TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak teks misa Minggu 28 Desember 2025.
Teks misa lengkap renungan harian Katolik.
Teks misa disiapkan untuk pesta keluarga kudus.
Teks misa disusun oleh: P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD.
Ikuti misa hari Minggu dengan penuh iman.
Baca juga: Renungan Hari Ini Jumat 26 Desember 2025, Martir Cinta Kasih
Para Petugas Liturgi berkumpul di sakristi. Pada meja perayaan disiapkan lilin bernyala yang mengapiti salib. Untuk bacaan, siapkan Alkitab. Untuk nyanyian, bisa siapkan buku nyanyian.
Sedapat mungkin, untuk kekhusukan suasana, alat-alat
komunikasi dimatikan.
Ketika memulai, Pemimpin (P) berkata, “Penolong kita ialah Tuhan”, dan yang lain menyahut, “Yang menjadikan langit dan bumi”.
Kemudian dinyanyikan lagu pembuka.
01. TANDA SALIB DAN SALAM
P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
02. KATA PEMBUKA
P : Hari ini, Gereja mengajak kita semua untuk merayakan Pesta keluarga kudus. Perayaan ini mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu hadir di dalam keluarga kita, sebagaimana Dia hadir dalam Keluarga Kudus Nazaret. Tuhanlah yang mempersatukan suami-istri dan Dia mau memperkokoh keluarga itu dengan cinta-Nya. Bacaan pertama mengajak kita untuk menghormati orang tua. Menghormati orang tua adalah kewajiban, termasuk merawat dan mengerti mereka Ketika mereka sudah tua dan lupa-lupa. Tuhan mengganjari hal ini dengan memberikan kemudahan dalam hidup
seseorang. Dalam bacaan kedua, kita diingatkan untuk menghidupi nilai-nilai baik dalam hidup bersama. Nilai-nilai itu adalah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Inilah dasar yang memperkokoh hidup berumahtangga, karena semuanya saling mencintai dan menghormati. Dalam bacaan Injil, kita akan melihat perjuangan KeluargaKudusNazaret untuk menyelamatkan bayi Yesus dengan mengungsi ke Mesir. Hal ini mengajak kita semua untuk berusaha mempertahankan keutuhan keluarga kita. Bagaimana kita merasakan kehadiran Tuhan dalam keluarga kita? Apakah kita juga menjadi keluarga
yang berdoa bersama dengan setia? [hening sejenak]
03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN
P : Di hadapan Tuhan yang mempertemukan keluarga-keluarga dan kita sekalian di tempat ini, marilah kita mengakui kesalahan dan dosa kita, agar kita layak mengikuti perayaan kudus ini.
U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa, dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu, saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
P : [Dengan tangan terkatup] Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa
kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.
04. MENYANYIKAN LAGU KEMULIAAN
[Dianjurkan untuk memakai Madah Kemuliaan di bawah ini.]
P : Kemuliaan kepada Allah di surga
U : dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya.
P : Kami memuji Dikau,
U : Kami meluhurkan Dikau.
P : Kami menyembah Dikau,
U : Kami memuliakan Dikau.
P : Kami bersyukur kepada-Mu, karena kemuliaan-Mu yang besar.
U : Ya Tuhan Allah, raja surgawi, Allah Bapa yang Mahakuasa.
P : Ya Tuhan Yesus Kristus, Putera yang tunggal.
U : Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putera Bapa.
P : Engkau yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami.
U : Engkau yang menghapus dosa dunia, kabulkanlah doa kami.
P : Engkau yang duduk di sisi Bapa, kasihanilah kami.
U : Karena hanya Engkaulah kudus.
P : Hanya Engkaulah Tuhan.
U : Hanya Engkaulah Mahatinggi, ya Yesus Kristus.
P : bersama dengan Roh Kudus,
U : dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.
05. DOA PEMBUKA
P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak] Ya Allah, Engkau berkenan memberikan kepada kami Keluarga Kudus sebagai teladan yang unggul. Semoga kami meneladannya dalam keutamaan hidup berkeluarga dan dalam ikatan cinta, agar kami layak menikmati dengan penuh sukacita anugerah
hidup abadi di dalam rumah-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
U : Amin.
06. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN
P : Marilah kita sekarang membuka hati kita untuk mendengarkan Sabda Tuhan, sumber hidup kita,
agar kita mampu menghadirkan-Nya di dalam keluarga kita sekalian.
