SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Aksi kekerasan yang menimpa seorang nenek berinisial NH di Bangkalan, Madura, Jawa Timur (Jatim), mendadak viral di media sosial.
Korban diduga menjadi sasaran pengeroyokan oleh lima orang tetangganya sendiri yang masih satu keluarga.
Insiden yang terekam dalam tiga potongan video tersebut, kini telah memasuki babak baru di kepolisian.
Setelah dilaporkan pada Kamis (23/12/2025) malam, kasus ini resmi dinaikkan ke tahap penyidikan oleh Satreskrim Polres Bangkalan.
Kasat Reskrim Polres Bangkalan, AKP Hafid Dian Maulidi, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah melakukan gelar perkara awal.
Berdasarkan bukti rekaman video dan keterangan saksi, lima orang terlapor kini tengah dalam pemeriksaan intensif.
"Kami sudah melakukan gelar perkara, saat ini kasusnya sudah naik ke tahap penyidikan. Kelima terlapor diduga masih satu keluarga, yakni ST (25), TH (30), JKT (30), STR (45) dan SL (60)," ungkap Hafid di Polres Bangkalan, Jumat (26/12/2025).
Dalam video berdurasi 2 menit 9 detik yang beredar, terlihat nenek NH diserang oleh dua pria saat berada di teras rumahnya.
Salah satu pelaku yang bertelanjang dada tampak menghujamkan pukulan ke arah korban.
Meski adik korban sudah berupaya melerai, aksi anarkis tersebut terus berlanjut.
Bahkan, korban mengaku salah seorang terlapor perempuan berinisial ST sempat membawa palu, dan memukul wajah korban menggunakan sandal jepit.
Keributan sempat mereda, namun kembali pecah 30 menit kemudian di halaman rumah korban yang hanya berjarak 10 meter dari rumah para terlapor.
Penyelidikan polisi mengungkap, bahwa motif di balik pengeroyokan brutal ini sangatlah sepele. Cekcok bermula dari ketidaksenangan tetangga terhadap aktivitas korban yang membuang air cucian beras.
“Hubungan korban dan terlapor adalah tetangga. Awalnya korban membuang air beras dekat rumahnya, namun tetangga tidak terima. Kemudian terjadi cekcok mulut hingga berujung pada pengeroyokan,” pungkas Hafid.
Pihak kepolisian akan segera melakukan gelar perkara lanjutan, untuk menetapkan status tersangka terhadap para terlapor.
