TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Anggota DPR RI Ahmad menyampaikan keresahannya, terkait antrean panjang kendaraan di seluruh SPBU di Riau untuk mendapatkan bahan bakar minyak (bbm) jenis solar yang mengular panjang.
Hal ini disuarakan mantan Bupati Rokan Hulu itu saat rapat dengar pendapat bersama kementerian terkait di Komisi VI DPR RI beberapa waktu lalu.
"Di kampung saya di Riau, antrean panjang mencapai berkilometer, padahal kendaraan itu untuk mengangkut sawit dan lainnya," ujar Ahmad.
Baca juga: Pengendara di Pekanbaru Rela Antre di SPBU karena Harga Biosolar Hanya Rp 6.800 per Liter
Baca juga: Antrean Panjang Kendaraan di SPBU Pekanbaru, Pertamina Pastikan Pasokan Biosolar Tetap Terjaga
Ia mengungkapkan untuk mendapatkan minyak saja, harus berhari-hari mengantre sehingga mengganggu jalannya usaha mereka.
"Coba bayangkan untuk dapat minyak harus mengantre sehari, berapa kerugian mereka itu," ujar Ahmad.
Tidak hanya itu, permainan di SPBU juga diduga terjadi, karena banyak aduan pemilik kendaraan yang mengaku sering kesulitan mendapatkan minyak.
"Jadi saya minta kepada pemerintah dan pihak terkait, harus mengatasi masalah ini di Riau, ini juga diperparah dengan bencana di provinsi tetangga," ujar Ahmad.
Kendaraan yang antre ini yang akan melakukan pengisian untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) Bio Solar.
Pantauan Tribunpekanbaru.com, antrean kendaraan bahkan sampai mengambil separuh jalan.
Kendaraan yang antre mulai dari mobil truk hingga kendaraan roda empat jenis citycar atau mobil yang biasa digunakan untuk jalan di kota.
Kondisi itu tentu saja menjadikan arus lalu lintas di depan SPBU jadi terhambat.
Kendaraan yang lewat harus ekstra hati-hati.
Tak jarang keberadaan kendaraan yang antre tersebut juga membuat macet. Zindun, sopir truk yang ikut mengantre mengaku mau tak mau harus ikut antre.
"Ya, saya sudah dari pagi. Jadi harus sabar untuk antrem memang akan menganggu kendaraan lain. Tapi harus antre agar bisa dapat BBM," ungkapnya kepada Tribunpekanbaru.com.
Terkait dengan pengaturan antrean, Zindun mengatakan memang baiknya harus diatur. Karena akan menggangu kendaraan di jalan.
Maka butuh petugas yang mengatur.
"Ya, harus diatur. Tapi ini dua baris antrean saya rasa cukup baik. Jadi gak panjang. Tapi tetap harus diatur yang di luar.
Hal senada dikatakan Dedi. Sopir mobil L300 ini mengaku baru saja ikut antre. Meski demikian, ia mengatakan antrean masih lancar.
"Kadang lama juga. Makanya harus diatur agar bisa rapi dan tidak menganggu," ujarnya.
Dari pantauan Tribunpekanbaru.com, kendaraan mengular mulai dari pintu masuk SPBU.
Satu persatu mengambil posisi antre di belakang kendaraan di depan mereka.
Jika untuk ukuran mobil L300 tentu tidak banyak memakan jalan.
Hanya saja untuk truk dengan bak di belakang tentu ini jadi masalah.
Terkait dengan antrean kendaraan tersebut, pengawas SPBU, Jefri kepada Tribunpekanbaru.com mengaku pihaknya mengatur arus kendaraan yang masuk.
"Kita berlakukan shift. Jadi kendaraan tidak selalu antre yang bisa menggangu arus kendaraan di jalan," ujarnya.
Menurutnya, antrean baru bisa dilakukan pada jam 08.00 WIB atau jam 09.00 WIB.
Namun demikian, itu juga melihat kondisi BBM yang tersedia.
"Untuk kendaraan yang diluar kami sudah imbau agar merapat. Dengan demikian kendaraan lain tidak terganggu," ujarnya.
(Tribunpekanbaru.com/Nasuha Nasution/Budi Rahmat)