TRIBUNNEWS.COM - Eks Kabareskrim Polri Susno Duadji menanggapi kasus pembunuhan anak Politisi PKS berinisial MAHM (9 tahun) yang hingga kini belum terungkap siapa pelakunya dan menemukan kendala.
Menurut Polisi, penyelidikan kasus pembunuhan anak politisi PKS di Cilegon, Banten, pada Selasa (16/12/2025) ini terkendala tidak berfungsinya CCTV di rumah korban.
Selain itu kondisi hujan saat kejadian pembunuhan juga membuat jejak kaki pelaku menjadi terhapus.
Susno lantas menegaskan, dalam kasus pembunuhan penyidik bisa mengolah dulu segala hal yang ada di TKP pembunuhan tersebut.
Dari TKP tempat korban ditemukan ini akan bisa ditemukan alat yang digunakan pelaku untuk membunuh korban, atau sidik jari pelaku yang tertinggal di TKP.
Bahkan keringat pelaku juga bisa jadi bahan penyidik untuk kemudian mengolahnya secara DNA agar diketahui sosok pelakunya.
"Baik untuk kasus pembunuhan yang tidak tertangkap tangan ya dan semua perkara itu berawal semuanya dari TKP. TKP itu tempat kejadian perkara. TKP yang mana? TKP yang paling dekat dengan di mana korban ditemukan. Itulah yang harus diolah."
"Karena di sana akan meninggalkan sidik jari, akan meninggalkan alat mungkin yang dilakukan, akan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh pelaku. Apa itu? Yaitu jenazah dengan segala luka-lukanya akan meninggalkan. Di sekitar situ harus dicari jejak daripada tersangka."
"Berupa apa jejak tersangka? Bisa saja berupa jejak peninggalan. Ada rambut, ada keringat dan sebagainya yang hanya bisa dilihat dengan apa namanya DNA. Nah, karena DNA itu sangat-sangat kecil sekali gitu ya, tapi itu meninggalkan jejak," kata Susno Duadji dalam Program 'Kompas Petang' Kompas TV, Jumat (26/12/2025).
Lebih lanjut, Susno menegaskan, rekaman CCTV memang penting untuk menelusuri jejak pelaku.
Baca juga: Analisis Lengkap Reza Indragiri Soal Pembunuhan Anak Politikus PKS, Duga Aksi Pelaku Tak Terencana
Namun bukan berarti tidak adanya CCTV bisa membuat suatu perkara pembunuhan menjadi mustahil untuk diungkap.
"Jadi, CCTV memang penting. Tetapi bukan berarti kalau tidak ada CCTV lantas perkara ini menjadi mustahil
untuk diungkap. Tidak. Masih ada sidik jari, masih ada DNA, masih ada bekas-bekas yang lain, masih ada alat."
"Jadi, di sekitar TKP yang terdekat yaitu di ruangan itu ada tidak alat yang tertinggal? alat yang digunakan untuk melakukan kejahatan. Kalau tidak diperluas lagi TKP-nya dari dalam ruangan atau kamar di mana jenazah ditemukan ke dalam rumah. Kalau dalam rumah masih tidak ada lagi, diperluas lagi ke halaman," jelas Susno.
Susno Duadji menyebut, biasanya DNA pelaku ini bisa ditemukan di gagang pintu, karena ketika pelaku masuk ke dalam rumah melalui pintu dia pasti akan memegang gagang pintu tersebut.
Bisa juga ditemukan di meja yang kemungkinan dipegang pelaku selama kejadian pembunuhan.
Kemudian penyidik juga bisa menelusuri di TKP apakah ada rambut pelaku yang tertinggal disana, agar nantinya bisa dilakukan pemeriksaan DNA.
"DNA itu bisa saja di apa namanya? Di pegangan pintu gitu. Pegangan pintu apa namanya yang grendel ya kalau nama ya. Kalau orang mau masuk pintu itu kan harus dibuka pintu kemudian iya atas meja. Kemudian benda-benda lain yang mungkin terpegang oleh pelaku gitu atau di sekitar situ mungkin ada rambut daripada pelaku yang tertinggal."