[Bacaan dibacakan dari Alkitab]
07. BACAAN PERTAMA (Sir. 3:2-6,12-14)
L : Bacaan dari Kitab Putra Sirakh Memang Tuhan telah memuliakan bapa pada anakanaknya, danhak ibu atas para anaknya diteguhkan-Nya. Barang siapa menghormati bapanya memulihkan dosa, dan siapa memuliakan ibunya serupa dengan orang yang mengumpulkan harta. Barang siapa menghormati bapanya, ia sendiri akan mendapat kesukaan pada anakanaknya pula, dan apabila bersembahyang, niscaya doanya dikabulkan. Barang siapa memuliakan bapanya akan panjang umurnya, dan orang yang taat kepada Tuhan menenangkan ibunya Anakku, tolonglah bapamu pada masa tuanya, jangan menyakiti hatinya di masa hidupnya. Pun pula kalau akalnya sudah berkurang hendaklah kaumaafkan, jangan menistakannya sewaktu engkau masih berdaya. Kebaikan yang ditunjukkan kepada bapa tidak sampai terlupa, melainkan dibilang sebagai pemulihan segala dosamu.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
08. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN
Refren (Mzm. 128:1)
Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan,
yang hidup menurut jalan yang ditunjukan-Nya
Mzm. 128:1-2,3,4-5
Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu! (Refren)
Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu;
anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu! (Refren)
Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN. Kiranya TUHAN memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu,
(Refren)
09. BACAAN KEDUA (Kol. 3:12-21)
L : Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose
Saudara-saudari, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan danmenyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita. Hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah istrimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
10. ALLELUIA (Kol. 315a,16a)
P : Alleluia
U : Alleluia
P : Semoga damai sejahtera Kristus menguasai hatimu, * semoga sabda Kristus dengan segala
kekayaannya tinggal di antara kamu.
U : Alleluia
11. INJIL (Mat. 2:13-15,19-23)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Matius. Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil. Karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah para orang majus ke negerinya melalui jalan lain. Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hinnga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan
kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." Lalu Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibuNya dan pergi ke tanah Israel. Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabinabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
12. RENUNGAN SINGKAT
Kita barusan mendengarkan kisah pengungsian Keluarga Kudus ke Mesir untuk menyelamatkan hidup bayi Yesus. Kisah ini mengajarkan kita satu dua hal yang berkaitan dengan iman kita. Pertama, melindungi kehidupan. Dalam Injil terlihat bahwa Herodes Agung ingin membunuh Yesus karena ia tidak mau ada yang menyainginya untuk menjadi raja. Sayangnya, Herodes Agung tidak tahu mana sosok Yesus. Menanggapi situasi genting ini, Keluarga Kudus pun mengungsi jauh ke Mesir. Sudah tentu, perjalanan ke Mesir tidaklah mudah. Selain karena jauh, juga karena mereka berangkat tanpa persiapan. Mereka juga tidak memiliki keluarga di Mesir. Yang paling penting bagi mereka adalah mereka berusaha untuk menjauhkan keluarga mereka dari bahaya kematian. Demikian juga Ketika pulang, mereka tidak tinggal di wilayah Betlehem atau di Yudea. Mereka memilih tinggal di daerah Nazaret, daerah yang sunyi dan terpencil, agar keluarga mereka menjadi aman. Kisah ini mengajarkan kita untuk berjuang mempertahankan kehidupan yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Mungkin kita tidak lagi mengungsi karena perang, bencana atau konflik lainnya. Namun, kita perlu melindungi keluarga kita dari serangan-serangan iman yang menjauhkan kita dari kehidupan kekal. Kita tidak perlu mengungsi ke wilayah tertentu tetapi berusaha agar keluarga dan generasi dalam keluarga kita tidak terhanyut oleh bahaya-bahaya yang mengancam jiwa dan raga mereka. Kita berupaya untuk mendekatkan mereka kepada Tuhan, Sang Pemilik Kehidupan. Tuhanlah tempat pengungsian kita yang paling