TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Di balik senyum lembut dan hijab yang selalu rapi, Salsabila Azmia Priadi akrab disapa Salsa atau Caca menyimpan perjalanan panjang tentang keberanian memilih jalan hidupnya sendiri.
Perempuan kelahiran Medan, 18 Februari 2005 ini kini dikenal sebagai Runner Up 2 Putri Hijabfluencer Sumut 2025, sekaligus mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang tengah menata mimpi di dua dunia akademik dan pengembangan diri.
Ketertarikan Salsa pada dunia Putri Hijab bermula di tahun 2024. Awalnya sederhana, hanya dari unggahan Instagram kakak kelas.
Namun dari rasa penasaran itu, ia menemukan ruang yang selama ini ia cari ajang pageant yang memperbolehkan perempuan berhijab tetap mengekspresikan diri. Ia memulai langkah dari Putri Hijab Academy hingga akhirnya mengikuti Putri Hijabfluencer Sumatera Utara.
“Di sini aku menemukan ajang yang benar-benar sejalan dengan prinsipku. Dengan hijab yang kupakai, aku ingin tetap berkembang tanpa harus melepaskan identitas,” ujarnya.
Baca juga: Jelajah Warisan Budaya Ajak Anak Muda Mengenal Cagar Budaya Kota Medan
Perjalanan itu tidak hanya tentang gelar. Bagi Salsa, Putri Hijab adalah ruang pengembangan diri tentang belajar percaya diri, membangun relasi, dan menempa mental.
Dukungan sang ibu menjadi salah satu fondasi terkuatnya. Sejak awal, ibunya kerap mendorong Salsa untuk mencoba menjadi influencer. Meski sempat ragu, semua berubah ketika ia terpilih sebagai Runner Up 2 Putri Hijabfluencer Sumut.
“Dari situ aku benar-benar merasakan bagaimana rasanya menjadi influencer. Aku merasa ini sudah menjadi jalan hidupku,” katanya.
Namun, jalan tersebut tidak selalu mulus. Salsa mengakui bahwa tantangan terberat justru datang dari sisi mental. Tidak semua orang menyukai kehadiran kita, dan komentar negatif atau perundungan kerap muncul.
“Semua menguras energi, tapi yang paling berat itu mental,” tuturnya jujur.
Meski begitu, ia memilih untuk menyaring kritik yang membangun dan tidak larut dalam komentar negatif.
Di tengah aktivitas pageant, Salsa juga dihadapkan pada pilihan hidup besar kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi.
Awalnya, ia sempat ragu karena tidak pernah bercita-cita menjadi dokter gigi. Namun atas permintaan orangtua, ia mencoba dan kini justru bersyukur atas perjalanan tersebut. “Sekarang aku menikmati prosesnya,” ucapnya.
Kesibukan perkuliahan membuatnya lebih selektif mengikuti lomba dibandingkan saat masih sekolah. Bahkan, ia memandang gelar Runner Up dengan penuh kedewasaan.
“Aku bersyukur tidak menjadi winner. Tanggung jawabnya besar, dan saat ini aku sedang fokus kuliah. Aku ingin melakukan semuanya dengan maksimal,” katanya.
Kesetiaan pada Proses
Bagi Salsa, konsistensi adalah kunci. Ia memaknainya sebagai kesetiaan pada proses, bahkan ketika hasil belum terlihat.
Prinsip itu pula yang ia terapkan di media sosial menjaga sikap, memfilter konten, dan tidak menjadi pribadi yang berbeda antara dunia nyata dan dunia maya.
Konten yang ia bagikan pun seputar outfit hijab syar’i yang menutup dada serta kesehariannya sebagai mahasiswi Kedokteran Gigi.
Ia juga ingin mematahkan stigma tentang Putri Hijab yang kerap dianggap hanya soal penampilan dan gelar.
“Putri Hijab bukan untuk menyombongkan titel, tapi wadah perempuan untuk berkembang, belajar menyampaikan kebaikan, dan mendapatkan pengalaman yang dulu hanya bisa diimpikan,” tegasnya.
Melihat kondisi di Sumatera Utara, Salsa berharap ajang Putri Hijabfluencer semakin dikenal, baik oleh masyarakat mau pun pemerintah, sehingga kolaborasi di acara besar bisa lebih terbuka.
Hingga saat ini, ia memilih untuk tetap menjadi diri sendiri, menerima setiap penilaian dengan lapang dada, dan fokus pada fase hidup berikutnya terutama saat nanti memasuki masa coass.
Untuk perempuan muda di luar sana, pesannya sederhana namun kuat: jangan takut mencoba.
“Percaya diri, fokus pada tujuan, dan kalau gagal jangan berlarut. Coba lagi. Rezeki tidak akan salah alamat,” ungkapnya.
Bagi Salsa, proses ini adalah tentang belajar menjadi diri sendiri, menyampaikan kebaikan, dan menghidupi mimpi pelan tapi konsisten.