SURYA.co.id | SURABAYA - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, Kantor Wilayah IV Komisi Pengawas Persaingan Usaha (Kanwil IV KPPU) mengintensifkan pemantauan ketersediaan pasokan dan pergerakan harga bahan pokok di Surabaya.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan stabilitas harga serta mencegah potensi praktik persaingan usaha tidak sehat yang dapat merugikan masyarakat.
Baca juga: KPPU Tegaskan Peran Lawan "Serakahnomics" Demi Dukung Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Pemantauan yang dilakukan pada Selasa (23/12/2025), berlangsung di Pasar Tradisional Wonokromo, Surabaya, dan dilaksanakan bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman serta Satgas Pangan Polda Jatim.
Plt Kepala Kanwil IV KPPU Romi Pradhana Aryo dan Kepala Bagian Administrasi Kanwil IV KPPU Dyah Paramita turut mendampingi kegiatan tersebut, bersama jajaran Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim, Dinas Perdagangan dan Peternakan Provinsi Jawa Timur, serta Bulog Jawa Timur.
"Dari sisi pengawasan KPPU, Kanwil IV terus memantau pergerakan harga secara berkelanjutan sebagai bagian dari early warning system," kata Romi Pradhana Aryo, Plt Kepala Kanwil IV KPPU.
Dibandingkan pemantauan pada 16 Desember 2025, sejumlah komoditas menunjukkan tren penurunan harga, antara lain cabai merah keriting dari Rp 55.000 per kg menjadi Rp 35.000 per kg, cabai merah besar dari Rp 40.000 per kg menjadi Rp 30.000 per kg, serta bawang merah dari Rp 50.000 per kg menjadi Rp 40.000 per kg.
"Adapun daging ayam ras mengalami kenaikan tipis dari Rp38.000 per kg menjadi Rp39.000 per kg," jelas Romi.
Usai dari Pasar Wonokromo, tim Kanwil IV KPPU bersama Satgas Pangan Polda Jatim melanjutkan pemantauan ke toko modern Indogrosir untuk memastikan konsistensi harga dan ketersediaan stok di seluruh rantai distribusi.
Romi menegaskan bahwa pengawasan tidak hanya dilakukan di tingkat pasar, tetapi juga mencakup rantai pasok dari hulu ke hilir.
“Kanwil IV KPPU berkomitmen mencegah potensi praktik persaingan usaha tidak sehat yang dapat menghambat pasokan atau memicu gejolak harga tidak wajar, sehingga merugikan petani maupun konsumen,” ungkapnya.
Secara umum, kondisi pasokan bahan pangan di wilayah Surabaya terpantau relatif aman, baik di pasar tradisional maupun toko modern.
“Stok tersedia dengan cukup dan harga masih berada dalam koridor kewajaran, dipengaruhi oleh mekanisme permintaan dan penawaran serta faktor iklim dan cuaca,” pungkas Romi.
Sementara itu, pengecekan di pasar Wonokromo, dilakukan terhadap berbagai komoditas strategis, antara lain beras, cabai, bawang, daging, telur, dan minyak goreng.
Berdasarkan hasil pemantauan, harga beras SPHP tercatat Rp 60.000 per kemasan 5 kg atau Rp 12.000 per kg.
Bawang merah dijual Rp 40.000 per kg, bawang putih Rp 35.000 per kg, dan gula Rp 17.000 per kg.
Sementara harga telur ayam ras berada di kisaran Rp 31.000 per kg, daging sapi Rp120.000–Rp125.000 per kg, dan daging ayam ras Rp39.000 per kg.
Dalam pemantauan, tim menemukan minyak goreng kemasan bantal merek Minyakita dijual pedagang dengan harga Rp16.000 per kemasan, atau Rp 300 di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 15.700.
Temuan ini langsung ditindaklanjuti dengan penyerahan barang bukti berupa tiga kemasan Minyakita kepada Direktur Reskrimsus Polda Jatim Kombes Pol Roy HM Sihombing.
“Harga komoditas di Pasar Wonokromo relatif stabil, namun penyimpangan kecil seperti ini tetap harus ditindak agar tidak membebani masyarakat, khususnya menjelang Natal dan Tahun Baru,” pungkas Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian yang juga menjawab Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) tersebut.