Cuaca Buruk Sempat Hentikan Aktivitas Penyebrangan Jawa-Bali 
December 24, 2025 07:14 PM

 

 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Banyuwangi - Cuaca buruk yang berlangsung Rabu (24/12/2025) sore di wilayah perairan Selat Bali sempat mengganggu aktivitas penyebrangan yang menghubungkan Jawa-Bali itu. Penyebrangan sempat ditutup sekitar 40 menit.

Hujan deras yang berlangsung membuat jarak pandang di area tersebut terbatas dan tak memungkinkan untuk penyebrangan. Jarak pandang saat hujan lebat itu hanya sekitar 50 meter, di bawah batas aman.

Penutupan berlangsung antara pukul 14.10 WIB hingga 14.55 WIB. Setelah jarak pandang normal, aktivitas penyebrangan kembali dibuka.

Korsatpel BPTD Ketapang Bayu Kusumo Nugroho membenarkan pelabuhan sempat ditutup karena cuaca buruk. Saat hujan deras berlangsung, kecepatan angin mencapai 27-30 knot. Semrntara tinggi gelombang antara 0,1 meter hingga 0,8 meter.

"Pertimbangan ditutup karena jarak pandang," kata Bayu.

Adanya penutupan pelabuhan karena cuaca buruk ini sebelumnya telah diprakirakan. Pihak pengelola pelabuhan sudah memberi imbauan kepada para pengguna jasa dan operator kapal terkait ancaman cuaca buruk selama libur panjang Nataru.

Analisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) per 21 Desember 2025 pukul 19.00 WIB menunjukkan, Bibit Siklon Tropis 93S terpantau mengalami penguatan dan berpotensi meningkat menjadi Siklon Tropis kategori 2.

Kondisi tersebut diprediksi berdampak langsung terhadap dinamika cuaca dan gelombang laut di sejumlah wilayah perairan nasional, termasuk Selat Bali.

Baca juga: Polisi di Jember Tabrak Motor Pelaku, Aksi Curanmor di Patrang Berhasil Digagalkan

“BMKG telah menyampaikan peringatan potensi gelombang tinggi di beberapa perairan Indonesia akibat terbentuknya Bibit Siklon Tropis 93S, termasuk Selat Sunda dan Selat Bali. Karena itu, kami mengimbau pengguna jasa untuk meningkatkan kewaspadaan," terang Direktur Utama ASDP Heru Widodo dalam keterangannya, Senin (22/12/2025).

Jika kondisi cuaca tidak memungkinkan, pihaknya meminta agar tidak ada yang memaksakan diri untuk menyebrang.

Penguatan sistem cuaca itu disebut tidak hanya memicu hujan dan angin kencang di daratan. Tetapi juga berpotensi menyebabkan gelombang laut kategori sedang atau moderate sea dengan ketinggian hingga 2,5 meter. 

Baca juga: Tradisi Asatan Sampean Baru Bondowoso, Ribuan Warga Berebut Ikan Mabuk

Ia menyebut, situasi itu dapat memengaruhi kelancaran operasional pelayaran, khususnya kapal-kapal penyeberangan yang melayani lintasan padat selama Nataru.

Ia mengatakan, keselamatan pelayaran merupakan prioritas utama dalam setiap periode angkutan, terlebih pada masa puncak liburan. 

Menurutnya, ASDP akan berkoordinasi dengan otoritas terkait dan memperkuat kesiapsiagaan operasional di pelabuhan maupun di atas kapal. 

Baca juga: Jelang Nataru, Bupati Probolinggo Pastikan Stok dan Takaran BBM Aman

Heru juga mengajak pengguna jasa untuk berperan aktif menjaga keselamatan bersama dengan mematuhi seluruh arahan petugas di lapangan.

“Kami mengharapkan kerja sama seluruh pengguna jasa. Ikuti petunjuk petugas selama berada di area pelabuhan dan kapal, serta bersedia menunda perjalanan apabila cuaca dinilai tidak aman untuk menyeberang,” tambahnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.