aman, karena daripada-Nya kita memperoleh keselamatan dan kehidupan kekal. Apakah keluarga kita rajin berdoa, yang membuat kita makin dekat dengan Tuhan? Kedua, membesarkan keluarga secara bersamasama. Bacaan Injil menghadirkan tiga tempat kejadian, yaitu Betlehem, Mesir, dan Nazaret. Dari Betlehem mereka mengungsi ke Mesir, lalu dari Mesir mereka menuju Nazaret. Jarak ketiga tempat ini sangatlah jauh. Namun, mereka berjuang untuk selalu berada bersama, bahkan sejak dari awal kehamilan, ketika mereka berjalan bersama dari Nazaret menuju Betlehem. Apa pun situasinya, mereka selalu berada bersama. Kenyataan ini memberikan pelajaran kepada keluarga-keluarga kita untuk sedapat mungkin selalu berusaha mempertahankan kebersamaan dalam hidup kita. Kita tidak bisa berjalan sendirian. Anakanak juga belajar untuk membangun kebersamaan dari dalam keluarga. Sudah tentu, ada konflik dalam keluarga, tetapi itu adalah bagian dari hidup bersama. Dengan berada bersama, seseorang akan menemukan tempat di mana ia diterima dan mencurahkan seluruh isi hatinya manakala ia mengalami kesulitan. Ketika keluarga tidak lagi menjadi tempat bersama yang baik, maka anak-anak akan memilih mencurahkan isi hatinya pada tempat lain. Keluarga yang berdoa bersama akan bertahan bersama. Sebab itu, perayaan Keluarga Kudus mengingatkan kita untuk selalu berusaha membangun kebersamaan dalam iman, agar tidak ada seorang pun yang merasa terasing dalam kehidupannya. Selamat merayakan Pesta Keluarga Kudus, dan selamat membarui janji pernikahan keluarga kita sekalian.
13. HENING SEJENAK
14 SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada
Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
15. DOA UMAT
P : Saudara-saudari, sebagai satu keluarga besar marilah kita berdoa kepada Allah, Bapa kita:
P : Bagi Gereja kudus. Kita berdoa bagi Gereja agar berkembang menjadi keluarga besar yang dilandasi oleh cinta kasih dan persaudaraan sejati. Marilah kita mohon….
P : Bagi para bapak dan ibu. Kita mohonkan kepada Tuhan agar para bapak dan ibu sanggup bertahan menghadapi berbagai kesulitan, dalam usaha mendidik dan memenuhi kepentingan hidup dan masa depan anak-anak mereka. Semoga para suami-istri tetap memelihara ikatan cinta kasih dan kesetiaan satu sama lain. Marilah kita mohon…
P : Bagi orang muda. Semoga orang muda kita tetap setia pada nilai-nilai Injil di tengah arus zaman yang amat pesat ini. Semoga mereka membangun pandangan hidup dan sikap pribadi untuk
mempersiapkan masa depan dengan bebas dan bertanggung jawab. Marilah kita mohon…
P : Bagi keluarga kita masing-masing. Kita mohon berkat Tuhan agar dengan tuntunan-Nya dan
teladan Keluarga Kudus Nazaret, kita selalu membangun nilai-nilai yang baik untuk menciptakan
suasana rumah yang beriman, akrab, terbuka, dan penuh kasih. Marilah kita mohon…
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Allah, Bapa yang mahabaik, demikianlah permohonan yang kami sampaikan kepada-Mu sebagai ungkapan harapan dan cita-cita kami akan keluarga bahagia seperti yang Engkau kehendaki. Berkenanlah mengabulkannya, ya Bapa, sebab semua ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U : Amin
16. KOLEKTE
[Selanjutnya ada pengumpulan kolekte sebagai perwujudan cinta kepada Sang Sabda dan kepada sesama yang berkekurangan, diiringi lagu yang sesuai. Kolekte dikumpulkan lalu dihantar dan diletakkan di depan mimbar] diiringi lagu persembahan yang bernada Syukur Kepada Tuhan atau Ajakan Berbagi.
17. DOA PUJIAN
[Sesudah Kolekte, Pemimpin membawakan Doa Pujian sambil berdiri di depan umat, menghadap ke altar dan umat berdiri dan setiap kali mendaraskan aklamasi bersama.]
P : Saudara-saudari yang terkasih, Allah telah sudi menjadi manusia, tinggal dalam sebuah keluarga, untuk menyelamatkan kita dan membawa kita kepada hidup yang kekal. Maka marilah kita memuji
Dia dan berseru:
Puji syukur berlimpah bagi-Mu, ya Allah yang kekal.
U : Puji syukur berlimpah bagi-Mu, ya Allah yang kekal.
P : Ketika kami jauh daripada-Mu, Engkau mengutus Putra-Mu untuk menunjukkan kami jalan yang
benar untuk kembali kepada-Mu. Oleh Roh Kudus, Ia lahir dari rahim perawan Maria. Maka kamipun berseru:
U : Puji syukur berlimpah bagi-Mu, ya Allah yang kekal.
