PSSI masih membuka peluang naturalisasi pemain untuk memperkuat Timnas Indonesia level usia. Hal tersebut disampaikan Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, dalam Youtube Liputan6.
Arya menjelaskan bahwa komposisi Timnas Indonesia saat ini dinilai sudah cukup solid. Namun, ia mengakui masih ada kemungkinan penambahan pemain untuk lini depan.
"Kalau untuk Timnas Indonesia senior, kayaknya sudah oke. Saya rasa cukup. Paling nanti kalau ada yang di ujung tombak," ujar Arya.
"Tapi ujung tombak kita kemarin kan Ole Romeny dan sama Miliano Jonathans sudah cukup. Yang muda mungkin nanti di Timnas Indonesia U-20," katanya menambahkan.
Menurut Arya, kebutuhan naturalisasi justru lebih terbuka untuk kelompok usia muda. Timnas Indonesia U-20 dinilai masih membutuhkan tambahan pemain sesuai keperluan Nova Arianto sebagai pelatih.
"Coach Nova mungkin butuh banyak," ucap Arya.
Kembali ke Timnas Indonesia senior, Arya mengaku belum terpikirkan untuk menaturalisasi pemain lagi. Namun, nama Jenson Seelt yang bermain untuk VfL Wolfsburg sempat mengemuka saat melawan Kevin Diks yang memperkuat Borussia Monchengladbach.
"Belum dapat. Yang kemarin kan ada Kevin Diks bilang ada ini. Posisi yang kita butuhkan sekarang mana? Posisi depan?" ungkap Arya.
Untuk sektor lain Timnas Indonesia, Arya mengatakan bahwa kondisinya relatif aman dalam jangka pendek. Lini tengah dinilai tidak membutuhkan tambahan pemain dalam waktu dekat.
"Untuk lini tengah, setahun depan masih oke," tegas Arya.
Lebih lanjut, Arya menjelaskan bahwa PSSI tidak memiliki kewenangan untuk mengatur karier pemain naturalisasi, terutama yang memutuskan untuk bermain di Indonesia. Keputusan sepenuhnya berada di tangan pemain dan manajemennya.
"Kita penginnya dia main di Eropa, tapi kesempatan mungkin dia punya manajer dan semua melihat ruang-ruang untuk dia bermain. Dan itu kita tidak bisa masuk ke sana. Itu sudah ranah dia, karena gaji dia bukan kita yang gaji," beber Arya.
Ia menegaskan bahwa PSSI hanya bisa memberikan masukan, bukan menentukan arah karier pemain. Hal tersebut berlaku bagi pemain naturalisasi maupun pemain lokal.
"Kalau kita gaji, iya kita berhak. Kita tidak gaji, jadi kita tidak berhak menentukan dia mau ke mana. Masa depan dia tidak bisa kita atur," tutur Arya.
"Saran sih oke, tapi kita tidak bisa gaji. Kayak kita teman. Ada teman bilang, bagusnya kamu begini, Bro. Dia bilang, 'Enggak, gue ke situ saja. Kamu kasih uang gue dong' Enggak bisa. Itu sudah manusiawi," imbuh Arya.