Warga Batu Busuk Kota Padang Cemas Arus Sungai Ancam Jembatan, Akses Bisa Terputus Total
December 24, 2025 04:27 PM

TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Warga di kawasan Batu Busuk, Kecamatan Pauh, Kota Padang, menyampaikan kecemasan terhadap kondisi arus sungai yang masih deras dan berpotensi mengancam Jembatan Batu Busuk.

Jembatan tersebut menjadi penghubung utama aktivitas warga sehari-hari. Kekhawatiran muncul setelah jalan utama di kawasan itu kembali terputus akibat luapan sungai.

Meski perbaikan darurat pada badan jalan masih memungkinkan, warga menilai ancaman terhadap jembatan akan berdampak jauh lebih serius.

Kecemasan ini diungkapkan usai akses transportasi warga di Kawasan Batu Busuk kembali lumpuh total. 

Jalan utama yang menghubungkan Kelurahan Kapalo Koto menuju Kelurahan Lambung Bukit dilaporkan terputus akibat derasnya aliran sungai yang kembali meluap.

Baca juga: Fasilitas Lengkap dan Memadai, Wulandari Korban Banjir Bandang Nyaman Tinggal di Huntara Lubuk Buaya

BANJIR BATU BUSUK: Jalan utama yang menghubungkan Kelurahan Kapalo Koto menuju Kelurahan Lambung Bukit kembali putus total akibat luapan deras aliran sungai, Selasa (23/12/2025) malam.
BANJIR BATU BUSUK: Jalan utama yang menghubungkan Kelurahan Kapalo Koto menuju Kelurahan Lambung Bukit kembali putus total akibat luapan deras aliran sungai, Selasa (23/12/2025) malam. (Padang.tribunnews.com/Arif Ramanda Kurnia)

Peristiwa terputusnya jalan tersebut terjadi pada Selasa (23/12/2025) malam sekitar pukul 21.00 WIB. 

Berdasarkan pantauan TribunPadang.com Rabu (24/12/2025) sekitar pukul 09.45 WIB, setidaknya ada sembilan unit alat berat yang beroperasi di sekitar Jembatan Batu Busuk. 

Alat-alat ini bekerja keras menyingkirkan material banjir bandang yang masih menumpuk di aliran sungai.

Di tengah suasana darurat tersebut, terlihat kontras pemandangan anak-anak yang asyik bermain lumpur di tepian sungai yang keruh. 

Sementara itu, warga dewasa tampak sibuk mengabadikan momen pengerjaan alat berat menggunakan ponsel mereka.

Baca juga: Personel 133/Yudha Sakti Laksanakan Karya Bakti Pascabanjir Banda Gadang Nanggalo Kota Padang

Untuk memenuhi kebutuhan logistik, beberapa warga terpaksa menggunakan tali untuk menyalurkan bantuan melewati jalan darurat. 

Kemudian tumpukan batu besar sisa banjir bandang masih terlihat memenuhi badan sungai, menandakan besarnya kekuatan alam yang menghantam kawasan tersebut sebelumnya.

Hingga pagi ini kendaraan roda dua maupun roda empat sama sekali tidak dapat melintasi jalur krusial tersebut.

Ketua Pemuda Batu Busuk, Zalhendri, mengungkapkan bahwa kondisi ini sangat menyulitkan mobilitas warga. 

Mengingat jalan tersebut merupakan urat nadi perekonomian dan akses utama bagi masyarakat untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

“Akses jalan ini adalah satu-satunya tumpuan masyarakat. Jika terputus seperti sekarang, praktis kehidupan warga di sini terganggu karena ketergantungan yang tinggi pada jalur ini,” ujar Zalhendri saat ditemui di lokasi kejadian.

Baca juga: RSJ Dr. Yaunin Berikan Trauma Healing dan Cek Kesehatan Gratis untuk Korban Bencana di Padang

Saat ini terdapat satu RW dan empat RT yang posisinya berada di seberang luapan sungai. 

Akibat jalan yang amblas, sedikitnya 400 Kepala Keluarga (KK) kini dalam kondisi terisolir dari akses dunia luar.

Meski kondisi cukup mengkhawatirkan, Zalhendri menyebut bantuan mulai berdatangan ke lokasi. 

Zalhendri optimis jika pengerjaan berjalan lancar, sore ini akses minimal untuk kendaraan roda dua dan roda empat sudah bisa terbuka kembali.

"Melihat adanya bantuan alat berat yang bekerja sejak pagi, kami memprediksi sore ini jalan kemungkinan besar sudah bisa kembali dilewati warga secara terbatas," jelasnya optimistis.

Namun, di balik upaya perbaikan jalan tersebut, terselip kekhawatiran yang lebih besar. 

Baca juga: Warga Batu Busuk Was-Was Jembatan Utama Ambruk, Aktivitas Terancam Lumpuh Total

Warga merasa cemas jika arus sungai yang masih deras tidak segera ditangani secara permanen, dampaknya bisa merembet ke Jembatan Batu Busuk.

Menurut Zalhendri, kerusakan pada jalan masih bisa diakali dengan perbaikan darurat. Namun, jika jembatan utama yang ikut terputus atau rusak parah, maka warga di kawasan tersebut akan benar-benar terisolir total dalam jangka waktu lama.

"Kalau jalan putus kami masih bisa upayakan, tapi kalau jembatan Batu Busuk yang kena, itu akan sangat fatal. Kami benar-benar akan terputus dari akses mana pun," tambahnya dengan nada khawatir.

Sementara itu, warga setempat bernama Hanif menekankan pentingnya percepatan pemulihan akses. 

Baginya, jalan tersebut bukan sekadar jalur transportasi, melainkan penentu keberlangsungan ekonomi masyarakat kecil di sana.

Baca juga: Jadwal SIM Keliling di Padang Pariaman Hari Ini, Digelar di Pasar Kayu Tanam

Mengenai opsi pengungsian, Hanif menjelaskan bahwa warga lebih memilih bertahan meski akses sulit. 

Jarak Hunian Sementara (Huntara) yang dianggap terlalu jauh menjadi alasan utama mengapa masyarakat enggan meninggalkan kediaman mereka.

"Kehidupan masyarakat ada di sini. Kalau pindah ke Huntara yang jauh, urusan ekonomi jadi susah. Itulah kenapa korban banjir tetap bertahan sambil berharap perbaikan jalan segera selesai,"tutupnya.(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.