P : Ketika Sabda-Mu menjadi manusia, Ia memancarkan di hadapan kami, keagungan-Mu yang tak terperikan. Engkau, Allah yang tak kelihatan, kini dapat kami kenal dalam diri Putra-Mu, Juru selamat kami. Maka kami pun berseru:
U : Puji syukur berlimpah bagi-Mu, ya Allah yang kekal.
P : Oleh kehadiran Putra-Mu di tengah kami, kabut yang menyelimuti hati dan budi kami ditembusi
sinar surgawi. Maka terbukalah cakrawala baru sehingga kini kami dapat mendambakan kasih karunia dan penyelamatan-Mu yang tadinya tak terbayangkan. Maka kami pun berseru:
U : Puji syukur berlimpah bagi-Mu, ya Allah yang kekal.
P : Atas karya-Mu yang agung itu, bersama seluruh umat beriman, dalam kesatuan dengan Bapa Suci Paus Leo XIV, Bapa Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki
setempat], kami melambungkan madah pujian bagiMu dengan berseru: [menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur]
Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati komuni batin/rindu (lihat cara B).
18A. Cara A: DENGAN KOMUNI
Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh
kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka dalam persatuan dengan saudara-saudari separoki yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]
19A. BAPA KAMI
Berdiri
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.
20A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI
Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.
Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat: Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan
Nya. Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan
sembuh. Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni. ----------------------------------------------------------
18B. Cara B. TANPA KOMUNI
P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni kudus. Meskipun demikian, marilah kita
menghayati kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati kita masing-masing.
19B. BAPA KAMI
Berdiri
P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri
Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat saja.
20B. DOA KOMUNI BATIN
Berlutut/berdiri
Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4).
[hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi, datanglah sekurangkurangnya secara rohani ke dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah datang. Aku memeluk-Mu dan mempersatukan diriku
sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini di sini bersama kita. Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu lagu Masa Natal.
21. DOA PENYERAHAN KELUARGA KEPADA TUHAN YESUS
(Satu orang peserta dapat membawakan doa berikut ini mewakili keluarga) Tuhan Yesus, Engkau menguduskan hidup berkeluarga dengan hidup sendiri dalam keluarga Santo Yusuf di Nazaret. Kami semua berkumpul di hadapan-Mu untuk membaharui penyerahan seluruh keluarga kami kepada-Mu, raja dan pusat segala hati. Kami mohon, tinggallah di rumah kami dan kuasailah kami. Ya Yesus Kristus, semoga kami hidup menurut pedoman injil-Mu yaitu rukun, bijaksana, sederhana, dengan saling menyayangi, dengan hormat-menghormati, dan tolong menolong dengan senang
hati. Berilah supaya keramahan dan cinta kasih, semangat pengorbanan, kerajinan, dan penghasilan yang cukup selalu berada dalam keluarga kami. Semoga keluarga kami dapat menjadi garam dan
terang bagi keluarga-keluarga di sekitar kami. Berkatilah kami agar janganlah seorang di antara kami
menjauh dari pada-Mu, satu-satunya sumber kebahagiaan kami. Dikau kami puji bersama Bapa dan Roh Kudus, sekarang dan selama-lamanya. Amin.
22. AMANAT PENGUTUSAN
P : Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, Yesus memilih hidup di dalam keluarga sederhana, keluarga Maria dan Yusuf. Yesus menjadi pusat Keluarga Kudus itu. Dalam berbagai suka-duka perjuangan hidup berkeluarga, kita boleh yakin bahwa Tuhan hadir di tengah kita. Dengan meneladan Keluarga Kudus itu, keluarga kita pun hendaknya terarah kepada Kristus dan diresapi
oleh cinta kasih-Nya. Maka dari kita, kita hendaknya senantiasa menyadari kehadiran-Nya di dalam
keluarga kita.
23. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa, Ya Tuhan, kami berterima kasih untuk Sabda-Mu yang meneguhkan hati kami. Engkau selalu berjalan bersama kami. Bantulah kami untuk senantiasa menyadari kehadiran-Mu itu di dalam pekerjaan dan di dalam keluarga kami. Demi Kristus, Dialah Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
25. MOHON BERKAT TUHAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan. [hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
26. PENGUTUSAN
P : Marilah pergi, kita diutus.
U : Amin.
27. LAGU PENUTUP
(Sumber P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD/kgg).