"Makanya harus hal-hal yang sangat kecil itu diambil. Kalau laboratorium yang biasa ee mengurai tentang DNA ini, ada alat-alat khusus yang digunakan untuk mengambil benda-benda atau zat-zat yang sangat kecil. Karena itu kan dari keringat bisa, dari rambut bisa, dari apa-apa yang lain juga bisa. DNA itu ya," terang Susno.
Baca juga: Hari-hari Terakhir Anak Politikus PKS Cilegon: Pergi ke Bandung, sempat Muntah-muntah, Tewas Dibunuh
Kapolda Banten Irjen Pol Hengki mengatakan kasus dugaan pembunuhan terhadap korban MA masih dalam proses penyelidikan.
Ia menuturkan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Banten telah turun tangan menyelidiki kematian bocah berusia 9 tahun itu.
"Saya tidak akan sampaikan perkembangan di sini, intinya masih dalam tahap penyelidikan," ujar Irjen Pol Hengki usai Rilis Akhir Tahun 2025 di Mapolda Banten, Jumat (26/12/2025).
"Memang sudah ditarik di Polda (Banten), gabungan (antara) Polda dan Polres Cilegon, dipimpin Pak Dirkrimum," sambungnya.
Baca juga: Pembunuhan Anak Politisi PKS Belum Terungkap, Staf Ahli Kapolri Minta Selidiki Orang Terdekat
Meski demikian, ia enggan menjelaskan lebih lanjut ihwal penyelidikan perkara itu.
Hengki hanya memastikan pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan saksi hingga menerjunkan Tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) untuk mengungkap kasus tersebut.
"Teknis penyelidikan tidak kami uraikan di sini. Kita dalami, pemeriksaan saksi-saksi dan sebagainya, termasuk kita sudah datangkan labfor," ujarnya.
Kapolda meminta masyarakat yang memiliki informasi ihwal peristiwa tersebut agar dapat melaporkan ke pihak kepolisian.
Baca juga: PKS Harap Penyelidikan Kematian Anak Politikus di Cilegon Dipercepat
Awal mula terungkapnya kasus pembunuhan ini saat sekitar pukul 14.20 WIB, ayah korban yakni Maman Suherman menerima telepon dari anak keduanya yang terdengar panik dan meminta pertolongan.
Mendapat kabar tersebut, Maman yang saat itu berada di tempat kerjanya langsung pulang ke rumah.
Tiba di rumah dan membuka pintu, Haji Maman demikian dia disapa, mendapati anaknya dalam kondisi tengkurap dengan luka serius dan pendarahan hebat.
"Saat kejadian hanya 2 orang (di rumah itu) yakni korban adiknya dan kakaknya," kata Kapolres Cilegon, AKBP Marua Raja Silitonga.
Ibu dan ayahnya saat itu berada di luar rumah karena sama-sama bekerja.
Baca juga: Anak Politisi PKS Cilegon yang Tewas Diduga Hanya Subtitusi, Pakar Forensik: Dia Kelompok Rentan
Kasi Humas Polres Cilegon AKP Sigit Dermawan mengakui CCTV di rumah mati saat kasus pembunuhan terjadi.
"Iya kita akan mencari CCTV ya. Kemarin tuh menurut informasi 2 minggu itu CCTV rusak," beber AKP Sigit Dermawan.
Polisi akan mengecek rekaman CCTV milik tetangga rumah mewah tersebut untuk mencari petunjuk.
Sigit mengatakan pihaknya juga terus memeriksa sejumlah saksi untuk nantinya bisa membongkar kasus tewasnya bocah tersebut.
"Untuk saksi ya yang saat ini, hari ini, yang sudah dimintai keterangannya oleh Polres Cilegon sebanyak 7 saksi. Itu dari pihak keluarga dan pihak lain ya," tuturnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Hasanudin Aco)