Pastor Yosafat Ivo OFMCap, Natal: Keluarga Menjadi Palungan yang Hidup
December 24, 2025 07:27 PM

Makna Gua Natal

Paus emeritus Benedictus XVI mengatakan Gua Natal adalah media yang significant membantu umat menghadirkan suasana tempat Yesus lahir. Makna lain ialah sebagai alat sederhana membantu umat menyerap makna natal yang sesungguhnya. Dan makna ketiga yang diutarakan oleh Paus yang dijuluki sebagai teolog sejati  ini bahwa gua natal adalah sebuah daya imaginasi dan kreatifitas membantu penghayatan iman (doa). Spirit Gua Natal menjangkau seluruh dunia dan merupakan simbol Bethelem Yudea hadir di tengah kita. Gua Natal adalah simbol persatuan seluruh Umat Kristen di seluruh dunia. Kristus yang mempersatukan kita.

Sementara Paus Fransiskus dalam surat apostoliknya Admirabile Signum 1 Desember 2019 mengatakan bahwa Gua Natal melukiskan suatu kisah yang membangkitkan kekaguman dan keterpesonaan. Surat Apostolik ini ditulis paus Fransiskus setelah beliau berkunjung ke  Greccio sebuah desa di pegunungan tempat di mana Santo Fransiskus dari Assisi menciptakan gua (Kandang) Natal pertama pada tahun 1223. Bapa Suci hendak mengingatkan kita untuk menghidupkan kembali gambaran kelahiran Kristus di tengah umat Kristen, terutama dalam keluarga. Gua Natal berasal dari gambaran kelahiran Yesus di Betlehem dalam Injil (Luk 2:7). Dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, Anak-Nya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Kita harus melestarikan Gua Natal sebagai bentuk keterbukaan hati akan Yesus yang berbicara kepada kita. Dengan melestarikan Gua Natal berarti meneruskan proses yang sangat berharga menghadirkan kisah Kelahiran Yesus sampai sekarang dan membantu penghayatan kita bahwa Allah beserta kita Immanuel.

Natal Merupakan Perwujudan Kerendahan Hati Yesus

Santo Ambrosius mengatakan Natal Ibarat sebuah pohon yang menjulurkan rantingnya sampai ke tanah. Yesus ‘merunduk’ sampai ke bumi. Ia menjangkau dunia. Keilahian-Nya menyentuh manusia dan dunia dan membersihkan mereka dari dosa.  Perjuangan Maria dan Yosep mencari tempat penginapan, dan juga lahir di palungan di kandang domba menegaskan kesederhanaan sudah mulai sejak proses kelahiran Yesus. Palungan adalah  simbol kesederhanaan dan keterbukaan. Dalam Admirabile Signum disampaikan natal adalah merenungkan sebuah kisah seperti kita memulai perjalanan hidup rohani, “ditarik oleh kerendahan hati Allah yang menjadi manusia untuk menjumpai setiap orang.” Sabda telah menjadi daging dan tinggal di antara kita (Yoh 1:14).  Perayaan Natal fokus pada "kesederhanaan" Yesus, dan mengingat bahwa Ia lahir ke dunia dalam keadaan miskin, bahkan tanpa tempat tidur yang layak. Ingat pemuda yang mau mengikuti Yesus ("Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia   tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya. (Mt 8:20). Tuhan tidak bangkit dalam kemegahan, tetapi merendahkan diri-Nya dalam kesederhanaan. Kesederhanaan adalah jalan yang dipilih-Nya untuk mendekat kepada kita, menyentuh hati kita, menyelamatkan kita dan membawa kita kita kepada keselamatan. Pada hari raya natal ini, marilah kita memohon kepada-Nya untuk membangkitkan kerinduan akan rekonsiliasi dan persaudaraan dalam hati semua orang.

Natal: Sebuah Gembaran Kemiskinan

Natal: Keluarga adalah Palungan yang Hidup

Natal adalah kasih. Allah mengasihi kita lewat Putera-Nya yang tunggal. Yesus adalah anugerah terbesar dan Ia adalah kasih sejati itu. Kasih-Nya tidak pernah berkesudahan. Bahkan kasih-Nya itu disempurnakan dengan kerelaan  mengorbankan hidup-Nya. Ia mengatakan, “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seseorang yang telah mengorbankan hidupnya untuk sahabat-sahabatnya (Yohanes 15:13). Ia telah membuktikan kasih-Nya kepada kita. Kelahiran-Nya bagi kita para pendosa dan kedatangan-Nya ke tengah dunia yang diliputi serba kekurangan merupakan tanda bahwa Ia memang sangat mengasihi kita. Tetapi kasih-Nya itu bukan hanya sebatas natal tetapi sepanjang hidup kita. Kasih-Nya juga bagaikan suatu perjalan hidup yang tidak pernah berakhir. Buah dari kelahiran-Nya sepanjang masa ialah damai, keadilan, kesatuan, pengampunan, kasih, suka cita, kerendahan hati dan kelemahlembutan.
Apakah Yesus juga hadir dalam diri kita sepanjang hidup kita? Ketika kita merayakan natal tentu kita harus berbicara tentang kasih. Itulah pesan natal bagi kita. Hendaklah kita saling mengasihi seperti Yesus telah mengasihi kita “(Yohanes 15:12). Kasih yang bermuara kepada damai dan keadilan. Maka tugas kita ialah memelihara damai dan keadilan itu dengan mengasihi sesama kita. Mengasihi tidak dibatasi oleh waktu tetapi sepanjang hidup. Tidak juga hanya untuk kalangan tertentu saja tetapi untuk semuanya dan bagi semuanya. Kasih juga tidak hanya pada momen tertentu saja tetapi dalam setiap aneka momen kehidupan. Dengan jalan inilah pesan natal sepanjang masa yang harus bergema sepanjang hidup.

Untuk itu mari kita menjadikan keluarga kita menjadi palungan yang hidup. Keluarga yang setelah mengalami kasih Allah melalui kelahiran Putera-Nya mewartakan kasih itu kepada sesama. Keluarga yang melahirkan keselamatan (Sukacita, damai sejahtera, dan kasih) bagi siapa saja. Keluarga yang menjadi tempat nyaman (teduh) bagi siapa saja, dan dengan sehati sejiwa membangun Persaudaraan. Kita orang Kristen harus menjadikan keluarga memancarkan sinar belaskasih Yesus kepada mereka yang “kedinginan” di luar sana. Maka keluarga kita terbuka harus terbuka akan kunjungan orang kecil seperti tempat kelahiran Yesus (palungan) terbuka dikungjungi oleh gembala dan orang bijak dari timur. Selamat Natal.

(***)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.