Pesan Natal Paus Fransiskus: Bahaya Uang, Korupsi, dan Ketidakadilan Dunia
December 25, 2025 02:35 PM

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Kardinal Ignatius Suharyo memimpin misa pontifikal perayaan Natal di Gereja Katedral, Jakarta Pusat.

Dalam homilinya, Uskup Agung Jakarta itu menyampaikan pesan Natal dari mendiang Paus Fransiskus kepada umat.

Kardinal Suharyo menjelaskan, bahwa Paus Fransiskus pernah mengingatkan tentang penetapan tahun suci di tengah kondisi dunia yang diwarnai berbagai ketidakadilan.

Menurut Paus, banyak manusia yang terjebak dalam perilaku menyimpang, mulai dari memuja kekayaan hingga melakukan praktik korupsi.

Suharyo mengutip peringatan Paus Fransiskus terkait bahaya ketergantungan pada uang.

Baca juga: Natal 2025, Ribuan Umat Padati Gereja Katedral Jakarta Ikuti Misa Pagi

Ia menegaskan bahwa menjadikan uang sebagai sandaran utama hidup dapat mengikis nilai kemanusiaan serta merendahkan martabat seseorang.

"Mengenai ketidakadilan, Paus Fransiskus menyatakan, saya kutip, 'di dalam dunia dewasa ini, betapa banyak luka yang ditanggung oleh orang-orang yang tidak mempunyai suara karena teriakan mereka diredam dan dibenamkan oleh sikap acuh tak acuh orang-orang yang berkuasa'," ungkap Suharyo saat menyampaikan homili ketika ibadah misa pontifikal di gereja Katedral, Jakarta Pusat, Kamis (25/12/2025). 

Sementara mengenai bahaya uang, Suharyo menyampaikan, saat itu Paus Fransiskus mengingatkan agar manusia tidak bergantung kepada uang.

Sebab, hal ini dinilai akan menghilangkan nilai dan martabat seseorang. 

Baca juga: Pengamanan Natal 2025 di Gereja Katedral, Kapolri Tekankan Semangat Persatuan

"Mengenai bahaya uang, Paus Fransiskus mengatakan begini, 'janganlah jatuh ke dalam pola pikir yang mengerikan yang beranggapan bahwa kebaikan, kebahagiaan bergantung kepada uang, dan bahwa dibandingkan dengan uang semua yang lain tidak ada nilai dan martabatnya. Kekerasan yang ditimpakan kepada orang lain, lebih menumpuk kekayaan yang berlumuran darah tidak akan mampu membuat seorang pun tetap berkuasa dan tidak mati'," jelas Suharyo. 

Selain itu, Suharyo juga mengungkapkan, Paus Fransiskus menyoroti tindakan korupsi sebagai perbuatan yang menimbulkan dosa berat.

Dia mengatakan, saat itu Paus Fransiskus menegaskan korupsi membuat manusia tidak bisa melihat masa depan. 

"Mengenai korupsi dengan hati yang pedih Paus Fransiskus menulis begini 'luka-luka bernanah akibat korupsi merupakan dosa berat yang berteriak keras ke surga untuk mendapatkan pembalasan. Karena luka itu merongrong data-data kehidupan pribadi dan masyarakat," tutur Suharyo. 

"Korupsi membuat kita tidak mampu melihat masa depan dengan penuh harapan, karena keserakahan yang dzalim itu menghancurkan harapan-harapan kaum lemah dan menginjak-injak orang yang paling miskin diantara kaum miskin. Korupsi adalah skandal publik yang berat," jelas dia.(m27)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.