Pakar: Anak-anak Nggak Perlu Liburan ke Tempat Mahal, Tapi...
GH News December 27, 2025 01:08 PM
Jakarta -

Momen liburan pergantian tahun telah tiba. Biasanya, para orang tua akan mengajak anak berwisata ke tempat yang tergolong mahal.

Melihat fenomena ini, Dosen Fakultas Psikologi UniversitasAirlangga (Unair), Dr NurAinyFardanaNawangsariMSi meluruskan jika liburan adalah waktu mendukung proses tumbuh kembang anak. MenurutNeny, sapaan akrabnya, liburan adalah bagian dari upaya menjaga keseimbangan fisik dan mental anak.

Neny mengingatkan anak-anak telah menghabiskan banyak waktu dengan rutinitas kegiatan yang menguras kemampuan kognitif, fisik, dan emosional mereka. Oleh karena itu, masa libur menjadi momen yang tepat untuk mengembalikan energi anak.

"Yang sebenarnya dipulihkan ketika anak memasuki masa liburan itu adalah pengalamannya dan kondisi mentalnya" jelasnya.

Liburan Tidak Harus Mahal

Neny menilai jika kegiatan liburan tidak harus selalu membutuhkan biaya besar. Menurutnya, orang tua dapat merancang berbagai aktivitas sederhana di rumah.

"Aktivitasnya bisa apa saja, sesederhana apa pun. Misalnya di rumah anak-anak bisa diajak membuat proyek tertentu atau kalau orang tuanya punya aktivitas usaha, anak-anak bisa terlibat di sana. Ajak anak-anak melakukan aktivitas yang selama ini tidak bisa mereka lakukan karena jadwal sekolah yang padat. Itu bisa jadi pengalaman baru untuk mereka," ujarnya.

Kendati demikian, Neny menegaskan aktivitas selama masa liburan sebaiknya tidak dibingkai dalam target tertentu. Menurutnya, tekanan semacam itu justru dapat mengurangi manfaat liburan bagi anak.

Masa libur sebaiknya menjadi ruang bermain dan berekspresi, agar anak berkesempatan untuk mengenalikepribadiannya dan mengeksplorasi potensi di luar rutinitas sekolah.

Peran Orang Tua

Neny menekankan pentingnya peran orang tua dalam memastikan pengalaman liburan anak benar-benar bermakna. Menurutnya, setiap anak memiliki karakter dan kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itulah orang tua perlu peka dalam mendampingi dan memfasilitasi aktivitas selama masa libur.

"Orang tua bisa bertanya apa yang ingin anak lakukan selama libur. Kalau memang tidak bisa bepergian, anak tetap bisa memilih aktivitas yang mereka sukai di rumah," tuturnya.

Meski masa liburan kerap dipandang sebagai masa bebas bagi anak, orang tua masih perlu memberikan pendampingan. Ia mengingatkan agar waktu luang yang lebih panjang tidak membuat anak terpapar aktivitas atau informasi yang berisiko terhadap perkembangan dan keselamatan mereka.

"Orang tua perlu memfasilitasi aktivitas yang menggugah kreativitas anak, memberi kebebasan anak mengeksplorasi potensi-potensi positif yang mereka miliki," pungkasnya.

Nikita Rosa
Jurnalis detikcom
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.