SURYA.co.id - Anak Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa, Yudo Sadewo, melontarkan kritik tajam terhadap pola perjalanan dinas pejabat yang dinilai boros dan tidak efisien.
Ia menilai penggunaan fasilitas mewah dengan anggaran negara berpotensi menjadi bentuk korupsi yang kerap luput dari perhatian publik.
Dalam sesi livestream bersama YouTuber Bigmo, Yudo mengungkapkan keprihatinannya terhadap kebiasaan sejumlah pejabat yang gemar menggunakan fasilitas premium saat menjalankan tugas negara. Menurutnya, pemborosan anggaran tidak selalu berbentuk penggelapan uang secara langsung.
Ia menegaskan, penggunaan dana negara untuk rapat dan perjalanan dinas yang berlebihan juga patut dikategorikan sebagai praktik korupsi.
"Jadi orang-orang itu kebanyakan korupsi-korupsi itu dari situ. Anggaran rapat, perjalanan dinas, masa bisa sampai miliaran sih," katanya.
Yudo juga menyinggung pilihan akomodasi pejabat ketika melakukan perjalanan dinas ke luar kota.
Ia menilai tidak ada keharusan bagi pejabat untuk selalu menginap di hotel mewah.
Menurutnya, kenyamanan tidak selalu identik dengan kemewahan.
"Lu tidur di Oyo aja udah nyaman kali harusnya. Enggak usah di hotel bintang 5," ujarnya.
Selain soal penginapan, Yudo menyoroti relevansi perjalanan dinas di tengah kemajuan teknologi digital.
Ia berpendapat, banyak agenda pemerintahan yang sebenarnya bisa dilakukan secara daring tanpa menguras anggaran negara.
Pemanfaatan teknologi, kata dia, seharusnya menjadi bagian dari komitmen pengabdian kepada masyarakat.
"Kalau mau mengabdi masyarakat, kan kita sekarang udah ada teknologi. Emang enggak bisa pakai Zoom atau misalnya enggak bisa apa lebih jauh efisiensi lagi," katanya.
Lebih lanjut, Yudo menyarankan agar anggaran yang selama ini dinilai tidak efektif dialihkan ke sektor yang berdampak langsung pada perekonomian nasional.
"Daripada buang anggaran enggak jelas, mendingan buat suntikin ke bank-bank bumn atau apapun itu yang penting ekonomi muter lah," pungkasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa ayahnya, Purbaya Yudhi Sadewa, telah melakukan pemangkasan anggaran rapat yang dianggap tidak jelas.
Dari kebijakan tersebut, negara disebut berhasil menghemat dana dalam jumlah besar.
"Misalkan kemaren tuh bapak dapat 60 triliun dari potong anggaran-anggaran, rapat-rapat itu yang enggak jelas. Bahkan, 60 triliun itu cuman dari potong rapat enggak jelas itu loh, makanya negara indonesia itu susah majunya karena enggak efisien. Udah enggak efisien, pejabatnya kebanyakan maling gitu," pungkasnya.
Yudo Sadewa dikenal luas di komunitas aset kripto.
Ia adalah seorang trader muda yang mulai menekuni dunia investasi sejak masih duduk di bangku SMA.
Strateginya mengandalkan metode scalping, teknik transaksi dalam waktu singkat untuk meraih keuntungan kecil namun konsisten.
Nama Yudo pertama kali mencuat pada tahun 2022.
Saat masih kelas 11 SMA, ia mengklaim berhasil meraih keuntungan ratusan juta rupiah dari investasi aset kripto Shiba Inu.
Tidak hanya fokus pada kripto, Yudo juga menaruh minat pada berbagai instrumen keuangan lainnya.
Ia pernah mencoba berinvestasi di saham, obligasi, hingga forex.
Bahkan ia nekat menanamkan modal Rp100 juta pada Binary Option, platform trading dengan risiko tinggi.
Langkah berani itu sempat menuai perhatian, meski dunia investasi tersebut dikenal penuh kontroversi.
Ketertarikan Yudo pada aset digital membuatnya beberapa kali disebut-sebut terkait dengan Akademi Crypto, sebuah platform edukasi yang didirikan oleh influencer investasi Timothy Ronald.
Konten yang ia bagikan di media sosial juga kerap mengusung tema trading dan investasi.
Hal itu memperkuat citranya sebagai sosok yang lekat dengan dunia finansial digital sejak usia muda.
(Tribun Jakarta/Putra Dewangga)