Laporan Wartawan Tribun Gayo Fikar W Eda | Jakarta
TribunGayo.com, JAKARTA - Peringatan 21 tahun tsunami Aceh digelar penuh empati dan solidaritas di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta pada Jumat (26/12/2025).
Baca juga: Pemulihan Ekonomi Pasca Bencana, Arung Jeram Aceh Tengah Kembali Beroperasi
Kegiatan ini sekaligus menjadi ajang penggalangan dana bagi korban banjir dan tanah longsor di Aceh, khususnya wilayah Tanah Gayo.
Acara diselenggarakan oleh Bidang Sastra Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI) bersama Desember Kopi Gayo, dengan dukungan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan Jakpro.
Puluhan seniman lintas disiplin terlibat, menjadikan kegiatan ini sebagai ruang doa, refleksi, dan aksi kemanusiaan melalui seni.
Sejumlah komunitas dan kelompok seni tampil, di antaranya Symphony Theater Laboratory, Teater Moksa,Sanggar Noer, Teater Petra, Sanggar Matahari, Puisi Perempuan Aceh, RAGA Jazz, Tersajakkanlah dan Mahagenta.
Acara juga dimeriahkan live painting oleh Cahya Friyanto dan pembacaan Hikayat Aceh oleh Mahfudh serta Cut Aza Rizka membawakan "Do Da Idi. "
Sejumlah tokoh nasional turut ambil bagian dalam pembacaan puisi dan dukungan kemanusiaan ini, diantaranya:
Sanggar Pegayon membawakan didong, sastra lisan dari Gayo.
Baca juga: Jembatan Bailey Kati Maju Aceh Tenggara Sudah Bisa Dilalui Kendaraan
Ustaz Dr Erick Yusuf, Wasekjen DPP MUI Bidang Seni Budaya, memimpin doa bersama sekaligus menegaskan pentingnya peran seni sebagai medium dakwah dan kemanusiaan.
Pembacaan puisi juga dilakukan oleh Jose Rizal Manua dan Imam Maarif. Turut tampil aktor Teuku Rifnu Wikarna membacakan puisi “Inilah Aceh” karya Fikar W Eda.
Selain pertunjukan, digelar lelang lukisan, buku puisi, blangkon, dan naskah puisi dan seluruh hasilnya didonasikan untuk korban banjir bandang dan tanah longsor serta seniman terdampak bencana.
Puisi karya Helvy Tiana Rosa dibacakan Neno Warisman sangat impresif, sementara Helvy sendiri turut membacakan puisi yang menggugah emosi hadirin.
Ketua Panitia Devie Matahari menyampaikan bahwa seluruh dana hasil penggalangan akan diantarkan langsung ke Tanah Gayo untuk diteruskan kepada para seniman dan masyarakat yang terdampak bencana.
Acara dipandu oleh Ayu Puspa Ananda, menutup malam peringatan dengan pesan kuat bahwa seni bukan sekadar ekspresi, tetapi juga jalan kepedulian dan solidaritas bagi Aceh. (*)
Baca juga: Sebulan Pascabanjir, Listrik di Kabupaten Aceh Utara belum Pulih