Perayaan Malam Tahun Baru 2026 di Kota Malang Tanpa Pesta Kembang Api
December 24, 2025 05:45 PM

SURYAMALANG.COM, MALANG - Peringatan malam Tahun Baru 2026 di Kota Malang tanpa pesta kembang api.

Sebagai gantinya, Pemerintah Kota Malang akan menggelar perayaan malam pergantian Tahun Baru 2026 secara sederhana.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengatakan, perayaan meriah saat menyambut Tahun Baru kurang etis karena ada bencana alam yang menimpa saudara-saudara di Sumatera.

Selain itu, juga mengantisipasi adanya anomali perubahan cuaca di akhir tahun.

Sebagai gantinya, peringatan pergantian tahun akan diisi dengan kegiatan doa bersama di lima kecamatan di Kota Malang. Kegiatan itu diwujudkan sebagai bentuk refleksi dan solidaritas sosial.

Wahyu Hidayat mengatakan, melalui perayaan sederhana ini, diharapkan masyarakat dapat bersama-sama mendoakan saudara-saudara yang sedang tertimpa bencana serta menjadikan momentum pergantian tahun sebagai sarana introspeksi diri.

Baca juga: Dishub Kota Malang Keluarkan Surat Imbauan Layanan Parkir saat Natal dan Tahun Baru 2025/2026

Wahyu Hidayat telah memberikan instruksi kepada seluruh jajaran serta mengajak masyarakat untuk merayakan malam pergantian tahun dengan cara yang sederhana, khidmat, dan bermakna.

Menurutnya, pergantian tahun seyogianya dimaknai sebagai waktu untuk refleksi dan kontemplasi, bukan sekadar perayaan semata.

"Kami juga mengimbau agar tidak melakukan konvoi maupun perayaan secara berlebihan."

"Kegiatan seperti itu berpotensi mengganggu ketertiban umum. Imbauan ini disampaikan untuk menjaga keamanan, kenyamanan, serta kondusivitas Kota Malang selama malam pergantian tahun," ungkapnya kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (24/12/2025).

“Mari kita rayakan Tahun Baru 2026 dengan sederhana, penuh doa untuk saudara-saudara kita yang tertimpa musibah, tidak merayakan secara berlebihan, sekaligus menjadi sarana refleksi agar kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik ke depan,” pungkasnya.

Sejumlah hotel di Kota Malang juga tidak merayakan pesta kembang api.

Ketua PHRI Kota Malang, Agoes Basoeki, mengatakan pelaku perhotelan turut bergotong royong menjaga keamanan dan kenyamanan wisatawan selama momen akhir tahun.

“Kami berkolaborasi untuk menciptakan Kota Malang tetap kondusif. Dalam Operasi Lilin ini, kami saling melaporkan situasi yang ada di perhotelan,” ujar Agoes.

Tingkat okupansi hotel di Kota Malang masih berada pada kisaran 50 persen.

Namun, angka tersebut diprediksi akan meningkat jelang akhir bulan.

Untuk menarik minat wisatawan, sejumlah hotel telah menyiapkan paket Natal dan Tahun Baru.

Berdasarkan data PHRI, sedikitnya 13 hotel di Kota Malang menyelenggarakan paket menginap dengan layanan tambahan.

“Bukan sekadar potongan harga, tapi ada tambahan layanan seperti gala dinner dan hiburan. Jadi tamu tidak hanya menginap, tetapi juga mendapatkan pengalaman,” jelas Agoes.

PHRI juga secara rutin melaporkan kesiapan perhotelan kepada Dinas Pariwisata dan Kepolisian, terutama dalam mengantisipasi lonjakan kunjungan dan potensi gangguan selama libur akhir tahun. Kewaspadaan ditingkatkan menyusul kondisi cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana.

General Manager Hotel Alana Malang, Sistho A Sreshtho, mengatakan pihaknya memberikan layanan perayaan tahun baru di dalam hotel.

Tahun ini, Hotel Alana mengoperasikan ballroom baru yang dapat menampung hingga 400 orang.

“Tahun ini lebih spesial karena pertama kalinya kami menggunakan ballroom untuk acara tahun baru. Kapasitasnya tentu lebih besar, sehingga bisa menampung lebih banyak tamu,” ujar Sistho.

Perayaan Tahun Baru di Hotel Alana Malang dibagi ke dalam beberapa lokasi dengan konsep yang berbeda. Selain ballroom, pihak hotel juga menghadirkan paket perayaan di Dewan 19 Sky Lounge.

“Di Sky Lounge kami mengusung konsep retro night era 1980-an, sementara di ballroom temanya Squad Game,” jelasnya. 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.