Laporan Wartawan TribunPalu, Misna Jayanti
TRIBUNPALU.COM, DONGGALA - Pendeta Yeni Christina Sangkalia memimpin ibadah Natal 2025 yang diikuti ratusan jemaat di GPID Efrata Donggala, Jl Pelabuhan, Kelurahan Boya, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Kamis (25/12/2025).
Pantauan TribunPalu.com, gereja yang dihiasi dengan dekorasi Natal bernuansa merah, kuning, hijau dan putih, menampilkan spanduk besar bertuliskan ucapan "Selamat Hari Natal dan Selamat Tahun Baru".
Pendeta Yeni Christina Sangkalia menyampaikan khotbah dengan tema “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga.”
Baca juga: DLU Palu Pastikan Kesiapan Angkutan Nataru KM Dharma Kencana V di Pelabuhan Donggala
Dalam khotbahnya, Pendeta Yeni mengangkat firman Tuhan dari Injil Matius 1 ayat 18–24 tentang kelahiran Yesus Kristus sebagai wujud kehadiran Allah untuk menyelamatkan dunia, khususnya melalui pemulihan keluarga.
“Allah hadir untuk memberikan pemulihan dalam kehidupan keluarga. Karena dosa itu dimulai dari keluarga, maka pemulihan juga harus dimulai dari keluarga,” ujarnya.
Menurutnya, keluarga menjadi prioritas utama dalam karya keselamatan Yesus.
Ia menyoroti berbagai persoalan keluarga di masa kini, seperti konflik rumah tangga, perceraian, kekerasan, hingga kurangnya pendidikan nilai-nilai kekristenan kepada anak-anak yang berdampak pada ketahanan generasi bangsa.
“Jika keluarga tidak dibina dengan baik, maka generasi ke depan tidak akan kuat dan akan menghadapi banyak persoalan,” kata Pendeta Yeni.
Baca juga: Kode Redeem FC Mobile EA Sports Jumat 26 Desember 2025, Klaim Ribuan Gems Gratis
Pendeta Yeni menegaskan bahwa kehadiran Allah tidak hanya memulihkan relasi dalam keluarga antara suami dan istri, orang tua dan anak tetapi juga mendorong keluarga Kristen untuk memberi dampak positif bagi lingkungan sosial.
Ia juga menekankan pentingnya menanamkan nilai toleransi dan moderasi beragama sejak dalam keluarga.
Menurutnya, sikap saling menghargai perbedaan yang diajarkan di rumah akan membentuk anak-anak yang mampu menghormati sesama di tengah masyarakat.
“Moderasi beragama itu harus tumbuh dari keluarga. Jika anak-anak dibiasakan menghargai perbedaan, maka toleransi akan tercipta secara alami,” jelasnya saat ditemui TribunPalu.com usai ibadah Natal.
Sebagai pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah, Pendeta Yeni juga menilai kerukunan umat beragama di Kabupaten Donggala sangat baik.
Baca juga: Kementerian ATR/BPN Pastikan Layanan Pertanahan Tetap Beroperasi Selama Libur Nataru
Ia menyebut, interaksi lintas agama yang intens, termasuk sosialisasi moderasi beragama di sekolah-sekolah, menjadi faktor kuat terciptanya toleransi di daerah tersebut.
“Donggala bisa menjadi ikon toleransi. Mayoritas penduduk Muslim, tetapi dipimpin oleh kepala daerah beragama Kristen. Itu bukti bahwa kerukunan dan toleransi di sini sangat kuat,” pungkasnya. (*)