TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU TENGAH - Pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih di Desa Babana, Kecamatan Budong-budong, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat, telah mencapai progres fisik sekitar 80 persen.
Program strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI dengan anggaran sekitar Rp21 miliar ini sebelumnya ditargetkan tuntas pada akhir 2025, namun mengalami penyesuaian waktu penyelesaian.
Kontraktor Lapangan Pembangunan Kampung Nelayan, Shendy Pratama, mengungkapkan, faktor cuaca buruk kerap melanda wilayah tersebut menjadi penyebab utama keterlambatan.
Baca juga: Permintaan Melonjak, Harga Ayam Potong di Mamuju Tengah Naik Jelang Nataru
Meski rencana awal menargetkan penyelesaian 100 persen pada 31 Desember 2025, pihaknya telah diberikan kesempatan menyelesaikan sisa pekerjaan hingga Januari 2026.
"Alhamdulillah kendalanya hanya persoalan cuaca dan beberapa faktor kecil lainnya. Sisanya nanti 20 persen akan dirampungkan di bulan Januari 2026," jelas Shendy kepada awak media, Jumat (26/12/2025).
Saat ini, sejumlah item pekerjaan utama telah rampung, termasuk struktur bangunan, arsitektur, jalan, trotoar, dan dinding penahan tanggul.
I Made Kardiana, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Mamuju Tengah, menegaskan bahwa Desa Babana merupakan satu-satunya lokasi pembangunan kampung nelayan di Mamuju Tengah tahun 2025.
Kehadiran kampung nelayan ini diharapkan dapat membentuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di bidang perikanan, baik tangkap maupun umum.
"Keberadaan Kampung Nelayan Merah Putih ini nantinya diharapkan dapat membentuk kawasan ekonomi khusus (KEK) di bidang perikanan," ujar Made.
Pengelolaan kawasan ini rencananya akan diserahkan kepada Koperasi Desa Merah Putih, sehingga dapat melibatkan masyarakat secara langsung.
Fasilitas pendukung akan dilengkapi meliputi pabrik es balok, sentra kuliner, tempat pengolahan ikan (TPI), bengkel, serta bantuan kapal dan alat tangkap bagi nelayan.
Dengan fasilitas terpadu tersebut, program ini diharapkan menjadi pengungkit ekonomi baru dapat meningkatkan nilai tambah dan pendapatan masyarakat setempat, khususnya para nelayan di Desa Babana dan sekitarnya.
Pembangunan fisik ditargetkan selesai seluruhnya pada Januari 2026, sebelum kemudian dioperasikan secara optimal untuk mendukung perekonomian pesisir yang berkelanjutan. (*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Sandi Anugrah