Indahnya Pasir Putih Pantai Tlangoh Di Pantura Bangkalan, Sulit Dipercaya Dulunya Gunungan Sampah
December 26, 2025 08:32 PM

 


SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Bangkalan tidak hanya identik dengan wisata Bukit Jaddih. Menapaki pesisir Utara, ada pantai berpasir putih yang elok nan mempesona, tepatnya di pesisir Desa Tlangoh, Kecamatan Tanjung Bumi.

Agak sulit menemukan pantai berpasir putih di pesisir Utara yang berbatasan dengan Laut Jawa, tetapi pesisir Desa Tlangoh seperti pengecualian.

Jumat (26/12/2025), terdengar suara gelak tawa dari wajah-wajah ceria para bocah saat bermain bola ditingkahi debur suara ombak Pantai Tlangoh. Puluhan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tampak menjajakan makanan dan minuman ringan.

Udara bersih, panas matahari pagi terasa hangat mulai memeras keringat yang menyiratkan kelegaan batin.

Kawasan destinasi wisata pantai Tlangoh begitu menggoda. Padahal kalau menengok kembali tahun 2022, di sana terlihat tumpukan sampah dari distribusi harian 1.488 meter kubik dan besarnya ancaman abrasi akibat penambangan pasir.

Tetapi semua itu sudah sirna. Kawasan pesisir pantai Utara Bangkalan itu kini menjelma menjadi tujuan wisata yang indah.

Program PHE WMO

Kepala Desa Tlangoh, Kudrotul Hidayat mengungkapkan, pihak desa membangun Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis) untuk mengelola program Pengembangan Wisata Pesisir Terintegrasi yang diinisiasi Pertamina Hulu Energy West Madura Offshore (PHE WMO).  

“Ini juga berkat adanya hexa reef (beton berbentuk segi enam sebagai tempat berlindung biota laut). Melalui kerjasama yang dikembangkan, tercipta rantai nilai program antara pokdarwis yang mengelola kawasan wisata dengan kelompok nelayan dan pelaku usaha mikro kecil menengah,” ungkap Hidayat.

Perubahan lingkungan sosial di Desa Tlangoh terjadi seiring penetapan status pantai sebagai destinasi wisata yang mendorong terbentuknya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setempat. 

Bahkan di pintu masuk terpasang plang berwarna merah lengkap dengan imbauan, ‘Dilarang membuang sampah sembarangan di kawasan Pantai Pasir Putih Tlangoh’.   

Senior Manager Regional Indonesia Timur, Sigit Dwi Aryono mengungkapkan, keberhasilan program Pengembangan Wisata Pesisir Terintegrasi PHE WMO tidak lepas dari dukungan kepemimpinan dan ikhtiar kepala desa.

Mereka terus menguatkan untuk membangun kesadaran di kalangan masyarakat Tlangoh yang semula tidak peduli lingkungan.  

“Sebelumnya, timbunan sampah di pesisir Desa Tlangoh mencapai 1.488 meter kubik per hari. Tumpukan sampah dan abrasi menjadi kombinasi sempurna yang menyebabkan Desa Tlangoh kehilangan potensi ekonomi dari sektor pariwisata,” ungkap Sigit.   

Pada tahun 2022, PHE WMO mengawali dengan menggandeng Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya untuk melakukan studi. Hasilnya ditemukan abrasi yang mencapai 7 meter per tahun yang diakibatkan ombak dan penambangan pasir ilegal. 

Dengan kondisi itu, PHE WMO kemudian menjalankan konsep One Belt One Road (OBOR) yang merupakan strategi untuk sinergi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat wilayah pesisir Utara Kabupaten Bangkalan.

“Konsep OBOR menekankan pada empat dimensi utama; lingkungan, pendidikan, ekonomi, dan sosial,” jelas Sigit.  

Ia memaparkan, PHE WMO memprakarsai inovasi penahan abrasi melalui hexa reef yang ditanam di dasar laut. Inovasi ini adalah struktur buatan berbentuk heksagonal atau segi enam yang digunakan di wilayah pesisir sebagai alat pengendali abrasi.

Hexa Reef Penahan Ombak

“Umumnya, pengendali abrasi dipasang di bibir pantai dan memanjang ke arah laut. Namun hexa reef yang kami pasang mampu menahan laju arus laut secara efektif dan menahan pasir agar tidak terbawa arus ombak bawah laut,” paparnya. 

Hexa reef kali pertama ditanam di kawasan pesisir Pantai Pasir Putih Tlangoh pada 2023. Saat ini, Hexa reef yang telah ditanam PHE WOMO sudah sekitar 390 ton. 

Dua tahun kemudian atau pada 2025, hasil studi menunjukkan mulai terbentuk sedimentasi atau akresi dan memperlebar jarak bibir pantai. Sepanjang rentang waktu analisis data 2016-2025, segmen 280-300 memiliki trend akresi sebesar 5 meter.  

Sigit menyampaikan, ratusan ton hexa reef yang ditanam tidak hanya berfungsi menahan abrasi namun juga berkembang sebagai habitat alami ekosistem laut seperti ikan dan terumbu karang.

Berkembangnya spesies biota sesil pada seluruh permukaan terumbu buatan hexa reef itu seolah menegaskan, hexa reef juga berfungsi sebagai rumah biota untuk membentuk habitat-habitat baru.

“Sejak pertama kali ditanam pada 2023, seluruh hexa reef hingga saat ini masih dalam kondisi baik, tanpa retak maupun pecah, dan menjadi media tumbuhnya terumbu karang yang mempesona bagi wisatawan,” katanya. 

Hasil pendataan PHE WMO, karang yang dominan di kawasan pesisir Pantai Tlangoh adalah karang lembaran (coral foliose) dengan tutupan 10,44 persen serta karang masif (coral massive) dengan tutupan 7,87 persen.  

“Teridentifikasi 20 spesies ikan karang yang terdiri atas 13 spesies ikan major dan tujuh spesies ikan target dengan kelimpahan masing-masing sebesar 72,897 persen dan 27,103 persen. Hal ini memudahkan nelayan setempat untuk mencari ikan tanpa perlu melaut terlalu jauh,” pungkas Sigit.

Hidupkan Aktivitas Ekonomi

PHE WMO mencatat, setidaknya ada 40 UMKM terbentuk dan beraktivitas di kawasan wisata Pantai Pasir Putih Tlangoh. Warga menawarkan makanan dan minuman ringan, oleh-oleh, penyediaan jasa, dan lain sebagainya, serta menyediakan lahan parkir kendaraan. 

General Manajer Zona 11, Zulfikar Akbar mengungkapkan, pengembangan Wisata Pesisir Terintegrasi tersebut berdampak nyata pada penyediaan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi warga Desa Tlangoh. 

Tujuh orang anggota Pokdarwis Tlangoh yang mengelola pantai, lanjutnya, merupakan mantan pekerja migran Indonesia. Mereka membuka peluang kerja di kampung halaman dan memutuskan tidak merantau lagi karena memilih untuk membuka usaha di Pantai Pasir Putih Tlangoh.  

“Namun tanpa dukungan masyarakat, program kami tidak akan berhasil. Bagi kami, mereka semua adalah hero tanpa jubah dan topeng dari Desa Tlangoh,” jelas Zulfikar. *****

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.