Satgaswil DIY Densus 88 Ajak Guru dan Pelajar di Kulon Progo Deklarasi Anti Judol dan Radikalisme
December 23, 2025 09:14 PM

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Ancaman siber dan ideologi berbahaya dikalangan generasi muda menjadi atensi bagi jajaran di Satuan Tugas Wilayah (Satgaswil) DIY Densus 88 Anti Teror (AT) Polri.

Sebagai upaya pencegahan terhadap ancaman siber dan bahaya radikalisme, Satgaswil Densus 88 AT Polri bersama Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Kulon Progo menggelar Talkshow dan Deklarasi Pelajar, guru dan forkompimda Anti Judi Online serta Radikalisme, Selasa (23/12/2025).

Acara yang berlangsung di Aula Adikarta (Gedung Kaca), Kompleks Kantor Bupati Kulon Progo ini dihadiri oleh 330 peserta, termasuk 140 Ketua OSIS dan 140 guru pendamping dari jenjang SMP/MTs dan SMA/SMK/MA se-Kabupaten Kulon Progo, serta jajaran Forkopimda.

Wakil Bupati Kulon Progo, Ambar Purwoko, dalam sambutannya menekankan pentingnya peran tenaga pendidik dalam mengawasi aktivitas digital siswa.

Guru memiliki peran sentral untuk memperhatikan pola interaksi siswa di media sosial agar terhindar dari paparan paham radikal dan jeratan judi online. 

“Para pelajar harus membekali diri dengan ilmu dan akhlak yang baik demi menjadi pemuda yang berguna bagi nusa dan bangsa," tegas Ambar.

Ancaman Radikalisme di Kalangan Anak-anak

Kasatgaswil DIY Densus 88 AT Polri, selaku narasumber utama memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif deklarasi ini. 

Dia mengungkapkan bahwa tren penyebaran paham radikal kini mulai menyasar kalangan anak-anak, sehingga pencegahan sejak dini menjadi krusial.

"Pemberantasan terorisme adalah wujud implementasi Asta Cita pertama dan kedua pemerintah. Kami tidak hanya melakukan penegakan hukum, tetapi juga gencar melakukan deradikalisasi dan pencegahan,” ucap Kasatgaswil Densus 88 AT Polri.

Baca juga: Jadi Daya Tarik Baru di Wates Kulon Progo, Warga Ramai-ramai Kunjungi JPO Jogoyudan

Kasatgas menyampaikan Penurunan angka penangkapan teroris pada periode 2021-2025 merupakan hasil nyata dari masifnya sosialisasi ke masyarakat.

Dia juga mengingatkan bahwa terorisme selalu berawal dari sikap intoleransi. 

Satgaswil DIY membuka pintu bagi sekolah-sekolah yang ingin mengadakan sosialisasi terkait pencegahan IRET (Intoleransi, radikalisme, ekstrimisme dan terorisme ).

Literasi Digital dan Ketahanan Ekonomi

Dari sisi ekonomi dan keamanan digital, Pimpinan Cabang Bank BPD DIY Kulon Progo, Nur Afan Dwi Saputro, menyoroti bahwa judi online (judol) dan radikalisme sering kali memanfaatkan kerentanan psikologis serta rendahnya literasi digital.

"Bank BPD DIY berkomitmen menerapkan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme. Kami mengajak pelajar untuk memiliki kontrol diri yang kuat, menghentikan komunikasi dengan pihak ilegal, dan mengalokasikan dana untuk masa depan daripada terjebak judi online," jelasnya.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh jajaran pimpinan daerah, di antaranya  Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Kulon Progo Suharto, Kepala Kesbangpol Kulon Progo Pratiwi Ngasatatun, serta jajaran Polres, Kejari, dan lembaga lainnya.

Acara ditutup dengan kesepahaman pencegahan IRET akan mencapai hasil optimal melalui kerja sama yang solid antara Satgaswil DIY dengan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders). 

Sinergi ini diharapkan mampu memutus rantai perekrutan kelompok teror dan menghapuskan praktik judi online di lingkungan pelajar dan pemerintah Kabupaten Kulon Progo. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.