Jelang Pergantian Tahun, MUI Kota Bengkulu Ingatkan sebagai Momentum Muhasabah
December 26, 2025 05:54 PM

 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, M. Bima Kurniawan
 
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bengkulu mengimbau masyarakat terkait momentum pergantian tahun Masehi agar diisi dengan kegiatan yang positif, bermanfaat, serta sesuai dengan nilai-nilai keislaman. 

Ketua MUI Kota Bengkulu, Yul Kamra, mengatakan pergantian tahun hendaknya dijadikan sebagai sarana muhasabah atau introspeksi diri.

Dengan menyadari segala kekurangan dan kelemahan, sekaligus menata masa depan yang lebih baik, beriman, dan berkualitas. 

“Pergantian tahun ini bukan sekadar seremonial, tetapi momentum untuk memperbaiki diri, meningkatkan keimanan, dan kualitas hidup ke arah yang lebih baik,” ucap Yul Kamra kepada TribunBengkulu.com, Kamis (26/12/2025). 

Masyarakat agar memiliki rasa empati dengan memperhatikan berbagai bencana dan musibah yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. 

Baca juga: 34 Posko Kesehatan Disiagakan, Dokter Siaga 24 Jam Selama Libur Nataru di Bengkulu

Menurutnya, kondisi tersebut sudah sepatutnya menjadi bahan renungan bersama, sehingga masyarakat diimbau menghindari kegiatan yang bersifat sia-sia dan tidak memberikan manfaat. 

Sebagai gantinya, MUI Kota Bengkulu mengajak masyarakat untuk mengisi malam pergantian tahun dengan kegiatan-kegiatan bernilai ibadah, seperti memperbanyak zikir, tahlil, tahmid, doa, serta tausiyah, baik untuk kebaikan pribadi, keluarga, masyarakat, hingga bangsa dan negara. 

“Banyak cara yang lebih bermanfaat untuk mengisi malam tahun baru, salah satunya dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendoakan keselamatan negeri ini,” jelas Yul. 

Selain itu, Yul Kamra menekankan pentingnya melaksanakan kegiatan positif yang mencerminkan nilai-nilai keislaman, ketertiban, serta kemuliaan akhlak bangsa.

Sehingga tercipta suasana yang aman dan kondusif di tengah masyarakat. 

MUI Kota Bengkulu juga secara tegas mengimbau masyarakat agar tidak melakukan perayaan malam tahun baru secara berlebihan yang bertentangan dengan norma agama, ketertiban umum, dan nilai-nilai moral. 

“Termasuk di dalamnya menjauhi perbuatan maksiat dan mubadzir, seperti mengonsumsi minuman keras, narkotika, obat-obatan terlarang, yang dapat mengarah pada perilaku menyimpang,” tegas Yul Kamra. 

Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas yang berpotensi mengganggu ketertiban dan kesehatan umum, seperti membakar mercon dan kembang api, serta menggunakan sound system berkekuatan tinggi atau sound horeg. 

“Mari kita ciptakan pergantian tahun yang aman, tertib, dan penuh keberkahan, bukan sebaliknya,” pungkas Yul.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.