BANJARMASINPOST.CO.ID - Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) bentuk Tim Pandawa Lima untuk lakukan investigasi lapangan secara mandiri.
Mereka akan mengusut kasus dugaan penembakan oleh personel Korps Brigade Mobile (Brimob) Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Tengah (Kalteng), yang disinyalir menembak empat warga Desa Kenyala, Kecamatan Telawang, Kotim.
Berdasar unggahan media sosial Facebook Ketua Harian DAD Kotim, Gahara Ramadhan,
insiden terjadi pada Senin (22/12/2025) sore di areal perkebunan kelapa sawit milik PT KKP 3 Wilmar Group.
Gahara Ramadhan, menyebutkan, dugaan penembakan oleh oknum aparat penegak hukum terhadap empat warga setempat sekitar pukul 16.00 WIB.
Gahara menyatakan, DAD Kotim telah membentuk Tim Pandawa Lima.
Baca juga: 4 Warga di Kotim Kalteng Tertembak, Polisi Klaim Petugas Tangani Pencuri Sawit dan Situasi Bahaya
“Kami sudah berkoordinasi dengan Damang Kecamatan Talawang, lokasi yang jadi tempat kejadian itu,” ujar Gahara kepada Kompas.com di Palangkaraya, Selasa (23/12/2025).
“Kami bekerja sama dengan DAD akan lakukan investigasi ke lapangan demi mengetahui secara persis kronologinya,” sambungnya.
Gahara menuturkan, berdasar informasi diterima, keempat warga tersebut diduga melakukan pencurian di lokasi Hak Guna Usaha (HGU) PT Mas, yang merupakan bagian dari KKP 3 milik PT Wilmar.
Menurut keterangan saksi yang dihimpun Gahara, kejadian bermula saat keempat warga tersebut diduga mengambil sawit.
Mereka kemudian dikejar aparat, diduga oknum Brimob dan ditembak setelah dicegat.
“Dari arah lokasi itu langsung dikejar oleh aparat. Informasinya oknum Brimob. Karena diduga lakukan pencurian, mereka dicegat dan dilakukan penembakan,” beber Gahara.
Informasi itu, imbuhnya, akan dipastikan melalui investigasi Tim Pandawa Lima.
Gahara menginstruksikan agar sidang adat dilaksanakan jika hasil investigasi rampung.
“Kami anggap persoalan ini cukup berat dan kasus ini sangat besar, sehingga melibatkan forum damang untuk membentuk tim Mantir Basarah Hai (tim dewan persidangan adat), ini persoalan serius,” tegas Gahara.
Sementara itu, Polda Kalteng melalui Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Komisaris Besar Polisi Erlan Munaji menyatakan pihaknya belum dapat membenarkan informasi yang beredar.
“Kami kemarin dapat informasi ada korban yang luka di rumah sakit yang ada di Kotim. Setelah dikonfirmasi, petugas (polisi) yang melakukan pengamanan gabungan menyebut ada beberapa masyarakat yang telah melakukan pencurian TBS,” beber Erlan kepada wartawan di Markas Polda Kalteng, Palangkaraya, Selasa (23/12/2025).
Erlan menjelaskan, petugas kepolisian yang bertugas menjaga lokasi sawit mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) pada pukul 15.30 WIB untuk menghentikan aksi pencurian secara persuasif.
“Tim gabungan pada pukul 15.30 WIB mendatangi TKP dan mencoba untuk menghentikan pencurian secara persuasif, setelah diimbau ternyata informasi yang kami dapat mereka (masyarakat) melakukan perlawanan dan mencoba melarikan diri,” ujar Erlan.
Karena upaya persuasif gagal, tim gabungan mengeluarkan tembakan peringatan ke udara. Namun, situasi memaksa personel melakukan tembakan ke arah massa, yang menyebabkan massa berlarian.
“Dari informasi yang kami dapat di lapangan, (aksi pencurian tadi) akan membahayakan personel pengamanan gabungan (polisi) tersebut, (sehingga) tim gabungan kemudian mengeluarkan tembakan peringatan ke atas, lalu melakukan tindakan tegas dan terukur, dan beberapa masyarakat tadi melarikan diri, lalu muncul informasi ada yang terluka,” terang Erlan.
Dia mengatakan, Polda Kalteng dan Polres Kotim masih lakukan penyelidikan untuk memastikan apakah tembakan berasal dari aparat kepolisian atau pihak lain.
“Tentunya ini menjadi PR dan tugas kami di jajaran kepolisian, kami minta masyarakat jangan mudah terprovokasi dengan informasi di media sosial. Kami masih memastikan fakta di lapangan seperti apa,” pungkas Erlan.
(Kompas.com)