TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Banjir yang merendam permukiman di Desa Golantepus, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus pada Jumat (26/12/2025) menyisakan cerita sedih.
Winarsih (47) warga RT 03 RW 06 desa setempat lemas lantaran harus merelakan seratusan ikan lele, gurame, dan nila yang dibudidaya tersapu banjir.
Saat ditemui di rumahnya pada Jumat (26/12/2025) petang, Winarsih bersama putrinya sedang membersihkan lantai rumah yang sempat tergenang banjir beserta lumpur.
Baca juga: Ratusan Rumah di Hadipolo Kudus Terendam Banjir, Sungai Piji Meluap
• Tanggul Jebol di Mangunharjo Semarang, 300 KK Terdampak
Dengan alat pel dan sapu lantai, dia terlihat telaten membersihkan sisa-sisa banjir yang menghantam rumahnya.
Pada mulanya, perempuan paruh baya 47 tahun tersebut terlihat semangat bersih-bersih.
Dia juga terlihat enjoy meski baru pertama kali menjadi korban bencana banjir.
Namun, Winarsih sejatinya sempat menangis ketika rumahnya dihantam banjir yang bersumber dari Sungai Piji di belakang rumah.
Luapan Sungai Piji menjebol pagar tembok belakang rumah dengan diamater 3x2 meter hingga merendam permukiman.
Tak hanya mengalami kerusakan di bagian tembok rumah, hal yang paling menyedihkan bagi Winarsih adalah ketika mendapati kolam kecil-kecilan tempat budidaya lele, nila, dan gurame miliknya hilang tersapu banjir.
Kolam ikan tersebut berada di belakang dan samping rumah yang dikelilingi pagar pembatas.
Kini hanya menyisakan kolam tanpa ikan di dalamnya.
Winarsih bercerita, sejak menetap ke Golantepus pada 2007, belum pernah sekalipun mengalami banjir.
Pengalaman pertamanya baru terjadi pada Jumat (26/12/2025) ketika Sungai Piji di belakang rumahnya meluap hingga menjebol pagar pembatas rumahnya.
Air luapan sungai yang deras seketika menggenangi halaman belakang rumah Winarsih yang tertutup, dengan ketinggian air mencapai sekira 1 meter. Sekaligus menenggelamkan kolam ikan indukan tanpa sisa satu ekorpun.
"Awalnya saya terima informasi tetangga kalau rumah saya katanya banjir. Begitu saya lihat, ternyata benar banjir sudah tinggi di rumah bagian belakang," terangnya.
Baca juga: Untung Ada Pak Polisi, Gercap Ganjal Mobil Pribadi yang Mogok di Tanjakan Gunung Muria Kudus
• Nasib Pilu Nenek Elina, Diusir Paksa dari Rumahnya, Wajah Memar Dihajar Oknum Ormas di Surabaya
Dia pun dibantu warga menjebol beberapa sisi tembok rumah sebagai saluran pembuangan air agar supaya air cepat surut dan segera dilakukan pembersihan.
"Mau bagaimana lagi, banjir tiba-tiba. Belum pernah ngalami banjir, baru kali ini. Sedih tapi harus ikhlas," ujarnya.
Kerugian yang dialami Winarsih diperkirakan mencapai jutaan rupiah. Baik karena kehilangan seratusan ikan indukan maupun biaya perbaikan pagar tembok rumahnya yang jebol.
Golantepus merupakan satu di antara beberapa daerah yang mengalami banjir.
Sumber banjir terjadi lantaran Sungai Piji tidak mampu menampung debit air hujan hingga meluap ke permukiman.
Warga setempat, Samuel Andreas menyampaikan, baru kali ini warga Golantepus merasakan banjir cukup besar dan menggenangi permukiman. Bahkan, banjir juga membuat sebuah rumah warga rusak.
"Kalau banjirnya tidak lama, datang sore hari, petang sudah surut."
"Kuncinya di intensitas hujan, semakin tinggi hujannya, semakin banyak debit air sungai sampai meluap," ucapnya.
Dia berharap pemerintah turun tangan membenahi sungai-sungai di Kudus dalam rangka meminimalisir potensi banjir.
Selain terjadi di Golantepus, banjir juga terjadi di sejumlah daerah, di antaranya Desa Hadipolo, Tanjungrejo, dan Tenggeles. (*)