Hangabehi Selesaikan Syarat Jadi Raja di Tengah Polemik, 7 Kali Jumatan di Masjid Agung Keraton Solo
December 26, 2025 04:38 PM

 

TRIBUNTRENDS.COM - Pakubuwono XIV Hangabehi menuntaskan sebuah rangkaian lelaku sakral yang sarat makna. Untuk ketujuh kalinya secara berturut-turut, ia melaksanakan salat Jumat di Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta, Jumat (26/12/2025).

Rangkaian ini bukan sekadar rutinitas ibadah, melainkan bagian dari syarat adat yang mesti dijalani seorang Raja Keraton Kasunanan Surakarta.

Dalam suasana khidmat, Sinuhun Hangabehi mengakui bahwa apa yang ia lakukan merupakan laku spiritual yang telah digariskan dalam tradisi keraton.

Bukan demi pencitraan, melainkan bentuk kepatuhan terhadap adat yang diwariskan turun-temurun.

Baca juga: Teka-teki Tahta Keraton Solo: Masa Berkabung Usai, PB XIV Hangabehi Masih Simpan Rencana Jumenengan

Pengakuan Sinuhun

Hangabehi menegaskan bahwa kehadirannya di Masjid Agung selama tujuh Jumat berturut-turut bukan disertai maksud lain di luar menjalankan kewajiban dan adat Jawa yang melekat pada posisinya.

“Nggak ada. Cuma berkeinginan berpakaian Jawa aja. Sesuai dengan adat.

Dan ini kan sudah selesai rangkaian acara tujuh kali Jumat di Masjid Agung. Selanjutnya salat Jumat seperti biasa di masjid. Iya (sebagai syarat),” ungkap Hangabehi.

Pernyataan tersebut mempertegas bahwa rangkaian lelaku kini telah tuntas.

Setelahnya, Sinuhun akan menjalankan ibadah Jumat sebagaimana umat Islam pada umumnya.

Kembali ke Kewajiban Umat

Usai menyelesaikan rangkaian tujuh Jumat, Hangabehi menegaskan bahwa dirinya akan tetap menjalankan kewajiban agama tanpa perbedaan dengan umat Islam lainnya.

“Sekarang sudah selesai. Jumat berikutnya tinggal Jumat seperti biasa, wajibnya orang muslim khususnya laki-laki wajib salat Jumat di mana saja bisa,” tuturnya.

Kalimat tersebut menegaskan sikap rendah hati seorang raja yang tetap memposisikan dirinya sebagai hamba Tuhan, terlepas dari gelar dan kedudukannya dalam struktur adat.

JUMATAN - Dua raja Keraton Kasunanan Surakarta, Pakubuwono XIV Hangabehi dan Pakubuwono XIV Purbaya, menunaikan salat Jumat di Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta, Jumat (21/11/2025). Pakubuwono XIV Hangabehi berjalan kaki dari keraton menuju masjid.
JUMATAN - Dua raja Keraton Kasunanan Surakarta, Pakubuwono XIV Hangabehi dan Pakubuwono XIV Purbaya, menunaikan salat Jumat di Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta, Jumat (21/11/2025). Pakubuwono XIV Hangabehi berjalan kaki dari keraton menuju masjid. (TribunSolo.com / Ahmad Syarifudin)

Pandangan Lembaga Dewan Adat

Langkah yang diambil Pakubuwono XIV Hangabehi mendapat penilaian positif dari Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta Hadiningrat.

Ketua Eksekutif LDA, KPH Eddy Wirabhumi, menilai sikap Sinuhun sudah tepat sebagai pemimpin adat Keraton Kasunanan Surakarta.

“Harusnya dari awal begitu lebih bagus, toh jadi terasa bahwa memang beliau tidak bisa dilepaskan dari posisi adatnya.

Kalau sekarang seperti itu ya memang seharusnya seperti itu terus,” jelasnya.

Menurut Eddy, konsistensi dalam menjalankan adat justru memperkuat legitimasi seorang raja di mata masyarakat dan lingkungan keraton.

Baca juga: Kubu PB XIV Purboyo Kecam Kementerian Kebudayaan: Selama Ini Hanya Ngobrol Intens dengan Hangabehi

Beskap Putih dan Makna Kesucian

Dalam pelaksanaan Jumat ketujuh, Sinuhun Hangabehi tampak mengenakan beskap putih.

Ia melangkah menuju Masjid Agung diiringi ratusan sentono dan abdi dalem, menciptakan pemandangan yang sarat simbolisme.

KPH Eddy Wirabhumi menjelaskan bahwa warna putih yang dikenakan Sinuhun bukan tanpa makna.

“Putih itu katanya bersih, suci. Kalau ke masjid ini kita harus dibiasakan membersihkan lahir dan batin kita semata-mata.

Seperti Sinuhun ngendiko, saya ke masjid urusannya hanya berdoa menjalankan tugas saya sebagai orang muslim. Jangan diwarnai yang lain-lain,” jelasnya.

Makna tersebut menegaskan bahwa ibadah tidak boleh dicampuri kepentingan lain, selain hubungan manusia dengan Tuhannya.

Polemik Tahta Masih Membayangi

Di balik khidmatnya rangkaian lelaku ini, Keraton Kasunanan Surakarta masih berada dalam situasi polemik suksesi.

Diketahui, terdapat dua klaim terkait penerus tahta.

Putra bungsu mendiang Pakubuwono XIII, KGPAA Hamengkunegoro atau Purbaya, lebih dulu mengukuhkan dirinya sebagai Pakubuwono XIV pada Rabu (5/11/2025), sesaat sebelum jenazah sang ayah diberangkatkan.

Sementara itu, Lembaga Dewan Adat menobatkan KGPH Hangabehi sebagai Pakubuwono XIV pada Kamis (13/11/2025) di Sasana Handrawina.

Di tengah dinamika tersebut, rangkaian tujuh kali salat Jumat yang dijalani Hangabehi menjadi simbol kuat: bahwa seorang raja tak hanya berdiri di atas legitimasi adat, tetapi juga di atas laku spiritual yang menautkan dirinya dengan nilai keimanan dan tradisi.

***

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.