Verifikasi Rumah Rusak Selesai Akhir 2025, Pendataan untuk Realisasi Pembangunan Huntap
December 26, 2025 11:27 PM

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN -  Gubernur Sumut Bobby Nasution mengatakan, sebanyak 30.875 rumah rusak akibat bencana banjir dan longsor yang terjadi pada Selasa (25/12) lalu.

Dijelaskan Bobby Nasution, saat ini pihaknya  sedang melakukan pendataan dengan sistem satu nama, satu rumah. Ditargetkan Bobby Nasution proses pendataan hingga verifikasi ini selesai akhir tahun 2025.

"Secara keseluruhan, unit rumah masyarakat (yang rusak) ada 30.875 rumah, sekarang datanya by name by address, sekarang masuk tahap verifikasi, akhir 2025 kami harapkan verifikasi selesai,” jelasnya, Jumat (26/12/2025).

Pendataan ini dilakukan untuk realisasi pembangunan hunian tetap (huntap) bagi korban banjir dan longsor di Sumut. Sehingga masyarakat terdampak bencana bisa segera mendapatkan rumah kembali.

"Ada beberapa langkah percepatan yang dilakukan, yaitu pendataan hingga verifikasi data rumah rusak ringan, sedang, berat, dan hilang," tuturnya.

Baca juga: Update Bencana di Taput, Pembangunan 103 Rumah Hunian Warga Sedang Berlangsung

Selain pendataan, Bobby juga mempercepat penyediaan lahan bagi pembangunan hunian tetap.

Diterangkannya,pembangunan tersebut dilakukan secara berkolaborasi oleh Menteri PKP dan Yayasan Buddha Tzu Chi.

"Sementara itu pemerintah daerah mulai dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut, pemerintah kabupaten/kota menyiapkan lahannya," jelasnya.

Diketahui, Menteri PKP Maruarar Sirait bersama dengan Menteri Dalam Negeri telah melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan 200 hunian tetap di Sibolga, 118 di Tapanuli Tengah, 103 di Tapanuli Utara dan 227 di Tapanuli Selatan.

Bobby meminta pemerintah kabupaten/kota yang terdampak bencana segera mengajukan lahan milik  di wilayahnya dapat digunakan sebagai lahan pembangunan hunian tetap.

Diketahui juga Sumatera Utara dilanda bencana banjir dan longsor pada, Selasa (25/11) lalu.  Sebanyak 17 kabupaten/kota terdampak bencana ini. Namun 5 daerah terdampak cukup parah seperti Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Sibolga, dan Langkat.

Dalam bencana ini, ribuan warga terdampak dan seratusan korban jiwa meninggal. Angka ini dipastikan masih akan terus bertambah.

2.871 Jiwa Masih Mengungsi dan 37 Orang Masih Hilang 

Bencana Banjir dan Longsor di Kabupaten Tapanuli Tengah sudah sebulan berlalu, Namun belum ada dampak perubahan yang terjadi secara signifikan. Berdasarkan data Info Bencana Tapteng,  sebanyak 2.871 jiwa masih mengungsi, dan 37 orang masih dinyatakan hilang.

Dalam laman resmi infobencanatapteng.com juga diterangkan, masih ada 69 titik jalan yang harus diperbaiki untuk Wilayah Tapanuli Tengah.

Untuk Jalan Tarutung menuju Sibolga, Tapteng, via Batu Lubang sudah bisa dilewati, tetapi hanya bisa diakses oleh kendaraan kecil. Sedangkan Jalan Tarutung menuju Sibolga Tapteng via Rampa juga sudah bisa dilewati baik kendaraan ukuran besar mau pun kecil dengan sistem buka tutup.

Sementara untuk fasilitas pelayanan publik dan sekolah juga masih banyak yang dipenuhi lumpur. Namun para petugas gabungan sudah mulai membersihkan fasilitas publik seperti sekolah dan puskesmas dari lumpur pasca banjir dan longsor yang terjadi sejak, Selasa (25/12) lalu.

Sementara itu, sebanyak 368 sekolah tingkat Paud, SD, SMP Negeri mau pun swasta rusak akibat bencana banjir dan longsor.

Kemudian untuk jumlah rumah yang hanyut ada 379 unit. Rumah dengan kerusakan berat ada 752 unit. Dan jumlah kerusakan sedang 803. Sementara jumlah rumah kerusakan ringan 1.311 unit.

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Komunikasi  informasi Publik Kominfo Tapteg Jonni Sihite membenarkan hal tersebut.

"Iya, Semua bisa dilihat di website kita infobenncanatapteng.com," jelasnya singkat kepada Tribun Medan, Jumat (26/12).

Saat ini, kata Jonni, semua pihak pemkab dan kolaborasi dengan berbagai pihak sedang bahu- membahu untuk membenahi lokasi bencana.

"Semua masih proses dalam pembenahan," jelasnya.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.