TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mulai mengalihkan peran Jembatan Besi yang bersejarah di kawasan Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, seiring difungsikannya Jembatan Kedaton Agung sebagai jalur utama kendaraan bermotor.
Peralihan fungsi ini ditandai dengan prosesi adat tepong tawar oleh Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Aji Muhammad Arifin, serta pemecahan guci oleh Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri, sebagai simbol dimulainya operasional jembatan baru tersebut pada Selasa (23/12/2025).
Baca juga: UMK Kukar 2026 Disepakati Rp3.991.797, Naik Rp225 Ribu
Jembatan Kedaton Agung dibangun untuk menjawab aspek keselamatan pengguna jalan, Bupati Kutai Kartanegara, Aulia Rahman Basri, mengatakan pembangunan jembatan pendamping dilakukan sebagai solusi atas kondisi Jembatan Besi lama yang dinilai sudah tidak laik fungsi dan membahayakan keselamatan pengguna.
“Berdasarkan hasil inspeksi Dinas Pekerjaan Umum bersama tenaga ahli, Jembatan Besi lama dinyatakan tidak aman karena mengalami korosi dan tidak mampu lagi menahan beban lalu lintas sesuai standar terbaru,” ujar Aulia.
Jembatan baru ini kini menghubungkan Jalan Danau Semayang dengan kawasan Monumen Barat.
Selain mengedepankan fungsi, Jembatan Kedaton Agung juga dirancang menyatu dengan kawasan heritage Kedaton. Ornamen tambak karang khas Kutai menjadi elemen visual utama yang memperkuat karakter budaya setempat.
Dari sisi teknis, jembatan ini dibangun menggunakan struktur girder baja dengan daya tahan jangka panjang, mampu melayani arus lalu lintas dua arah serta dilalui kendaraan berat. Fasilitas jalur pejalan kaki di kedua sisi jembatan turut disediakan guna menunjang kenyamanan dan keselamatan pengguna.
Ia menjelaskan, awalnya Pemkab Kukar sempat merencanakan pembongkaran Jembatan Besi lama. Namun, mempertimbangkan nilai historis dan aspirasi masyarakat, pemerintah memutuskan membangun jembatan baru yang posisinya berdampingan dengan jembatan lama.
“Alhamdulillah, hari ini jembatan pendamping telah selesai dibangun dan siap difungsikan sebagai jalur transportasi masyarakat, khususnya di Kota Tenggarong,” katanya.
Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak dan masyarakat yang telah mendukung pembangunan jembatan hingga dapat difungsikan tepat waktu.
Menurutnya, dukungan tersebut menjadi faktor penting dalam kelancaran proses pengerjaan.
Sejalan dengan kebijakan tersebut, Jembatan Besi selanjutnya difokuskan sebagai ruang aman bagi aktivitas non-kendaraan bermotor.
“Jembatan Besi nanti akan difungsikan untuk jalan kaki dan sepeda,” sebutnya.
Aulia juga menegaskan keberadaan Jembatan Kedaton Agung memiliki peran strategis dalam mendukung mobilitas menuju pusat aktivitas ekonomi baru di Tenggarong.
“Jembatan ini akan jadi salah satu infrastruktur untuk memperlancar alur transportasi ke Pasar Tangga Arung Square,” tutupnya. (*)