Utang Farmasi RSMY Bengkulu Capai Rp60 Miliar, Ditarget Tuntas 2029
December 26, 2025 01:54 PM

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Utang Rumah Sakit Umum Daerah M. Yunus (RSMY) Bengkulu di sektor farmasi mencapai Rp60 miliar.

Pihak manajemen RSMY Bengkulu menargetkan penyelesaian utang farmasi secara bertahap hingga rampung pada 2029 mendatang. 

Langkah ini dilakukan agar keuangan rumah sakit tetap stabil tanpa mengganggu mutu pelayanan kepada masyarakat.

Plt. Direktur RSMY Bengkulu Herry Permana, menegaskan bahwa manajemen berkomitmen menyelesaikan kewajiban tersebut secara terukur sesuai kemampuan keuangan yang tersedia.

“Untuk utang farmasi, kami tetap melakukan pembayaran bertahap. Prioritas utama saat ini adalah pelayanan medis krusial, seperti pasien kanker dan jantung,” ungkap Herry saat dihubungi TribunBengkulu.com di Bengkulu, Jumat (26/12/2025) pukul 10.45 WIB.

Tampak depan RSUD M Yunus Bengkulu.
Tampak depan RSUD M Yunus Bengkulu. (BETA MISUTRA/TRIBUNBENGKULU.COM)

Sumber Utang Farmasi Capai Rp60 Miliar

Herry menjelaskan, utang farmasi yang tercatat saat ini berkisar Rp60 miliar, berasal dari pengadaan obat-obatan serta Bahan Habis Pakai (BHP). 

Sementara untuk biaya tindakan medis dipastikan tidak ada tunggakan.

“Utang ini akumulasi sejak 2022–2023. Kami masih melakukan rekonsiliasi untuk memastikan angka riilnya, karena saya baru menjabat Plt sekitar enam bulan,” jelas Herry.

Meski mendapat dukungan anggaran dari APBD, jumlahnya dinilai belum cukup untuk menutup seluruh kewajiban sekaligus. 

Karena itu, pihak manajemen menargetkan penyelesaian dalam kurun dua hingga tiga tahun, dengan proyeksi penuntasan penuh hingga 2029.

Harapkan Dukungan Pemprov dan Optimalisasi Gedung Baru

Herry menyampaikan bahwa RSMY tetap membutuhkan dukungan Pemerintah Provinsi Bengkulu agar operasional berjalan optimal. 

Di sisi lain, rumah sakit juga mengandalkan pendapatan BLUD dan optimistis sejumlah gedung baru yang segera difungsikan akan menambah pemasukan.

Fasilitas baru tersebut diharapkan mendorong peningkatan pelayanan sekaligus mempercepat penyelesaian utang farmasi tanpa mengurangi akses masyarakat terhadap layanan kesehatan.

“Kami berharap dukungan pemerintah tetap berlanjut, sehingga pelayanan berjalan baik dan kewajiban rumah sakit bisa diselesaikan,” kata Herry.

Dengan strategi pembayaran bertahap, manajemen yakin keseimbangan antara keberlanjutan finansial dan kualitas pelayanan tetap terjaga.

Baca juga: 34 Posko Kesehatan Disiagakan, Dokter Siaga 24 Jam Selama Libur Nataru di Bengkulu

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.