Raw Theory Hadirkan Renungan Dosa dan Luka di Mini Album ‘Peccaterra’
December 27, 2025 05:54 PM

 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Raw Theory akhirnya memenuhi janji mereka lewat perilisan extended play atau mini album perdana berjudul ‘Peccaterra’.

Setelah memperkenalkan diri melalui single ‘Karam’ pada Juni 2025, band modern rock asal Yogyakarta ini merangkum kegelisahan musikal dan refleksi personal mereka dalam satu karya yang utuh dan saling terhubung.

Mini album ‘Peccaterra’ memuat enam lagu, yakni ‘Frekuensi’, ‘Konsekuensi’, ‘Parade Dengung’, ‘Waktu Yang Ada’, ‘Anatomi Lara’, dan ‘Gaun Luka’.

Dari keseluruhan materi tersebut, Raw Theory memilih ‘Anatomi Lara’ sebagai single andalan, sekaligus pintu masuk untuk memahami benang merah tema yang mereka angkat.

‘Anatomi Lara’ hadir sebagai perenungan tentang relasi manusia dengan luka dan penciptanya.

Melalui lirik yang puitis dan metafora yang tajam, lagu ini menempatkan kebahagiaan dan penderitaan sebagai dua hal yang tidak terpisahkan, tumbuh dari sumber yang sama dalam diri manusia. 

Muhammad Ravi Sani, vokalis Raw Theory, menyebut lagu ini sebagai upaya membuka paradoks eksistensi manusia. 

“Lagu ini menelanjangi paradoks eksistensi: manusia sebagai ‘rupa ladang dosa’, makhluk yang penuh noda, namun tetap dicintai,” ujarnya.

Secara musikal, ‘Anatomi Lara’ dibalut aransemen atmosferik yang memberi ruang bagi liriknya untuk bernapas.

Raw Theory menyebut lagu ini sebagai perjalanan spiritual yang sunyi, tentang menerima luka sebagai bagian dari keberadaan.

Tema spiritualitas tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan menjadi benang merah yang menghubungkan seluruh lagu dalam mini album ‘Peccaterra’.

Baca juga: Jalan Penghubung Dua Desa di Purworejo dan Kulon Progo Longsor Sepanjang 13 Meter

Secara keseluruhan, ‘Peccaterra’ membahas dosa bukan sekadar sebagai kesalahan, melainkan hasil panen dari keinginan dan kehilangan yang melekat dalam kehidupan manusia.

Rimanda Sinaga, gitaris Raw Theory, menjelaskan bahwa mini album ini lahir dari kegelisahan akan sisi-sisi manusia yang kerap dihindari.

Modern Rock

“Mini album ‘Peccaterra’ lahir dari kegelisahan akan sisi manusia yang sering dihindari seperti dosa, kesalahan, dan keterbatasan diri. Ide utamanya muncul dari kesadaran bahwa manusia tidak hanya hidup untuk mencari kebaikan, tetapi juga terus berhadapan dengan dorongan-dorongan yang bisa melukai dirinya sendiri dan orang lain,” kata Rimanda.

Pendekatan tersebut diperkuat oleh pernyataan Muhammad Ravi Sani yang menegaskan bahwa album ini tidak dimaksudkan sebagai penghakiman.

“Album ini bukan tentang menghakimi, tapi tentang berdamai dengan sisi-sisi diri yang pernah salah, pernah jatuh, dan pernah terluka,” tuturnya.

Dari sisi musikalitas, Raw Theory mengusung modern rock sebagai pijakan utama. Mini album ‘Peccaterra’ justru dibangun dari perbedaan latar belakang dan referensi musik tiap personel.

Perbedaan tersebut menjadi kekuatan, menciptakan warna yang tidak tunggal dan saling melengkapi. Rimanda menyebut ‘Peccaterra’ sebagai ruang bersama bagi band ini untuk menyelaraskan beragam karakter musik mereka. 

“Akhirnya ‘Peccaterra’ menjadi ruang bersama bagi kami untuk mengekspresikan perbedaan itu secara selaras,” pungkasnya.

Seluruh materi lagu dalam mini album ‘Peccaterra’ diciptakan oleh Rendi Derainway, manajer Raw Theory di bawah bendera DRW Legacy, dengan kontribusi dari para personel band.

Proses rekaman dilakukan di Seven Dragons Studio milik Rimanda Sinaga, sementara tahap akhir mixing dan mastering dipercayakan kepada Sasi Kirono atau Smarai di Satrio Piningit Studio.

Mini album ‘Peccaterra’ resmi dirilis secara digital pada Jumat, 28 November 2025. Selain format audio, Raw Theory juga menyiapkan format video lirik dan video klip.

Khusus untuk single ‘Anatomi Lara’, video klipnya dijadwalkan segera menyusul di kanal YouTube resmi Raw Theory.

Sekadar diketahui, Raw Theory terbentuk di Yogyakarta pada awal 2024 atas inisiasi Rendi Derainway, founder DRW Legacy, manajemen artis yang berdiri di Jogja sejak awal 2025.

Band ini pertama kali memperkenalkan karyanya lewat single ‘Karam’, sebuah lagu bernuansa gelap yang terinspirasi dari novel Laut Bercerita karya Leila S Chudori tentang perjuangan aktivis mahasiswa di era Orde Baru.

Raw Theory diperkuat oleh enam personel, yakni Rimanda Sinaga pada gitar, Muhammad Akbar pada drum, Eduardus Tisada Elsa Iswandaru pada bass, Damar Rohmawan pada kibor, Richardus Tweedianto pada gitar, serta Muhammad Ravi Sani sebagai vokalis.

Dengan visi yang sama, mereka membawa misi untuk kembali menghidupkan rock di industri musik Indonesia melalui pendekatan yang relevan dengan generasi hari ini. (nto)
 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.