Akibatnya, setiap listrik baru menyala antara pukul 18.00-20.00 wita, langsung byarpet karena saat itu menjadi beban puncak pemakaian listrik.
"PLN akhirnya mengirim mesin baru dengan kapasitas 100 Kwh. Semoga kendala yang selama ini terjadi, segera teratasi," katanya.
Kemudian, Oktafianus menceritakan sulitnya memindahkan mesin PLTD tersebut. Pasalnya, akses jalan Krayan berubah menjadi berlumpur setiap kali musim penghujan.
Selain itu, di akhir tahun, mobil pengangkut banyak disewa masyarakat untuk belanja dan semua hal berkaitan dengan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Tidak mudah mendapat mobil sewa di Krayan. Jalannya juga tak bisa dilewati, harus menunggu cuaca tidak hujan," ujar Oktafianus.
Tak berhenti sampai di situ, menurut dia, petugas PLN juga harus membuat dudukan yang pas untuk mesin PLTD.
Baca juga: KPAI Bongkar Hasil Pengamatan Kejiwaan Siswi SD yang Habisi Ibu Kandung, Ada 16 Saksi Termasuk Ahli
Ditambah lagi, keberangkatan teknisi pasti akan terhambat sistem pembelian tiket pesawat ke Krayan di musim Nataru.
Sebab, banyak yang ingin kembali ke Krayan saat libur Nataru.
Sehingga, pembelian tiket pesawat harus menggunakan tradisi mengundi KTP.
Oktafianus menegaskan, banyak kendala yang dihadapi untuk sekedar mengirim mesin ke lokasi PLTD di Long Layu.
"Cuaca membuat akses jalan tak bisa dilewati, ketersediaan mobil, dan keberangkatan tekhnisi. Sejumlah faktor itu menjadi alasan mengapa PLTD lama digeser ke Long Layu," katanya.
Baca juga: Harta Kekayaan Hellyana Wagub Tersangka Ijazah Palsu Capai Rp 6 M, Ijazah Ada 1 Tahun Sebelum Kuliah
Diketahui, pada Minggu, 21 Desember 2025, petugas PLN menggeser mesin PLTD dari Kota Kecamatan Krayan, Long Bawan menuju Long Layu, Krayan Selatan.
Mereka menyewa tiga unit mobil gardan ganda untuk mengangkut onderdil PLTD yang sudah dipreteli demi memudahkan pengangkutan.
Namun, mobil sempat terjebak lumpur dan tidak bisa jalan saat melewati jalanan di wilayah Lembudud.
Beruntungnya, mereka menyewa tiga unit mobil sehingga bisa saling menarik untuk keluar dari jebakan lumpur di jalanan utama Krayan.
"Yang harusnya bisa ditempuh satu jam kalau tidak hujan, akhirnya harus sampai lima jam. Mesin berangkat sore, sampai tujuan sudah larut malam," ujar Oktafianus.
Di sisi lain, teknisi mesin PLN juga sempat mengalami kesulitan saat harus ke Krayan.
Sebab, ada sebuah tradisi yang menjadi kesepakatan warga Krayan, yakni bagi warga yang mudik di Nataru harus mengikuti undian KTP.
Sejumlah KTP warga Krayan, dikumpulkan dalam wadah dan dikocok layaknya arisan.
Nama yang keluar, akan mendapat jatah tiket penerbangan pesawat saat itu.
Sedangkan yang belum dapat, harus menunggu untuk momen undian berikutnya.
"Karena teknisinya enggak ikut undian KTP dengan alasan urgen, dia dicaci maki warga. Kasihan juga, tapi itulah kondisi Krayan, penerbangan kurang tapi penumpang membeludak kalau Nataru," kata Oktafianus.
Terlepas dari kendala yang ada, Oktafianus mewakili masyarakat Krayan berterima kasih atas pemindahan mesin PLTD yang dianggap sebagai kado Natal tahun ini.
"Kita semua berharap, mesin segera diinstal dan sudah on saat Natal. Itu akan jadi kado paling berkesan bagi masyarakat kami di perbatasan ini," tandasnya.