Segarnya Rujak Mama Ambon di Baubau Sulawesi Tenggara, Jajanan Legendaris Sejak 2002
December 26, 2025 10:50 PM

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, BAUBAU - Intip Rujak Mama Ambon di Jalan Pahlawan, Kelurahan Kadolokatapi, Kecamatan Wolio, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Rujak Mama Ambon merupakan salah satu jajanan legendaris yang ada di Baubau.

Meskipun berada 6 kilometer (km) dari pusat kota, masyarakat tetap rela datang untuk mencicipinya.

Bukan sekadar viral, rujak ini sudah mempertahankan rasanya sejak pertama kali membuka lapak sekitar tahun 2002.

Bumbu yang gurih dan kental membuatnya selalu dicari oleh masyarakat.

Baca juga: Cerita Penjual Rujak Endul di Kolaka Punya Omset Puluhan Juta Rupiah Bermula Dari Ikut-ikutan

Selain itu, rujak ini menjadi incaran karena penyajiannya yang dinilai membuat rasa buah dan bumbunya terasa lebih segar.

Jika dari arah pusat kota, lapaknya berada di sebelah kiri jalan sebelum sampai di Taman Makam Pahlawan, Kilometer 6, Kelurahan Kadolokatapi.

Saat berkunjung, Ida Wali atau kerap disapa Mama Ambon terlihat sedang melayani pembeli.

Ida tampak cekatan memotong buah dan meracik bumbu.

Sosok wanita ini sudah tampak tua, ia juga akrab dengan beberapa pembelinya. 

Baca juga: Rangkaian Acara Nataru Fest 2025 di Anjungan Teluk Kendari, Ada Jajanan, Promo Wahana hingga Lomba

Terlihat, pelanggannya bukan sekali dua kali datang untuk mencicipi rujak miliknya.

Saat berbincang, Mama Ambon membeberkan cobek yang digunakannya menjual ialah cobek yang sama dengan yang digunakan berjualan di Ambon.

"Di sana (Ambon) kita menjual, kita belanja ini malam, besok lebaran, padahal kacau, kita menyusunmi berangkat, dari Ambon saja saya bawa cobek ini," ceritanya.

Mama Ambon dulunya berjualan di Ambon.

Namun kerusuhan 1999, ia berangkat menuju Kota Baubau dan tinggal di Sampolawa, yang saat ini masuk wilayah Kabupaten Buton Selatan.

Baca juga: Gula Kalupu Oleh-oleh Manis Jajanan Khas Sulawesi Tenggara, Bahan dan Cara Membuat

Tahun 2002, ia pindah di lokasi yang saat ini digunakannya juga sebagai tempat berjualan.

Ida membeberkan, resep bumbu rujak miliknya kurang lebih sama dengan rujak pada umumnya, menggunakan kacang, gula merah, garam, dan cabe.

Namun, hal yang membedakan ialah cara penyajian.

"Kita pisah, biasa kacangnya ada yang diblender baru dicampur," ujarnya.

Menurutnya, bumbu rujak akan lebih sedap jika disajikan menggunakan ulekan serta kacang yang diulek bersama gula merah.

Baca juga: Menikmati Jajanan Kuliner Pagi Hari di Kolam Retensi Boulevard, Ada Barobbo hingga Ketupat Sayur

Jika seperti itu, bumbu rujak terasa lebih kental.

Mama Ambon juga tidak menggunakan air asam sebagai pembasah gula merah saat mengulek bumbu, tapi mentimun.

"Jadi tidak sakit perut, meskipun makan rujak tapi belum makan nasi," ujarnya. 

Ia dulu sempat menggunakan pala untuk campuran rujak,

Namun, menurutnya, pala memberi kesan terlalu asam, sehingga tidak ramah jika dikonsumsi penderita maag.

Baca juga: Gurihnya Kapusu Nosu Kuliner Khas Kepulauan Buton Sulawesi Tenggara, Pilihan Makanan Pengganti Nasi

Untuk itu, rujak miliknya juga tidak menggunakan asam.

Harga rujak dibanderol Rp20 ribu per porsi.

Selain itu, rujak ini tidak pelit bumbu dan buah, pembeli juga bisa membeli bumbu rujak saja dengan harga minimal Rp50 ribu per pembelian.

Bumbu rujak miliknya bisa tahan hingga dua pekan jika disimpan di dalam kulkas.

Kurang lebih 20-an tahun berjualan, Ida mengaku memperhatikan kualitas, mulai dari kualitas kacang, gula merah serta buah yang akan ditawarkan. (*)

(TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.