Pilu Pria Penyandang Disabilitas Ditipu Kekasihnya, Uang untuk Bertahan Hidup Habis Dikuras Pelaku
December 27, 2025 01:27 AM

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang pria lanjut usia penyandang disabilitas mengalami nasib pilu setelah diduga ditipu oleh seorang wanita paruh baya yang berpura-pura menjalin hubungan cinta dengannya.

Akibat peristiwa tersebut, korban kehilangan ratusan lembar tiket lotre serta uang tabungan sebesar 130.000 baht, hingga kini hanya menyisakan uang puluhan baht untuk bertahan hidup.

Dikutip dari Sanook, Jumat (26/12/2025), korban bernama Laolu Sili, berusia 65 tahun, yang sehari-hari berjualan lotre di kawasan Pasar Warorot, Distrik Mueang, Chiang Mai.

Pada hari itu, ia terlihat duduk di trotoar sambil menangis ketika menjajakan lotre miliknya. Kesedihannya terungkap setelah keponakan perempuannya yang tinggal di Distrik Chiang Dao menelepon karena merasa khawatir, usai mengetahui kabar bahwa sang paman menjadi korban penipuan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban didekati oleh seorang wanita berusia sekitar 50 tahun yang awalnya datang membeli lotre.

Seiring waktu, wanita tersebut semakin sering mendekati korban dan membangun hubungan yang semakin dekat. Bahkan, wanita itu kerap menawarkan diri untuk mengantarkan korban pulang ke tempat tinggalnya. Hubungan keduanya pun menjadi semakin akrab dan diketahui sempat menjalin hubungan sebanyak dua kali.

Korban diketahui mengalami disabilitas pada bagian kanan tubuhnya dan hanya dapat menggunakan tangan kiri. Ia telah berjualan lotre di lokasi tersebut selama bertahun-tahun dan menggantungkan hidup sepenuhnya dari hasil penjualan lotre.

Sekitar tiga bulan sebelum kejadian, kedekatannya dengan wanita tersebut mulai terjalin, hingga akhirnya berujung pada dugaan penipuan.

Puncak peristiwa terjadi ketika wanita tersebut meminta seluruh lotre edisi 1 November 2021 yang dimiliki korban, sekitar 400 lembar.

Wanita itu beralasan akan membantu menjualkan lotre tersebut karena merasa kasihan kepada korban yang menyandang disabilitas. Namun, hingga saat ini, korban tidak pernah menerima uang hasil penjualan lotre tersebut.

Tidak hanya kehilangan lotre, korban juga baru mengetahui kemudian bahwa wanita tersebut diduga diam-diam mencatat kata sandi aplikasi perbankan miliknya.

Kata sandi itu sebelumnya ditulis korban di sebuah buku yang diletakkan di atas kepala tempat tidur. Dengan menggunakan informasi tersebut, wanita itu mengakses rekening tabungan korban dan mentransfer seluruh uang simpanan sebesar 130.000 baht. Setelah transaksi tersebut, saldo rekening korban hanya tersisa 35 baht.

Korban mengungkapkan bahwa kejadian ini membuatnya sangat terpukul dan hancur secara batin. Uang yang diambil merupakan satu-satunya tabungan yang ia miliki sepanjang hidup.

Ia mengaku tidak pernah menyangka bahwa orang yang selama ini dekat dengannya akan tega melakukan perbuatan tersebut.

Sebelumnya, korban juga pernah menyampaikan kepada wanita tersebut bahwa seluruh tabungan yang dimilikinya akan diberikan setelah ia meninggal dunia. Sementara selama masih hidup, uang itu ingin ia simpan sebagai modal berputar untuk berjualan lotre.

Korban juga menegaskan bahwa klaim wanita tersebut yang menyebut dirinya sebagai istri korban tidaklah benar. Hubungan mereka hanya sebatas menjalin kedekatan dan tidak pernah terikat dalam ikatan pernikahan.

Dalam kondisi serba kekurangan, korban memohon agar wanita tersebut mengembalikan seluruh uang yang telah diambil. Ia menyatakan tidak berniat membawa persoalan ini ke ranah hukum apabila uangnya dikembalikan sepenuhnya.

Saat ini, yang paling dibutuhkan korban hanyalah modal untuk kembali membeli lotre dan melanjutkan pekerjaannya. Korban mengaku uang yang tersisa di tangannya hanya sekitar 40 baht, sehingga tidak mampu membeli lotre untuk dijual kembali.

Lebih lanjut, korban juga menceritakan pengalaman pahit lain yang pernah dialaminya. Sekitar tiga tahun lalu, ia pernah menjadi korban penipuan oleh seorang pedagang di pasar yang sama. Saat itu, pedagang tersebut meminjam uang sebesar 200.000 baht dengan alasan akan digunakan sebagai modal usaha pinjaman uang dan menjanjikan keuntungan berupa bunga.

Namun, uang tersebut hilang bersama orang yang meminjamnya. Korban tidak melaporkan kejadian itu ke polisi karena tidak memiliki bukti. Setelah berjuang cukup lama hingga kembali memiliki tabungan, ia justru kembali tertimpa musibah serupa.

Sementara itu, seorang pedagang lotre di kawasan yang sama bernama Nan Nalayin, warga negara Myanmar, yang membantu membawa korban melapor ke Polsek Kota Chiang Mai, mengungkapkan bahwa ia telah lama melihat korban berjualan lotre di lokasi tersebut.

Biasanya korban berjualan dengan lapak penuh, namun dua periode undian sebelum kejadian, ia melihat lapak lotre korban menghilang dan hanya tersisa belasan lembar lotre. Awalnya ia mengira lotre tersebut laku keras, namun setelah melihat raut wajah korban yang tampak murung, ia mulai curiga dan akhirnya mengetahui kejadian sebenarnya.

Pada awalnya, korban enggan menyebutkan identitas wanita tersebut karena masih berharap uangnya akan dikembalikan.

Namun, setelah hampir satu bulan berlalu tanpa ada pengembalian, pedagang tersebut merasa iba dan mengajak korban melapor ke polisi untuk membuat laporan harian di Polsek Kota Chiang Mai.

Pihak kepolisian kemudian menghubungi wanita yang bersangkutan, dan wanita tersebut menyatakan akan mengembalikan seluruh uang kepada korban.

(cr31/tribun-medan.com)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.