SRIPOKU.COM – Unggahan terakhir WK (23), seorang janda muda asal Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, akhirnya terungkap.
Sebelumnya WK ditemukan meninggal dunia di bawah Jembatan Permandian Kogawuna, Kelurahan Lakologou, Minggu (21/12/2025).
Berdasarkan hasil penelusuran, aparat mengungkap dua terduga pelaku berinisial Prada Y (19) dan Prada Z (19), yang merupakan oknum prajurit TNI dari Batalyon Yonif TP 823/Raja Wakaaka.
Keduanya saat ini telah diamankan dan menjalani pemeriksaan oleh Polisi Militer.
Prada adalah singkatan dari Prajurit Dua, yang merupakan pangkat militer terendah dalam golongan Tamtama pada Tentara Nasional Indonesia (TNI), khususnya di matra Angkatan Darat (AD).
Sebelum meninggal dunia, WK sempat mengunggah aktivitas pribadinya di akun Facebook miliknya tiga hari sebelumnya.
Dalam unggahan tersebut, ia membagikan foto makanan laut favoritnya yang dibeli di Pasar Wameo, Kota Baubau.
“Dari sekian lamanya tidak makan ini barang (kerang), dan akhirnya ku menemukanmu,” tulis WK dalam unggahannya yang kini kembali ramai dikomentari warganet.
Pasar Wameo sendiri dikenal sebagai pasar tradisional utama di Kota Baubau yang menyediakan hasil laut segar dari nelayan setempat.
Dari hasil pemeriksaan sementara, aparat mengungkap bahwa WK memiliki hubungan asmara dengan Prada Y.
Keduanya diketahui berkenalan melalui media sosial dan menjalin hubungan hingga tingkat keluarga.
Hal tersebut dibenarkan oleh pihak keluarga korban. Salah seorang kerabat korban, WOS, menyebut Prada Y pernah diperkenalkan kepada keluarga dalam sebuah acara pada November 2025.
“Ia pernah datang dan dikenalkan ke keluarga saat ada acara,” ujarnya, Selasa (23/12/2025).
Komandan Denpom XIV/3 Kendari, Letkol CPM Haryadi Budaya Pela, juga mengonfirmasi bahwa berdasarkan pemeriksaan awal, Prada Y merupakan kekasih korban, sementara Prada Z adalah rekan terduga pelaku.
“Keduanya sudah kami periksa sejak Senin (22/12/2025) di Subdenpom Baubau,” jelasnya.
Kasus ini ditangani oleh Polisi Militer karena melibatkan anggota TNI. Danbrigif TP 29/Mekongga, Kolonel Inf Arfiandy Bayu Laksono, memastikan bahwa proses hukum akan dilakukan secara terbuka dan sesuai aturan.
“Saat ini keduanya ditahan di Subdenpom Baubau. Kami tidak akan menutup-nutupi perkara ini,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan meminta maaf kepada masyarakat atas peristiwa yang terjadi.
Sementara itu, pihak kepolisian menyatakan hasil pemeriksaan awal menemukan sejumlah indikasi kekerasan pada tubuh korban.
Aparat masih melakukan pendalaman untuk mengungkap motif serta kronologi lengkap kejadian.
Kasus ini terus dikembangkan oleh Polisi Militer guna memastikan kejelasan peran masing-masing pihak dan proses hukum selanjutnya.