TRIBUNMATARAMAN.COM, TULUNGAGUNG - 82 anak muda generasi Z mengikuti Soekarno Leadership Camp di Taman Cakra Surya, Desa Bungur, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Tulungagung.
Acara ini digagas DPC PDI Perjuangan Tulungagung untuk memperkenalkan politik kepada kalangan anak muda.
Soekarno Leadership Camp dilaksanakan 2 hari, Sabtu (27/12/2025) dan Minggu (28/12/2025).
“Intinya kami membuka selebar-lebarnya partai ini terhadap generasi muda Gen Z dan Gen Alpha nantinya ya. Itu nanti yang menentukan bangsa ini ke depan seperti apa,” jelas Ketua DPC PDI Perjuangan Tulungagung, Erma Susanti.
Saat pembukaan diketahui, mayoritas peserta tidak suka politik, dan tidak suka para partai politik.
Menurut Erma, kondisi itu gambaran Gen Z di Tulungagung, dan juga secara nasional.
Kondisi ini mengkhawatirkan karena politik jauh dari kehidupan anak muda, padahal semua tergantung pada politik.
“Bahkan nasib mereka ke depan sangat ditentukan dengan politik, sehingga jika mereka tidak kritis, tidak mau memahami politik dan juga menggunakan politik untuk kepentingan mereka, maka mereka tidak bisa menentukan masa depan,” tegasnya.
Baca juga: Anggaran DBHCHT Kabupaten Trenggalek Anjlok Hampir Separo, Sektor Kesehatan Tetap Jadi Prioritas
Soekarno leadership camp ini mengenalkan gagasan-gagasan Bung Karno, sekaligus bahwa sejarah selalu dipimpin oleh anak muda, baik nasional atau skala global.
Kegiatan ini memastikan anak muda tidak jauh dari politik, sebab anak-anak muda ke depan yang akan menentukan.
Soekarno dipilih karena gagasannya tentang Pancasila yang menyatukan Indonesia, menyatukan mimpi mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
“Gagasan utama pada saat itu adalah menentang segala ketidakadilan, menentang segala penjajahan, dan itu memang diakui oleh seluruh bangsa,” ucapnya.
Dalam kesempatan ini, Erma juga meluncurkan Ruang Muda PDI Perjuangan Tulungagung.
Lewar Ruang Muda, DPC PDI Perjuangan membuka seluas-luasnya kantor mereka untuk anak muda berdiskusi, menggagas kegiatan-kegiatan kas anak muda.
“Kami memberi dukungan agar bisa menggandeng sebanyak mungkin Gen Z dan memberikan nilai tambah bagi mereka itu,” pungkasnya.
Salah satu pengisi materi Soekarno Leadership Camp adalah Seno Bagaskoro, politisi muda PDI Perjuangan yang juga termasuk Gen Z.
Menurutnya, ekspresi politik Gen Z saat ini berbeda casing dibanding generasi sebelumnya.
“Teman-teman Gen Z punya kecurigaan terhadap politik, ekspresinya sangat tampak. Tetapi saya kok ragu mereka itu sebetulnya sama sekali anti politik,” ucapnya.
Lanjutnya, Gen Z mendapatkan paparan informasi yang luar biasa, digitalisasi, informasi yang tersebar luas.
Gen Z punya keresahan-keresahan sendiri lebih cenderung pada yang berbasis isu.
Soekarno Leadership Camp ini menjadi jembatan kecurigaan anak muda pada politik dan parpol.
“Ini langkah progresif menurut saya, di mana kedua belah pihak ini bisa saling bicara tanpa cinta merasa bertepuk sebelah tangan. Yang muda bisa langsung mendengar dari para pelaku praktisi politik, para politisi bisa langsung mendengar apa yang diresahkan oleh generasi muda,” tuturnya.
Di tengah ketidakpastian global, sangat relevan untuk menggali kembali pemikiran-pemikiran Bung Karno yang melampaui zaman.
Menurut Seno, Bung Karno tidak hanya memimpin Indonesia, tetapi memimpin dunia dengan kekuatan gagasannya yang melampaui zaman.
Negara-negara Asia, Afrika bahkan mendapatkan gagasan merdeka itu setelah menghadiri Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955.
“Artinya bangsa kita pernah memimpin dunia dengan gagasan yang itu digerakkan oleh kekuatan anak-anak muda. Nah, hari ini sebetulnya adalah momentum yang paling tepat untuk mengulang itu dengan nilai-nilai baru generasi Z,” pungkasnya.
(David Yohanes/TribunMataraman.com)
Editor : Sri Wahyunik