Saham BUMI Berpotensi Masuk MSCI Februari 2026, Siap Susul BRMS?
December 23, 2025 11:55 PM

TRIBUNBANTEN.COM - Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali menjadi perbincangan di kalangan investor setelah mencatat lonjakan harga signifikan sepanjang 2025. 

Kinerja tersebut membuka peluang BUMI untuk naik kelas dan masuk dalam MSCI Global Standard Index pada periode peninjauan Februari 2026.

MSCI Global Standard Index merupakan indeks acuan global yang berisi saham-saham berkapitalisasi besar dan likuid. 

Masuknya sebuah emiten ke dalam indeks ini kerap menjadi katalis positif karena berpotensi menarik aliran dana dari investor institusi global.

Baca juga: Multibagger! Intip Saham Terafiliasi dengan Happy Hapsoro, Suami Ketua DPR RI Puan Maharani

Performa Harga Saham Melesat

Dikutip dari Ajaib Skuritas, mengacu pada data perdagangan Bursa Efek Indonesia, saham BUMI mulai meninggalkan fase stagnan di level Rp100-an sejak pertengahan November 2025. 

Pada 13 November 2025, harga saham BUMI melonjak ke Rp224 per saham dari posisi sebelumnya di kisaran Rp192.

Tren penguatan tersebut berlanjut hingga saham BUMI ditutup di level Rp344 per saham pada Jumat, 19 Desember 2025. 

Momentum positif masih berlanjut pada perdagangan Selasa, 23 Desember 2025, ketika BUMI sempat mencetak harga tertinggi intraday di sekitar Rp402 sebelum akhirnya ditutup di level Rp380 per saham.

Dengan capaian tersebut, saham BUMI telah mencatatkan kenaikan lebih dari 200 persen baik secara year to date (YTD) maupun dalam enam bulan terakhir. 

Kapitalisasi pasar perseroan kini menembus kisaran Rp143 triliun, memperkuat posisinya sebagai salah satu emiten besar di sektor energi dan pertambangan.

Sinyal Kuat Menuju MSCI Global Standard

Saat ini, saham BUMI masih tercatat sebagai konstituen MSCI Indonesia Small Cap Index dan bagian dari MSCI Investible Market Index (IMI). 

Namun, lonjakan kapitalisasi dan likuiditas membuka peluang bagi BUMI untuk masuk ke indeks MSCI dengan kelas yang lebih tinggi.

Optimisme pasar turut diperkuat oleh keberhasilan anak usaha BUMI, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), yang telah lebih dulu masuk ke dalam MSCI Indonesia Global Standard Index pada reviu November 2025. Keberhasilan BRMS tersebut dinilai menjadi preseden positif bagi induk usahanya.

Ekspansi Agresif di Luar Batu Bara

Selain faktor pergerakan harga, perhatian investor juga tertuju pada strategi ekspansi anorganik yang dijalankan BUMI sepanjang 2025. Perseroan telah menyelesaikan akuisisi 100 persen saham Wolfram Limited, perusahaan tambang tembaga dan emas asal Australia, dengan nilai transaksi sekitar Rp698 miliar.

Akuisisi ini memberikan BUMI akses terhadap cadangan tembaga yang signifikan sekaligus memperluas portofolio bisnis ke komoditas non-batu bara. Wolfram ditargetkan kembali beroperasi pada pertengahan 2026 dengan estimasi produksi lebih dari 9.000 ton tembaga ekuivalen per tahun.

Tak berhenti di situ, BUMI juga mengakuisisi mayoritas saham Jubilee Metals Limited (JML), perusahaan tambang emas yang telah memasuki tahap produksi. Hingga 18 Desember 2025, kepemilikan BUMI di JML mencapai sekitar 64,98 persen, melalui transaksi senilai kurang lebih Rp346 miliar.

Langkah ini menegaskan strategi diversifikasi BUMI untuk mengurangi ketergantungan terhadap sektor batu bara dan memperkuat eksposur ke mineral bernilai tinggi.

Prospek Operasional 2026

Dari sisi bisnis inti, BUMI menargetkan volume penjualan batu bara pada 2026 berada di kisaran 77–78 juta ton, relatif sejalan dengan realisasi tahun sebelumnya. Kontribusi utama masih berasal dari dua anak usaha utama, yakni Kaltim Prima Coal dan Arutmin Indonesia.

Manajemen memperkirakan harga batu bara global pada 2026 tidak akan jauh berbeda dibandingkan 2025, seiring kondisi pasokan yang masih relatif longgar. Meski demikian, BUMI menegaskan fokus pada efisiensi operasional dan pengendalian biaya guna menjaga profitabilitas di tengah dinamika pasar.

Dengan kombinasi kinerja saham yang impresif, ekspansi bisnis agresif, serta preseden keberhasilan BRMS di indeks MSCI, peluang saham BUMI untuk menyusul masuk MSCI Global Standard Index Februari 2026 dinilai semakin terbuka.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.