TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG - Seorang pendaki Gunung Merbabu meninggal dunia setelah diduga tersambar petir.
Korban mendaki ke Merbabu melalui jalur Suwanting, Kabupaten Magelang.
Setelah bisa dievakuasi, jenazah dibawa menuju RSUD Muntilan untuk diperiksa.
Pendaki tersebut, Mella Irawanti Kusuma (22), seorang perempuan, warga Jalan Jenderal Sudirman, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Baca juga: Hujan Deras Mengguyur, Jalan Raya Pantura Semarang-Kendal Terendam
Baca juga: Angkringan Porak Poranda Ditabrak Truk Mi Instan di Tuntang Semarang, Pagar Nyaris Roboh
Ia merupakan bagian dari rombongan open trip yang menggunakan jasa pendakian Open Trip Tiga Dewa dengan total 11 peserta dan dua porter.
Jenazah korban bisa dievakuasi petugas gabungan, pada Kamis (25/12/2025) malam.
Kemudian, pada Jumat (26/12/2025) pukul 02.15 dini hari, jenazah diserahkan kepada pihak keluarga.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Anggit Haryoso, mengatakan, pada Kamis (25/12/2025) pukul 16.01, petugas piket pengamanan taman nasional mendapat laporan terkait adanya pendaki yang terkena sambaran petir.
"Pada pukul 16.15, tim evakuasi KTH Suwanting Indah sebanyak 30 orang menuju titik keberadaan dan kejadian korban di HM Pal 26-2,” kata Anggit, Jumat.
“Kemudian, sekitar 18.14, Tim SRU 1 sampai pada lokasi kejadian dan melakukan evakuasi terhadap korban (meninggal dunia)," sambungnya.
Menurut Anggit, pada pukul 21.47, korban dibawa menuju RSUD Muntilan.
Pemeriksaan dilakukan oleh Inafis Polresta Magelang.
"Sekitar pukul 02.15, jenazah diserahkan kepada pihak keluarga. Korban akan dimakamkan di Nganjuk, Jawa Timur," sambung Anggit.
Kronologi
Kapolsek Sawangan, AKP Glenter Pitoyo, membenarkan peristiwa tersebut.
Glenter menjelaskan, laporan awal diterima pihak kepolisian, pada pukul 16.00, dari petugas TNGMb.
“Kami menerima informasi terkait adanya pendaki yang tersambar petir di jalur pendakian Suwanting. Selanjutnya tim gabungan langsung bergerak untuk melakukan evakuasi,” ujar Glenter.
Berdasarkan informasi kepolisian, rombongan pendaki tiba di Basecamp Suwanting, pada pukul 10.30, dan langsung memulai pendakian pada hari yang sama.
Sekitar pukul 16.01, petugas TNGMb yang tengah melakukan pengamanan jalur pendakian menerima laporan melalui handy talky (HT) dari porter bahwa salah satu pendaki tersambar petir di sekitar HM Pal 26–27, Dusun Suwanting, Desa Banyuroto, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.
Menindaklanjuti laporan tersebut, sekitar pukul 16.15, tim evakuasi dari Kelompok Tani Hutan (KTH) Suwanting yang berjumlah sekitar 30 orang langsung bergerak menuju lokasi kejadian.
Tim terdiri atas logistik, P3K, dan sarana prasarana.
“Proses evakuasi dilakukan dengan melibatkan berbagai unsur, mulai dari kepolisian, TNI, Basarnas, petugas TNGMb hingga relawan setempat. Medan yang cukup berat dan kondisi cuaca menjadi tantangan tersendiri,” jelas Glenter.
Setelah melalui perjalanan panjang, korban akhirnya berhasil dievakuasi dan tiba di Basecamp Suwanting, pada pukul 22.00.
Selanjutnya, jenazah dibawa ke RSUD Muntilan, Kabupaten Magelang, untuk dilakukan pemeriksaan medis.
Dokter RSUD Muntilan, Okta Kurnia Lutfia, menyatakan hasil pemeriksaan menunjukkan korban meninggal dunia akibat tersambar petir.
Hal ini diperkuat dengan adanya luka bakar di beberapa bagian tubuh.
Luka bakar ditemukan di leher, dada, selangka, pinggang hingga panggul, dengan total luka bakar mencapai sekitar 27 persen.
Selain itu, ditemukan pola luka khas sambaran petir, termasuk bekas jam tangan di pergelangan tangan, rambut dan alis yang terbakar, serta kulit mengelupas di bagian punggung.
Gunung Merapi
Sebelumnya, seorang pendaki ilegal asal Pacitan, Jawa Timur, ditemukan dalam keadaan tewas di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.
Jenazah korban, Aldo Oktawijaya (22), ditemukan pada hari keempat pencarian, Rabu (24/12/2025), di dasar jurang sedalam 50-an meter.
"(Korban) Ditemukan sekitar pukul 14.20 WIB di jurang dekat Pronojiwo, lokasinya masih di Taman Nasional Gunung Merapi," ungkap Kapolsek Kemalang, Sarwoko, Rabu.
Sarwoko menjelaskan, lokasi korban ditemukan itu masih berada di jalur sebelum Pos 1.
Sebelumnya, pendaki pertama, Farhan, ditemukan warga, menjelaskan bahwa Farhan menjadi pendaki pertama yang ditemukan, pada Minggu (21/12/2025).
“Jadi kami tahu kalau yang naik itu bertiga, itu setelah Farhan itu turun,” jelas Sarwoko.
Sehari setelah operasi dimulai, pada Senin (22/12/2025), satu pendaki lainnya, Panji Rizkyawan (20), ditemukan tim SAR gabungan di Pos 2.
"Kalau dari Posko Sapuangin sebenarnya jaraknya (tempat penemuan korban tewas—Red) tidak jauh, sekitar satu kilometer, tapi medan jalannya sulit, naik turun. Jadi perjalanan evakuasi tadi dari lokasi penemuan sampai ke posko sekitar satu jam," jelasnya.
Saat ditemukan, lanjutnya, korban mengalami luka robek sepanjang 5 sentimeter di kepala.
Selain itu juga ditemukan luka-luka lecet di bagian kaki dan tangan.
"Luka paling parah di bagian kepala, kemungkinan karena benturan dengan batu atau benda keras," katanya.
Kini jenazah korban sudah dibawa ke RSUP dr Soeradji Tirtonegoro untuk dilakukan visum.
Setelah itu, jenazah korban akan dibawa ke rumah keluarganya di Pacitan, Jawa Timur untuk proses pemakaman.
Sesuai rekomendasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BBPPTKG), kata Sarwoko, saat ini Gunung Merapi masih berstatus level Siaga III sehingga untuk pendakian masih ditutup. (Kompas.com/Tribunsolo.com)